16

4.4K 583 39
                                    

"Ibu, aku tidak mengerti bagaimana cara menghitung ini." Hana, menunjukan buku latihan soal matematika nya kepada Suzy dengan wajah menekuk.

Setelah resmi menyandang marga Kim di belakang nama, kehidupan Suzy juga otomatis berubah. Berbagai kegiatan baru digelutinya setiap hari sejak ke pindahannya dirumah mewah milik Myungsoo, termasuk seperti sekarang, mengajari Hana pelajaran setiap malamnya. Yeah, diluar kegiatan di dapur, tentu saja. Daripada harus membuat dapur rumah mereka kebakaran, lebih baik Suzy menyerahkan makanan dan minuman mereka kepada kepala pelayan yang memang sudah lama dipekerjakan oleh Myungsoo.

Suzy mendekat, matanya melihat soal yang ditunjuki gadis kecil itu barusan, kemudian tersenyum dan dengan sabar menerangkan dan mengajari Hana bagaimana cara menghitung yang lebih mudah. Suzy sangat menyukai kegiatan barunya ini, ternyata kehidupan setelah menikah tidak begitu buruk--diluar sikap agresif Myungsoo--tentu saja. Selebihnya, Suzy bisa menangani semuanya.

Myungsoo memerhatikan Suzy yang sedang mengajari puteri kecilnya daribalik laptop. Banyak pekerjaan yang harus diurusnya sebelum cuti untuk mengambil bulan madu bersama Suzy minggu depan. Tapi, ini seimbang. Sudut bibir Myungsoo otomatis naik keatas, mengingat apa yang akan didapatkan lelaki itu nanti pada saat bulan madu mereka nanti.

"Hana, Ayah sudah menelpon nenekmu supaya menjemputmu besok di sekolah." Ucap Myungsoo. Matanya menatap kearah Hana dan Suzy yang sedang duduk di karpet sambil menyandar di sofa yang menghadap ke televisi.

"Kenapa kau menyuruh Ibu menjemput Hana? Biasanya juga Hana pulang bersamaku, Myungsoo."

"Kau lupa minggu depan kita akan honeymoon ke Spain?"

Suzy menghela napas, tentu saja ia tidak lupa. Tapi... oh my god, itu bahkan masih lima hari lagi. Kenapa Myungsoo menyuruh Hana menginap dirumah Ibunya dari sekarang. Dia memang sulit dimengerti... Batin Suzy.

"Arraso, appa." Diluar dugaan Hana malah terlihat senang. Hal itu membuat Suzy sedikit bingung, "Hana lebih senang menginap bersama nenek ketimbang Ibu?" Tanya Suzy dengan kening mengerut.

Mata bulat Hana yang bersinar polos itu menatap Suzy yang kini resmi menjadi Ibunya itu dengan senang, "Aniyo," Hana menggeleng, lalu meletakkan pensil yang dipegangnya untuk menulis diatas bukunya sambil melanjutkan, "Kata Nenek, jika Hana ingin punya adik cepat, Hana tidak boleh merengek ikut ke Spain dan harus menurut tinggal sementara bersama Nenek." Tuturnya polos.

Astaga, di pikirnya hanya Myungsoo saja yang gila, ternyata Ibu mertuanya sama saja dengan sang suami. Bagaimana bisa mereka mengatakan hal semacam itu kepada anak kecil polos seperti Hana? Aigoo...

"Aku saja yang mengantar Hana besok." Kata Suzy. Membuat kening Myungsoo mengerut, "Kau serius?"

Suzy mengangguk, "Mm-Hm," kemudian matanya beralih menatap Hana, "Hana maukan kalau Ibu yang mengantar Hana besok ke rumah Nenek?"

Dengan senyum semringah di wajah polosnya, Hana mengangguk semangat.

***


"Istri dan Anakku sudah berangkat?" Tanya Myungsoo kepada asisten Baek dengan kedua mata tetap tertuju pada lembaran kertas di depannya. Kepalanya pusing dalam seminggu ini melaksanakan empat kali rapat, yang biasanya hanya dilakukan empat kali dalam sebulan.

"Belum. Mereka sedang berada di Resto bersama teman baiknya Ny. Suzy, sajang-nim."

Keningnya berkerut, kemudian mata tajam Myungsoo beralih menatap asistennya, "Teman baik Suzy?"

Sang Asisten mengangguk. "Ne. Laki-laki yang datang ke pesta pernikahan anda."

Myungsoo langsung mengingat Jo. Kepalanya mengangguk, lalu kembali menatap lembaran kertas yang di kutatnya tadi.

AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang