13

4.3K 587 56
                                    

"Jadi, kenapa adik perempuanku ini sudah berada bersama laki-laki di hari yang masih terlalu pagi begini?"

Adalah suara pertama milik Jiyong yang didengar Suzy saat 'sidak' mendadak hari ini.

Suzy menunduk, melirik Myungsoo melalui ekor matanya dengan kesal, dan kekesalannya semakin bertambah saat melihat Myungsoo dengan posisi duduk yang begitu santai seperti tidak habis melakukan dosa apapun.

"Suzy, Oppa sedang bertanya kepadamu." Kata Jiyong dengan nada berwibawa.

Suzy tidak henti-hentinya menyumpahi Myungsoo karena dengan seenaknya mengangkat panggilan Jiyong tadi. Bahkan ketika ia marah, Myungsoo malah dengan santainya bilang, 'Aku pikir itu penting, makanya aku mengangkatnya.' Kepadanya tadi.

Dengan ragu Suzy mengangkat kepalanya, "Aku tidak menginap dan tidur bersama dia, Oppa."

Jiyong menaikkan alisnya, "Oppa tidak bertanya kau menginap atau tidak."

Dengan spontan Suzy menggerutu. Karena terlalu takut dengan aura yang dipancarkan Jiyong sekarang, otaknya jadi sulit berpikir dan membuatnya semakin terpojok. Suzy menyikut Myungsoo yang berada disampingnya sampai lelaki itu menoleh, kemudian memberikan kode-kode agar Myungsoo membantunya mengelak.

Setidaknya, lelaki itu harus membela diri juga karena sebabnyalah mereka di sidak begini.

Myungsoo mengangkat kedua alisnya, dirinya tentu saja memahami apa maksud Suzy karena nya ia tersenyum dan mengatakan sesuatu hal yang membuat Suzy menyesal telah mempercayai Myungsoo dengan menyuruh laki-laki itu berbicara.

"Dia bermalam di tempatku karena seharian Suzy menemaniku bekerja." Tukas Myungsoo.

"Tunggu, tunggu, aku tidak mengerti. Myungsoo, apa maksudnya ini?" Kening Jiyong mengernyit.

"Adikmu tertidur dan aku membawanya pulang." Jawab Myungsoo.

"Kenapa kau membawa adikku pulang ke tempatmu?"

"Dia yang tidak mau ke apartemennya, teman."

"Tidak!" Suzy menggeleng, "Myungsoo bohong, oppa." Ucapnya. Sebenarnya saat di kamar mandi tadi Suzy tiba-tiba mengingat apa yang dikatakan dan dilakukannya kepada Myungsoo semalam. Namun, yang benar saja masa dia harus mengatakan kalau dia seperti itu bisa-bisa kakaknya menganggapnya sebagai...

"Aku tidak percaya adikku bisa seagresif itu."

Geez...

"Aku tidak begitu, oppa! Jadi, kau lebih memilih percaya dengan Myungsoo?" Suzy mencebik.

"Aku memercayai hal yang realistis."

Suzy melotot sebal, "Dan menurut oppa, apa yang diucapkan dia," Suzy melirik kearah Myungsoo, "Adalah hal yang realistis?"

Jiyong mengangguk. "Bisa jadi, Kau bisa saja sengaja menggoda Myungsoo karena tidak ada pilihan lain sebagai kandidat untuk di kenalkan kepadaku." Kata Jiyong dengan santai, "Tapi, walaupun aku setuju kau mendekati Myungsoo, tetap saja cara yang kau pakai ini salah, Suzy. Ibu mungkin akan menangis jika tau anak perempuannya bermalam dengan laki-laki."

"Aku tidak melakukan hal aneh apapun!"

"Aku tidak bilang kau melakukan hal aneh, Suzy."

Suzy cemberut.

Kemudian Jiyong melirik jam besar yang menggantung di dinding sekilas, "Aku harus kembali kerumah besar. Lisa ada disana." Ucapnya, sebelum pergi Jiyong kembali menatap Suzy dan Myungsoo begantian, "Pembicaraan kita belum selesai, kita bisa membahas kelanjutannya pada acara makan malam hari Sabtu nanti. Dan kau, adik tersayangku, kau harus menemani Lisa ketika aku sedang bekerja. Arra?"

AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang