Matahari pagi menerangi dunia, pertanda sebuah kisah akan diukir kembali. Mungkin berbeda dengan hari kemarin, atau masih sama seperti hari kemarin. Tuhan tidak akan memberitahumu tentang apa yang akan terjadi, persiapkan saja dirimu. Katakan kepada Dunia, hei... Ayo lawan aku.
**********
"Anna..." Seru Ben seketika saja menerobos ruang rawat Anna, ia membawa seorang wanita disampingnya. Ah... Apa mungkin dia Zoura? Calon istrinya Ben?
"Kak Ben. Tahu dari siapa?" Tanya Anna seraya mengerutkan dahinya.
"Varron" Jawab Ben singkat. Anna pun lantas berlalu melirik dingin Varron. Haha... Untuk kali pertamanya Varron menerima tatapan dingin dari orang lain. "Udah, bukan waktunya untuk membahas hal itu. Keadaan kamu gimana sekarang?" Tanya Ben lanjut.
"Udah mendingan kok Kak. Jangan khawatir gitu"
"Syukur deh. Kakak itu dengar kabar dari Varron langsung berangkat kesini, tahu enggak. Nih Zoura, sampe maksa Kakak mau ikutan juga. Kenalan dulu dong, ini calon istrinya Kakak Na" Ujar Ben berlalu memperkenalkan gadis berlesung pipi itu kepada Anna. Anna pun tampak tersenyum manis menyapa Zoura, begitu juga Zoura sebaliknya.
"Kalau lo Ron. Ah... Enggak perlu kenalan lagi ya?"
"Apa kabar Kak?" Sapa hangat Varron kepada Zoura.
"Sehat Ron. Kemana Adhitya?" Tanya Zoura Hangat pula.
"Enggak tahu juga. Sejak semalam aku sudah berada disini"
"Ya jelas ya, kamu kan pacarnya sekarang" Canda Zoura membuat Varron hanya terlihat menganggukkan sopan kepalanya.
"Ehng... Kakak sama Kak Zoura mendingan duduk aja dulu. Atau enggak cari sarapan dulu, pasti belum sempat makan apa-apa kan karena khawatirin aku?" Timpal Anna.
"Iyalah, kamu itu benar-benar buat Kakak khawatir. Awas aja ya, kalau kamu sakit kayak gini lagi" Peringat Ben keras membuat Anna dan Zoura tampak tersenyum manis mendengarnya.
"Ya udah, kita cari sarapan dulu ya. Ron, jagain Adik Kakak" Akhir Ben, Varron pun menganggukkan kepalanya kembali.
Ben dan Zoura pun lantas berlalu melangkah keluar dari ruang rawat Anna. Sejenak menghela lega nafasnya, kedatangan Aurora yang tiba-tiba saja menangis dan berlalu memeluk Anna seketika saja mengagetkan Ben dan Zoura. Anna terbelalak kaget pula kearah Varron, begitu juga Varron yang ikut-ikutan termenung didalam raut wajah penuh tanyanya.
"Aku keluar" Ujar Varron melalui bisiknya, Anna pun tampak menganggukkan kepalanya. Varron pun berlalu melangkahkan kakinya mengajak Ben dan pula Zoura. Varron hanya tak ingin, Ben terbawa emosi melihat kesedihan Adiknya itu. Setelah pintu ruang rawat kembali ditutup, Anna pun berlalu menepuk-nepuk hangat punggung sepupunya itu, "Kakak kenapa?" Tanya Anna pelan, sebisa mungkin tidak membuat Aurora kian bersedih saja hatinya.
"Lo, baik-baik aja kan Na?" Tanya Aurora selaras melepas pelukannya.
"Iya Kak, aku baik-baik aja. Kakak kenapa?" Tanya Anna kembali, karena ia tahu ada sesuatu hal yang aneh dengan sepupunya itu.
Sejenak menghela nafasnya, Aurora pun lantas berkata, "Gue putus dari Adhitya"
"Putus? Kenapa?" Kaget Anna tak percaya.
Aurora pun mulai menceritakan semua peristiwa yang terjadi kemarin kepada Anna. Bahkan ia bercerita bersamaan dengan air matanya yang terus-terusan saja menetes deras, membuat Anna beberapa kali harus menyeka air mata Aurora itu. Hems... Aurora, kalau bakalan tahu sesakit itu, kenapa harus mengucapkan kata putus?
Varron, Ben dan Zoura yang juga mendengar semua cerita miris Aurora dari balik pintu pun nampak turut membisu. Ingin rasanya Ben masuk ke dalam dan memarahi Adiknya yang kenapa harus menangis, padahal dirinya sendirilah yang memberikan keputusan?
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA
Teen FictionAda kisah yang harus diceritakan, ada hati yang harus diungkapkan. Andai hidup bisa memilih, maka siapa yang tak ingin memiliki kisah hidup yang bahagia? Dunia ini memang menegangkan, tapi teki-teki Tuhan lah yang lebih menegangkan.