"Mama" Panggil Venus saat Ibunya baru saja keluar dari kamar tidurnya. Mama Luna sudah terlihat siap dengan pakaian rapi warna hitam yang biasa ia kenakan.
"Ada apa?" Tanya Mama Luna.
"Besok di taman kota puncaknya hari bunga Ma. Mmm... Kita kesana yok Ma" Ajak Venus penuh harap. Mama Luna sejenak terdiam menatap sendu anak bungsunya itu.
"Kamu pergi sama Kakak kamu aja ya. Mama besok sibuk..."
"Mama selalu bilang begitu. Ayolah Ma... Venus janji, kita disana enggak akan lama"
"Venus, tolong mengerti Mama nak. Kamu kan sudah besar sekarang. Oke..." Ujar Mama Luna. Venus pun hanya bisa menghela sendu nafasnya, air matanya tiba-tiba saja mengalir. Ada kegusaran disorot mata Mama Luna, tapi ia menampiknya.
**********
Hari ini langit benar-benar cerah, tanda-tanda akan turunnya hujan sepertinya sangat jauh dari penglihatan. Ya... Berharap cuaca hari ini setenang sekarang, hingga membuat semua rencana Venus tidak akan batal jadinya.
"Lo enak udah beli bunga Na. Nah gue, gue kan belum. Yok temenin gue ke toko bunga" Ajak Aurora kepada Anna yang terlihat tengah menikmati makan siangnya di kantin kampus.
"Iya... Iya, habisin dulu makanannya, baru kita ke toko bunga Kak"
"Oke-oke..."
Tak hanya Anna dan Aurora, Adhitya dan Varron pun juga tampak pergi bersama membeli bunga. Mereka membeli bunga di Muse Mall, pusat perbelanjaan milik keluarganya Adhitya. Kenapa disini? Ya... Jawabannya, tentu saja agar mendapatkan diskon. Secara, Adhitya kan anak atasan mereka. Bisalah...
"Gue beli bunga melati ah untuk Aurora" Tungkas Adhitya sesaat meraih setangkai bunga melati putih, Varron hanya meliriknya sejenak lalu kembali sibuk memilah beberapa bunga gardenia.
"Anna itu sama kayak bokap lo Ron, suka dandelion. Bedanya, bokap lo suka bunganya, Anna suka benihnya. Nah... Gue saranin, mendingan lo kasih dia bunga plastik aja. Kalau mau yang asli... ya, jangan berharap tuh bunga masih utuh nantinya" Nasihat Adhitya tiba-tiba, namun Varron tak berniat untuk menggubrisnya. Varron hanya termenung sebentar dan kemudian berlalu melangkahkan kakinya menuju kasir yang lantas saja membuat Adhitya geleng-geleng kepala melihat sikap acuh sahabatnya itu.
**********
Waktu masih menunjukkan pukul 2 siang, masih ada waktu 3 jam lagi menuju pukul 5 sore. Mungkin hari ini akan menjadi hari bahagia bagi mereka, para penyandang disabilitas, karena hari ini untuk pertama kalinya mereka memiliki pula sebuah hari spesial.
"Ayo, Non harus izin dulu sama Papa Non" Ujar Bi Iyah saat mendorong kursi roda Venus mendekati bed hospital Ayahnya. Venus pun sejenak melirik Bi Iyah yang meyakini dirinya bahwa ia harus melakukannya. Venus pun berlalu menatap teduh Ayahnya itu seraya membawa senyum surganya.
"Pa, boleh ya Venus nanti sore pergi sama Kak Varron ke taman kota? Papa enggak perlu khawatir, Kak Varron pasti jagain Venus dan Papa enggak usah takut sendirian, ada Bi Iyah kok yang menemani Papa. Iya kan Bi?" Ujar Venus kembali melirik Bi Iyah, Bi Iyah pun mengangguk pasti. Mata Bi Iyah tampak berbinar, mungkin ia merasa terharu dengan sikap polos anak asuhnya itu.
**********
"Jadi Kakak pilih bunga apa?" Tanya Anna sesaat mereka sudah berada disalah satu toko bunga.
"Rencananya gue itu mau beli bunga gardenia kayak lo. Tapi... Enggak mungkin lah ya kita samaan. Ya udah deh, gue pilih bunga mawar aja" Pikir Aurora memutuskan. "Na... Ternyata Venus mirip banget ya sama Varron" Ujar Aurora lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA
Teen FictionAda kisah yang harus diceritakan, ada hati yang harus diungkapkan. Andai hidup bisa memilih, maka siapa yang tak ingin memiliki kisah hidup yang bahagia? Dunia ini memang menegangkan, tapi teki-teki Tuhan lah yang lebih menegangkan.