Jalanan sudah semakin sepi, pun dengan beberapa street foods yang sudah mulai tutup, termasuk kedai makanan yang kini hanya tinggal menunggu satu pelanggan untuk pergi saja. Sang pemilik kedai bahkan sudah berkali-kali bilang kalau sudah akan ditutup, namun pelanggan itu nampaknya tidak memerdulikan.
"Ahjumma, aku minta sebotol soju lagi!" Ujar si pelanggan itu sambil menggoyang-goyangkan gelas soju nya.
Wanita paruh baya yang di panggil Ahjumma itu menghela napas, berjalan menghampiri si wanita dengan kedua tangan yang masih memegang sekotak daging mentah, "Nona, kedai kami sudah tutup. Apa kau tidak berniat menelpon kekasihmu agar ia menyusulmu?" Tanyanya.
Mendengar hal itu, Suzy lantas menaruh dengan lemah gelas soju yang di pegangnya ke atas meja. Ia mendesah, "Soju. Aku... ingin... soju..."
"Nona, kau harus segera menelpon seseorang untuk menjem--" kata-kata Ahjumma itu terhenti saat melihat seseorang masuk kedalam tenda, "Maaf, kami sudah tutup." Ucapnya pada lelaki berkemeja putih dengan lengan tergulung hingga ke siku.
"Aku kemari untuk menyusul kekasihku." Lelaki itu tersenyum. Lalu, mendekat. Setelah menaruh beberapa lembar uang di atas meja, ia pamit mengatakan terima kasih, dan membawa serta Suzy dalam rangkulannya.
"Aigoo, anak muda jaman sekarang hanya bisa bertengkar saja." Ahjumma itu geleng-geleng sambir memerhatikan sepasang pria dan wanita itu keluar dari tenda kedai nya. Satu tangannya yang tidak memegang apapun, mengambil uang yang berada diatas meja itu, lalu meminta sang suami untuk membantunya membersihkan tempat yang tadi di duduki oleh Suzy.
***
Sinar rembulan berpadu dengan cahaya lampu jalanan menghasilkan cahaya yang terang temaram pada malam yang semakin mengelam. Myungsoo memberhentikan mobilnya di pinggiran jalan karena suara tangisan di sampingnya yang tak kunjung mereda.
"K-kenapa kau menghentikan mobilnya?" Ucap Suzy sambil sesegukan. Kedua pipi Suzy basah akibat air mata yang terus mengalir, dan sekarang matanya terasa berat akibat sembab.
"Apa yang terjadi?" Alih-alih menjawab, Myungsoo malah bertanya tentang apa yang membuat wanita itu sampai menangis seperti ini.
Sebenarnya, bukan kesengajaan mengapa bisa Myungsoo menyusul Suzy di kedai itu. Lelaki itu baru saja akan pulang dari kantor, dan ketika mobilnya melintasi jalanan itu ia melihat mobil Suzy yang terparkir di pinggir jalan. Myungsoo menyuruh supirnya untuk menunggu dan keluar mengecek keadaan mobil itu, namun tidak ada orang. Ketika ia akan menghubungi si pemilik mobil, Myungsoo mendengar suara Suzy dari dalam kedai di pinggir jalan yang tidak jauh dari mobil itu terparkir.
Suzy terdiam. Kedua mata sembab itu sibuk memandangi kuku-kuku tangannya sendiri, membuat Myungsoo kembali bertanya, "Jiyong memarahimu?" Tebaknya.
Dan, Suzy menggeleng sebagai jawaban.
"Jadi, Kenapa kau menangis seperti ini, Suzy?"
Suzy masih terdiam menunduk, ia mengigit bibirnya untuk meredam tangis yang mungkin akan mengucur kembali, namun ia butuh seseorang untuk bercerita. Jadi, akhirnya kepala yang menunduk itu perlahan mendongak, dan kedua mata sembab itu langsung bertatapan dengan mata tajam Myungsoo. Pandangan mata sembab di tambah sinar dari lampu mobil yang remang-remang itu sungguh mengganggunya, namun ditahan Myungsoo agar dirinya tidak langsung memeluk wanita yang saat ini sedang bersamanya itu. Dengan mengepalkan kesepuluh jemarinya meredam rasa, Myungsoo kembali bersuara, "Katakan padaku, Suzy."
Kemudian, air mata itu kembali turun seiring dengan suara Suzy yang bergetar kala menceritakan apa yang terjadi dengan kisah cintanya itu, "Sejong... Ia memutuskan hubungan kami. Apa yang harus kulakukan... Dia mengatakan kalau aku bukan lagi prioritasnya... Katanya... Katanya tempatku telah di gantikan... Aku... Ternyata hanya aku yang berjuang, Myungsoo-ah... Eottokae..." Isak tangis menjadi musik dalam penjelasan itu. Suzy kembali mengingat apa yang dikatakan Sejong kepadanya tadi dan itu membuatnya semakin tidak bisa menahan kesedihannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER
FanfictionMemiliki hidup yang indah, Karir yang sesuai dengan passion nya, Sahabat yang super cerewet dan juga, kekasih hati. Kekasih yang sering dikatakan oleh sahabatnya sebagai 'lelaki Amerika' Suzy. Namun, siapa sangka jika orang tua dan kakak Suzy begitu...