Masih didalam keheningan, Adhitya menunggu dengan cemas jawaban dari Aurora. Adhitya sadar kalau Aurora sangat membencinya, ya... Mungkin karena sikap gombalnya itu. Tapi mau bagaimana lagi, Adhitya memang tipikal pria seperti itu.
"Oke, gue bener-bener kaget lo nyatain perasaan lo hari ini. Tapi harus sekarang ya gue jawabnya?" Ujar Aurora akhirnya bersuara pula.
"Ra... Gue bukan tipikal orang yang sabar menunggu. Kalau memang lo nolak gue, enggak pa-pa. Gue udah siap kok, karena gue tahu lo benci banget sama gue yang suka gombalin lo dan akhirnya selalu buat lo kesel" Ungkap Adhitya apa adanya.
Entah apa yang tengah bergejolak dihati dan dipikiran Aurora sekarang? Ia hanya kembali terdiam didalam kebisuannya, hingga membuat Adhitya kian gusar saja karenanya. Namun sejenak menghela nafasnya, Aurora pun lantas berkata, "Ya udah" Tungkas Aurora kali ini membuat Adhitya lah yang tampak tertegun.
"Ya udah gimana Ra?" Tanya Adhitya tak mengerti.
"Ya udah, gue terima lo" Tutur Aurora mengulang selaras melengkapi kata-katanya.
Lucunya Adhitya, yang tadinya tampak terdiam membisu seketika saja menarik damai senyum manisnya, "Yes" Seru Adhitya bersorak bahagia.
Betapa senangnya Adhitya malam ini, pengakuan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan kepada Aurora. Adhitya sangat bersyukur, nyatanya Aurora juga memiliki cinta untuknya selama ini. Tuhan memang baik, terhadap mereka yang juga baik kepada-Nya.
"Eits... Tapi ada syaratanya" Tahan Aurora sejenak membuat Adhitya termenung. "Gue enggak mau ya ubah panggil gue ke lo. Gue udah kebiasaan panggil lo gue. Enggak masalah kan?" Sambung Aurora menekankan.
"Oke, enggak masalah Ra. Asalkan lo jadi milik gue aja, itu udah buat gue berasa memiliki segalanya!!!" Konyol Adhitya berkata.
"Siapa juga milik lo? Kita ini belum nikah tahu!!!"
"Oh... Jadi lo mau gue nikahin cepet-cepet nih? Ya udah, ayo... Buruan kita ke KUA sekarang"
"Tuhkan mulai lagi gombalnya" Kesal Aurora.
"Hehe... Sorry" Tungkas Adhitya tersipu malu.
"Mmm... Ada satu lagi" Ungkap Aurora lagi, lantas membuat Adhitya mengerutkan dahinya.
"Apa?"
"Gue bukan tipe orang yang suka obral-obral cinta, lo bisakan jaga sikap lo didepan anak-anak kampus?"
"Jadi maksud lo kita pacarannya diem-diem aja, gitu?"
"Enggak juga sih. Ehng... Pokoknya jangan lebay-lebay deh pacarannya. Inget, kita ini udah dewasa" Terang Aurora, Adhitya pun mengangguk paham.
"Ya udah enggak pa-pa... Jadi sekarang kita resmi pacaran ya" Akhir Adhitya hendak memastikan, Aurora yang kini membawa senyum manisnya pun hanya tampak menganggukkan pelan kepalanya, membuat Adhitya kian lega saja melihatnya.
"Hems... Terima kasih Tuhan" Desit Adhitya didalam hatinya.
**********
Sedangkan ditempat lainnya, Varron masih tampak fokus mengemudikan kendaraannya di jalanan tenang menuju Kampus Merpati. Anna yang duduk tepat disampingnya pun, sejak tadi tampak hening pula seraya memanjakan matanya dengan memandangi keindahan malam jalanan kota.
Sejenak menghela nafasnya dan berlalu mengalihkan pandangannya ke Varron, Anna pun lantas melontarkan pertanyaannya, "Jadi, Kak Adhitya mau menyatakan perasaannya hari ini ke Kak Aurora?" Tanya Anna, namun Varron hanya tampak menganggukkan kepalanya.
Anna pun lantas berlalu menatap kembali jalanan kota, membiarkan keheningan memeluk erat dirinya. Anna mengerti, Anna paham, ia tidak akan mengutarakan begitu banyak pertanyaan kepada Varron yang nampak begitu lelah malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA
Teen FictionAda kisah yang harus diceritakan, ada hati yang harus diungkapkan. Andai hidup bisa memilih, maka siapa yang tak ingin memiliki kisah hidup yang bahagia? Dunia ini memang menegangkan, tapi teki-teki Tuhan lah yang lebih menegangkan.