20

4.3K 572 50
                                    

Suzy berdiri didepan jendela kamar dengan mengenakan dress tidur bewarna putih sepanjang lutut, rambutnya dibiarkan terurai, sedangkan kedua tangannya saling menyilang didepan dada. Mata bulat itu memandang kearah langit-langit malam yang menurunkan salju dengan derasnya. Kehadiran Naeun di Bluzt tadi siang masih mengusik pikirannya. Kenyataan bahwa mantan isteri Myungsoo berkunjung di Bluzt, dan lelaki itu tidak menceritakan apapun kepadanya sore tadi membuatnya marah. Ia kesal dan Suzy tak mungkin bertanya kepada Myungsoo ada perlu apa Naeun ke Bluzt. Harga dirinya masih cukup tinggi untuk berterus terang jika dirinya tidak menyukai kehadiran mantan isteri Myungsoo di Korea.

"CEO Kim sedang ada di ruangannya. Temannya, model asal Italy berkunjung ke Bluzt, nyonya Suzy." Begitulah yang diucapkan sekretaris Myungsoo pada Suzy lewat sambungan telepon, saat ia bertanya apakah Myungsoo ada di Bluzt karena pesannya sama sekali belum di balas, dan lelaki itu berjanji akan menyusulnya ke sekolah untuk makan siang bersama. Degup jantung saat mendengar kata-kata dari sekretaris Myungsoo masih terasa sampai sekarang. Ada perasaan yang tak bisa dijelaskan ketika mendengar penuturan itu.

Kedua manik mata coklat milik Suzy masih menatap butiran salju yang turun di luar saat merasakan ada tangan yang memeluknya dari belakang dan juga hembusan napas di lekuk lehernya.

Myungsoo mengencangkan pelukannya, lalu menghirup napas dalam-dalam, "Kau tidak menyalakan penghangatnya?" Keningnya berkerut ketika merasakan tubuh Suzy yang dingin.

"Kurasa Aku tadi asyik memandangi salju turun hingga lupa jika belum menyalakan penghangatnya." Balas Suzy dengan suara tenang.

Kening Myungsoo masih mengernyit tidak suka, lalu melepas pelukannya. Lelaki itu berjalan kearah ranjang mereka, mengambil selimut wol bewarna cokelat tua dengan emboss bunga-bunga dan melingkupi tubuh Suzy menggunakan selimut hangat itu hingga leher. Suzy mengamati Myungsoo dari dekat, tetapi ntah kenapa rasa kesal di hatinya malah semakin menjadi. She doesn't know why, tapi untuk pertama kalinya melihat sosok Myungsoo dari dekat membuat Suzy kesal. Ditambah, Myungsoo sama sekali tidak mengatakan apapun akan kedatangan Son Naeun ke Bluzt. Lelaki itu hanya berkata jika ia tidak bisa makan siang bersama Suzy dan menyuruh Suzy mengajak Jo untuk menemaninya makan.

Myungsoo menaikkan kedua alisnya menyadari ekspresi Suzy yang berbeda, ia bertanya, "Suzy, ada apa? Kau masih kedinginan?" Tanyanya. Kedua tangan Myungsoo bergerak untuk menangkup kedua pipi Suzy, namun ditepis oleh wanita itu. Myungsoo mengernyit bingung.

Suzy melangkah mundur, matanya menatap Myungsoo dan ia menghela napas, "Aku ingin tidur." Ucap Suzy dengan suara pelan. Dijalankannya tungkai jenjang miliknya kearah ranjang dengan selimut yang masih melingkupinya.

"Waeyo?" Myungsoo menahan pergelangan tangan Suzy. Ada yang berbeda dari cara Suzy memperlakukannya malam ini, itu yang ia rasakan.

Suzy melirik pergelangan tangan kanannya yang di cekal suaminya dengan mengatupkan rahang selama beberapa detik, lalu berujar, "Aniyo, Aku hanya mengantuk." Ia mencoba menarik tangannya, namun tidak berhasil.

"Apa aku membuatmu kesal?"

Ya. Ucap gadis batin Suzy.

"Tidak."

Myungsoo menatap Suzy lamat-lamat. Ditariknya Suzy mendekat hingga tubuh mereka saling berbenturan, tangannya bergerak meraup pipi wanitanya, "Katakan apa yang membuatmu kesal padaku, Suzy?"

You are a jerk! I hate you! Gadis batin Suzy berteriak.

"Tidak ada, mungkin karena aku sedang lelah saja seharian ini."

Myungsoo mendesah, kemudian pandangannya meredup ketika matanya memandang bibir ranum Suzy, "I want to kiss you..." Kepalanya menunduk, bibirnya mencari bibir ranum Suzy untuk mengecupnya, ketika ia hampir mencapainya, Suzy memalingkan wajah.

AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang