"Anna..." Panggil Aurora saat membukakan pintu kamarnya untuk Anna yang baru saja pulang dari kampus siang itu. Aurora pun langsung memeluk erat sepupu satu-satunya yang ia miliki itu, matanya berbinar ada bias kerinduan dan rasa bersalah disana.
"Udah enggak pa-pa" Ujar Anna seraya menepuk-nepuk lembut punggung Aurora. Mereka pun melepas pelukan persaudaraan itu dan berjalan bersama menuju meja belajar mereka.
"Maaf, karena gue diemin lo semalem"
"Enggak Kak, Kakak enggak perlu minta maaf. Aku tahu Kakak butuh waktu untuk tenangin diri Kakak. Mmm... Sekarang gimana? Udah mendingan?"
"Iya, udah"
"Tadi aku sama Varron lihat Kakak sama Ibu Daisy" Jujur Anna membuat Aurora tampak kaget mendengarnya.
"Maaf ya Kak, kita dengar semuanya. Mmm... Tapi ada yang mau aku kasih tahu ke Kakak. Enggak tahu deh, Kakak bakalan tertarik apa enggak? Mmm... Varron kasih tahu aku dimana Kak Adhitya berada sekarang" Ungkap Anna seraya ia tatap lekat wajah tirus Aurora. Aurora memalingkan tatapannya kearah langit luas, Anna mengerti kalau Aurora sedang berada didalam kebimbingannya sekarang.
Aurora sebenarnya malas untuk menemui Adhitya, tapi disisi lain ia teringat dengan kecemasan Ibu Daisy yang mencari keberadaan Adhitya dan selain itu pula, karena Aurora juga ingin mempertanyakan, kenapa Adhitya cekcok dengan Ayahnya sendiri hanya demi membela harga dirinya? Dan menangis, kenapa Adhitya menitihkan air matanya? Apa... Apa sebegitu berartinya Aurora bagi Adhitya?
"Dimana dia?" Tanya Aurora memutuskan, Anna menghela lega nafasnya dan lantas tersenyum senang.
**********
Pagi ini matahari tampak lebih muram dari biasanya. Langit gelap yang didampingi dengan sayupnya angin membuat bumi terasa begitu dingin pula hari ini. Tanpa disadari... Gemericik hujan pun akhirnya mulai turun menghujani bumi, membasahi tanah yang membuat semua penghuninya akhirnya memilih untuk berteduh, bahkan sampai-sampai ada juga yang rela membatalkan semua janjinya. Hems... Bagaimana bisa hanya karena hujan semuanya gagal?
"Lo enggak ada jadwal kuliah hari ini Na?" Tanya Aurora kepada Anna yang terlihat mengenakan jaket tebalnya tapi tanpa membawa buku ataupun ransel yang biasa ia bawa untuk kuliah.
"Enggak ada Kak. Hari ini aku kerja dari pagi aja, jadi bisa pulang cepat"
"Tapi diluar hujannya deres banget loh Na" Ujar Aurora setelah mengintip keluar sejenak melalui jendela kamar. Anna pun sejenak terdiam, selaras ikut pula menatap keluar. Tapi, lantas saja ia membuyarkan lamunannya itu, yang hampir saja membelenggunya untuk tidak masuk kerja hari ini. "Enggak, bolos satu hari saja uang ku akan terbang jauh" Gumam Anna didalam hatinya.
"Aku pergi ya Kak, kalau Kakak mau pergi kuliah hati-hati ya"
"Lo tuh yang hati-hati Na"
"Iya... Bye..."
"Bye..." Anna pun berlalu keluar dari kamarnya, meninggalkan Aurora yang hanya bisa mengeleng-gelengkan heran kepalanya. Hems... Anna memang sejenis makhluk yang tidak mengerti larangan.
**********
Jam pun tanpa terasa berlalu sudah. Waktu telah menunjukkan pukul 10 pagi, tapi hujan yang turun tak kunjung redah juga. Hujan masih bebasnya saja mengguyur kota, ya... Mungkin bumi sudah memasuki musim penghujannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA
Teen FictionAda kisah yang harus diceritakan, ada hati yang harus diungkapkan. Andai hidup bisa memilih, maka siapa yang tak ingin memiliki kisah hidup yang bahagia? Dunia ini memang menegangkan, tapi teki-teki Tuhan lah yang lebih menegangkan.