21

3.8K 569 70
                                    

Suzy tersenyum tatkala gadis kecil yang sedang menaiki childrens carousel di Lotte World Adventure. Sedangkan, Suzy berdiri menungguinya di bagian luar pagar, ia balas melambaikan tangannya dengan senyuman terukir dibibir ketika Hana berseru, "Ibu!" dengan riang. Namun, senyuman yang terukir i bibirnya menghilang seiring ia mendengar suara lain yang berasal dari wanita disampingnya bergumam kecil, tapi bisa didengarnya karena ucapan wanita itu memang sepertinya ditunjukan untuknya,

"Kau terlihat akrab dengan anakku."

Anakku... Wanita itu bahkan menekankan kata anakku. Seolah-olah agar Suzy sadar jika gadis kecil yang memanggil Suzy dengan sebutan Ibu itu adalah putri kandung wanita itu. Bukan, Suzy.

Tubuhnya menegang, senyumannya surut dalam beberapa detik yang terlewatkan Suzy merasa dunia didepannya berhenti berputar. Aktifitas didepannya seolah berhenti dalam kedipan mata. Ia menolehkan kepalanya kepada seseorang yang mengeluarkan satu kata yang membuat bungkam itu, memerhatikan wajah yang terbingkai kacamata hitam itu dari sisi kiri. Son Naeun, bahkan menggumamkan kalimat itu dengan tanpa menoleh kearah Suzy, tapi wanita itu membiarkan Suzy untuk mendengar apa yang ia katakan. Entah karena Naeun merasa mata Suzy sedang menatapnya, ia menoleh. Plus, dengan senyuman yang terukir diwajahnya.

"Aku iri denganmu, Suzy." Ucap Naeun dengan suara rendah. Matanya kembali menatan childrens carousel di depan mereka. "Aku tidak sempat membesarkan dan mendidik Hana selama ini. Aku tahu Aku egois, tapi aku begitu menyesali hal itu."

Suzy termangu sesaat. Matanya masih menatap model asal Italy itu dari samping, "Kau yang meninggalkan mereka, Naeun-ssi." Kalimat itulah yang akhirnya keluar dari mulut Suzy. Keningnya sampai mengernyit kala mengatakan hal itu, Suzy heran kenapa Naeun baru menyesali apa yang dia korbankan setelah sekian lama.

Naeun menoleh. Namun, Suzy tidak bisa melihat kedalam matanya karena kacamata hitam masih bertengger diwajah itu. Sebagai gantinya, senyum miring Naeun lah yang dilihatnya. Naeun bersuara, "Myungsoo pasti sudah mengarang cerita sehingga kau luluh padanya, ya. Aku tahu, kau dan Myungsoo dulu bersahabat, bukan?"

Suzy mengangguk sekaligus bingung.

Naeun melibat kedua tangannya didepan dada, "Aku hanya mengatakan pada Myungsoo untuk menungguku sebentar lagi, namun dia malah pergi dengan membawa anak kami bersamanya." Naeun menatap Suzy dari balik kacamata yang membingkai wajahnya itu lamat-lamat, lalu kembali berucap, "Dan, Myungsoo pasti mengatakan padamu bahwa dia menikah denganku karena perjodohan..." Itu bukan jenis pertanyaan, namun sebuah pernyataan. Ada nada ironis dalam suara Naeun barusan. Lalu, ia melepas kacamata dari wajahnya dan menatap Suzy kembali, "Kau pikir akan ada Hana, jika pernikahan kami dilakukan hanya atas perjodohan dan keterpaksaan?"

Suzy sepenuhnya membeku. Bibir Suzy memucat dan Naeun menyadari hal itu. Apa yang dikatakannya itu benar, bahwa pernikahan mereka bukan karena perjodohkan belaka. Walaupun memang awalnya karena hal itu, namun disamping itu, ia dan Myungsoo saling mencintai. Meskipun ia sempat pergi karena karir dan menyetujui perceraian, namun Naeun selalu tahu apa yang dilakukan Myungsoo, dirinya berharap agar kelak bisa bersatu dan memperbaiki kembali apa yang telah rusak ketika karirnya di dunia Model sudah diatas awan, namun kini yang didapat ialah kenyataan jika Myungsoo sudah menikah lagi.

"Aku tidak bermaksud membuat kau bertengkar dan menilai buruk Myungsoo, Suzy-ssi. Aku kesini hanya ingin meminta bantuanmu karena aku lihat kau sangat menyayangi Hana..."

"Apa yang coba kau katakan, Naeun-ssi?" Tanya Suzy pelan, Kedua tangannya saling meremas didepan.

"Kau pasti tahu bagaimana bahagianya Hana jika ia bisa bersatu dengan Ayah dan Ibu kandungnya. Bukankah hal semacam itulah yang anak kecil butuhkan, Suzy-ssi?" Naeun tersenyum.

AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang