Part 11

2.7K 127 0
                                    

-Rabu, 23 November 2016-

Guru kesiswaan sekaligus pembina pengurus osis berulang tahun. Jauh dari dalam hati Rara, ini adalah momen berkesan karena kami semua mempersiapkan semuanya dengan matang.

"Fadil sama Rara nanti ngambil kue ya" Ujar Kak Tio menghampiri kami

Kami pun berseru dengan penuh semangat, "Siap kak!"

"Jadi kita mau gimana?" Tanya Kak Tio mulai menyusun rencana

"Gini aja, nanti kan kelas gue jam pertama olahraga, nah kebetulan gurunya Pak Winar, saat itu juga ngasih surpise nya " Sahut Kak Gita

"Terus kak?" Tanya Indah

"Kalian tiba tiba dateng aja ke lapangan, rame rame, nanyain soal almamater" Lanjut Kak Gita

"Ngga curiga kak?" Tanya Fadil mengerutkan dahinya

"Beberapa anak aja yang nanya, sisanya di gerbang, nanti Tio yang megang kue nya" Lanjut Kak Gita yang menjelaskan sangat detail. Kami pun hanya mendengarkan semua penjelasan Kak Gita

"Saya sih oke aja kak" Sahut farizi dengan tawa kecilnya

"Kalau kaya gitu, gue ketauan lah bawa kue" Ujar Kak Tio

"Apaan si Ti" Kak Gita menanggapi Kak Tio dengan nada sedikit nge-gas, "Kan tadi gue bilang, yang lain nutupin lu" Lanjutnya

"Ngga terlalu mencolok kak? Masa kita jalan dempet dempetan" Sahut Al

"Ya kan dibagi, beberapa anak mengelilingi Pak Winar, sisanya nutupin si Tio" Jawab Kak Gita

"Yaudah, lanjut" Ujar Kak Yudha menutup diskusi berkepanjangan, "Kue nya udah saya ambil semalem, sekarang ada di ibu kantin" Lanjut Kak Yudha menatap Rara dan Fadil bergantian

Kak Tio pun mempersiapkan kue, sementara kami menyiapkan mental yang cukup untuk menghadapi Pak Winar.
Pak Winar merupakan salah satu sosok guru killer di sekolah kami, tapi jauh dari itu, kami sangat menyayangi beliau. Di balik sifat galaknya, oh tidak, tegas. Beliau lah yang paling peduli dengan para siswanya, mulai dari nilai hingga hubungan percintaan mereka.
Sebenarnya, Pak Winar sendiri sosok yang baik hati, hanya saja, beberapa siswa menilainya salah fatal.
And, dear Pak Winar, kami menyayangi bapak lebih dari hitungan angka, banyaknya detik jam, dan semua hal yang bisa terhitung.

"Nanti Rara, Fadil, Indah yang pertama ke Pak Winar" Usul Kak Wahyu

Rara pun melirik Kak Wahyu dengan segenap penolakan, "Kenapa ngga di ganti jadi Fadil, Farizi, Kirana"

"Setuju!" Seru Farizi menyikap usul Rara

"Baru deh nanti saya sama Indah" Lanjut Rara

Semua pun hanya diam mengiyakan rencana ini, "Btw, Kak Tio kenapa lama banget ya" Ujar Tia yang sejak tadi memperhatikan arloji nya

"Samperin sana" Usul Kirana mengedepankan dagunya

Risma dan Tia pun bergegas menyusul Kak Tio, "Jangan sampe ketauan!" Teriak Indah dengan suara cemprengnya

"Ketauan apa?" Tanya seorang pria dengan suara berat khas miliknya.

Suara ini sangat familiar bagi semua siswa di sekolah kami. Siapa? Pak Winar! Indah pun menutupi mulutnya dengan jemarinya

"Ini sudah bel, waktunya masuk!" Ujar Pak Winar tegas memperhatikan kami, "Kalian ini bagaimana" Lanjutnya

"Ada yang bisa di bantu pak?" Tanya Lala yang melihat semua barang bawaan Pak Winar

Pak Winar pun tersenyum kepada kami. Melihat senyumnya adalah anugrah terindah untuk kami, "Ngga usah, saya ada jam di lapangan, saya kesana dulu" Ujarnya tersenyum semangat, "Kalian jangan lupa masuk kelas" Lanjutnya yang langsung pergi meninggalkan kami

Masa SMP { REVISI 1.1 }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang