PART 2. WHY

210 10 0
                                    

"Aku mendapatkan pekerjaan di Home Flowers Kak" Kata Anna kepada Aurora seraya melangkahkan kaki mereka diatas kubin-kubin koridor kampus. Sejak kedua orang tua Anna meninggal 2 tahun yang lalu, Anna sudah terbiasa mencari uang sendiri. Ia bekerja bahkan tidak kenal waktu, terkadang dalam sehari Anna memiliki 2 pekerjaan sekaligus ditempat yang berbeda. Aurora ingin sekali membantu perekonomian Anna, tapi memikirkan perekonomian keluarganya saja sudah cukup sulit.

"Dimana tuh?"

"Pas banget disamping Secret Hospital"

"Ooo... Gitu. Ya udah, hati-hati aja Na. Jaga kesehatan. Kali ini cukup satu pekerjaan ya, kan lo kuliah"

"Iya Kak"

"Oke, gue duluan ya. Udah telat tiga menit gue. Byee" Aurora pun berlalu bergegas mengambil arah langkah yang berbeda dengan Anna. Memilih jalur kiri, dimana manusia yang berkutat dengan dunia perkonomian berada.

Benar saja, sesampainya Aurora didepan kelas, Aurora melihat sudah ada seorang Dosen yang tengah mengajar dikelasnya saat itu. Mana Dosennya Ibu Daisy lagi, Ibunya Adhitya. Kira-kira beliau tersinggung atau tidak ya, dengan teriakan Aurora kemarin?

Tok... Tok... Selaras Aurora mengetuk pintu yang tampak tertutup setengah itu. Ibu Daisy dan semua Mahasiswa yang berada di dalam kelas pun lantas saja melirik kearah Aurora, membuat Aurora sontak saja menelan ludahnya yang terasa hambar itu.

"Maaf Bu, saya terlambat. Apa saya boleh masuk?" Tanya Aurora gaguk.

"Kamu yang kemarin ya?" Ujar Ibu Daisy, lagi-lagi membuat semua Mahasiswa di dalam kelas kembali menatap Aurora. Bagaimana tidak? Mereka semua tahu, kalau Ibu Daisy adalah Ibunya Adhitya si cowok populer. Mereka pasti bertanya-tanya? Ada hubungan apa diantara Aurora dan Ibunya Adhitya? Kenapa Ibunya Adhitya terlihat sangat akrab sekali dengan Aurora?

"Iya... Iya, silahkan masuk"

"Makasih Bu" Ucap Aurora. Sejenak menghela pelan nafasnya, Aurora pun kemudian memantapkan batinnya untuk berjalan setenang mungkin, berusaha mengusir semua sorot mata tanya yang sejak tadi telah menghampirinya.

"Kita lanjut ya" Ujar Ibu Daisy lembut, setelah memastikan Aurora telah mengambil duduk nyamannya. Sepertinya ia tipikal Dosen yang sangat baik dan menjadi favorit para Mahasiswa Kampus Merpati.

**********

Di perpustakaan besar milik Universitas Merpati...

Perpustakaan Kampus Merpati memang terbilang besar dan luas. Mungkin bisa menampung 500 Mahasiswa dan jutaan buku. Untuk pertama kalinya Anna masuk ke perpustakan ini, ia memilih duduknya tepat didekat jendela yang menampilkan indahnya pemandangan taman depan kampus Merpati

Matanya pun berkeliaran, menyusuri setiap ornamen yang terlukis di dinding perpustakaan. "Menarik", itulah kata hati Anna. Tapi matanya terhenti saat melihat pria berbahu lebar bersandar ditulang rak buku perpustakaan. Pria itu... Varron, yang terlihat sedang asyik membaca buku bertema Psikologi. Anna sepintas saja terpaku menatap Varron. Entah kenapa, tiba-tiba saja matanya ingin terus saja memandangi pria berwajah dingin itu?

Seperti tersadar akan ada seseorang yang memandanginya, Varron pun seketika saja menoleh kearah dimana Anna berada. Sorot mata Varron yang tajam dan ekspresi dinginnya sukses membuat Anna tersentak dan cepat-cepat membuang jauh pandangannya ke buku yang ia pilih untuk dibacanya siang itu.

Varron pun tampak berlalu melangkahkan kakinya seraya membawa buku yang tadinya ia baca. Tapi... Langkah tenang Varron itu, entah kenapa seakan berhasil membuat jantung Anna berdegup sangat kencang? Sesekali Anna menghela nafasnya dan tetap mempertahankan titik fokusnya ke buku.

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang