10

4.3K 566 49
                                    

Ini memalukan!

Bisa-bisanya ia kepergok seorang anak kecil sedang berada dipangkuan laki-laki yang notabane nya adalah ayah dari anak kecil tersebut? Suzy merutuk dirinya.

"Saem sakit?" Tanya Hana polos.

Suzy mengerjapkan mata. "Ha-aa?"

Apa maksudnya Hana bertanya seperti itu kepadanya? Dari sekian banyak pertanyaan, kenapa gadis kecil itu malah bertanya apakah dirinya sakit begitu? Suzy mengernyit. Namun, karena tidak mendapatkan clue apapun, wanita itu lalu menggeleng pelan sambil melirik Myungsoo yang bisa-bisa nya duduk santai tanpa rasa malu sedikitpun.

"Tidak..." Suara Suzy serak, lalu ia berdeham sebelum melanjutkan kalimatnya, "Kenapa kau bertanya begitu, Hana?"

Hana memandangi Suzy dengan seksama sebelum bergumam, "Ayah selalu menggendong dan memangku Hana ketika sedang sakit..."

Oh my god.

Suzy mengusap tengkuknya, "A-ah... Tidak, saem—"

"Appa tadi sedang minum, Hana." Myungsoo mendahului. Mengucapkan kalimatnya dengan santai, "Appa haus, dan saem mu memberikan sesuatu untuk menghilangkan haus."

Suzy terbelalak.

Ini gila. Myungsoo gila. Dengan gerakan secepat kilat wanita itu menolehkan kepalanya kearah Myungsoo yang...oh my god! Dia tersenyum?

"Aku tidak mengerti Appa..." gumam Hana.

Suzy geleng-geleng kepala, lalu dengan cepat berkata, "Bukan! Saem tadi tidak sengaja tersandung saat hendak mengambilkan air minum untuk Ayah Hana."

Suara Suzy agak naik saat mengatakan kebohongan itu. Benar-benar alasan yang aneh, tapi siapa juga yang bisa berfikir secara rasional saat ditempatkan diposisi ini, heh?

Kemudian, dering ponsel Suzy yang kembali berbunyi membuat Hana segera berjalan mendekat dan memberikan ponsel milik Suzy yang sejak tadi di pegangnya kepada si pemiliknya. Suzy menerima ponsel itu, lalu matanya melihat siapa yang memanggil.

Jantung Suzy berpacu kembali dengan ritme yang berbeda dibarengi dengan senyuman kecil diwajahnya. Senyuman yang membuat Myungsoo mengernyit tidak senang. Ia tahu siapa si penelpon itu dan ia tidak menyukai kenyataan bahwa Suzy senang karena ditelepon oleh orang itu.

"Oh, sayang!" Respon Suzy saat setelah wanita itu menggeser ikon hijau dilayar ponselnya.

Mendengar itu, Myungsoo mengetatkan rahangnya. Suzy adalah miliknya. Dan, senyuman itu hanya diperuntukan untuknya.

***

"Lelaki Amerika mu akan kemari?" Jo bertumpu dagu sambil memerhatikan Suzy yang masih fokus dengan buku-buku di depannya.

Keduanya berada di Salon langganan mereka sejak satu setengah jam yang lalu. Lebih tepatnya, Jo menemani Suzy mencuci rambut dan medi pedi. Yeah, walaupun Jo juga melakukan medi pedi pada kuku nya yang menyebabkan sebagian pelanggan baru disana melihatinya dengan sorot tertawa. Sedangkan para karyawan di salon itu sudah begitu kenal dengan Suzy dan Jo karena kedua orang itu merupakan pelanggan tetap disana.

Suzy mengangguk sambil bergumam, "Mm-Hm,"

Jo memusatkan matanya pada kuku-kuku tangannya yang sedang ditangani oleh karyawan salon dan bersuara dengan mendesah kecewa, "Sungguh timing yang tidak tepat..."

"Apa maksudmu?" Suzy mengerutkan keningnya.

"Yeah, kau dan lelaki manly itu kan baru saja menjalin hubungan panas—"

AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang