"Selamat siang" Sapa Anna saat memasuki toko bunga, dimana tempatnya akan bekerja dan menghasilkan uang sekarang.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" Sambut seorang perempuan yang sepertinya memiliki usia yang tidak jauh dari usia Anna.
"Saya Anna Nasha Mba"
"Ooo... Pekerja baru ya?"
"Iya Mba"
"Langsung saja Mba, boss ada dikantornya"
"Dilantai 2 ya?"
"Iya"
"Makasih ya Mba"
"Iya..."
**********
Anna sejenak menghela nafasnya seraya menatap anak tangga toko yang bertingkat dengan rapinya. Ia pun mulai melangkahkan kakinya, membawa kepercayaan diri yang membuatnya siap untuk menghadapi siapapun.
Tok... Tok... Setelah ia sampai didepan sebuah pintu kayu berwarna coklat muda, Anna pun lantas mengetuk pelan pintu itu. "Masuk" Tiba-tiba saja terdengar suara seorang wanita yang berteriak dari dalam. Entahlah, didengar dari suaranya saja sepertinya dia seorang atasan yang baik.
"Selamat siang" Sapa Anna kembali, setelah berhasil membuka dengan tenang pintu ruang kerja pemilik dari toko bunga ini.
"Iya siang, silahkan masuk" Sahut seorang wanita paruh baya bername tag Ratih itu. Tubuhnya sedikit gemuk dengan rambut yang disanggul layaknya seorang guru. Anna menutup kembali pintunya dan berlalu melangkahkan kakinya mendekati meja kerja Ibu Ratih yang dihiasi dengan bunga gardenia.
"Saya Anna Bu"
"Ooo... Pekerja baru ya. Iya, silahkan duduk"
"Iya Bu. Makasih" Anna pun mengambil duduk nyamannya.
"Jadi, bisa kamu kerjanya mulai dari hari ini?" Tanya Ibu Ratih to the point.
"Bisa Bu. Ehng... Tapi saya anak kuliahan Bu, gimana ya mengatur jam kerjanya?"
"Gini aja, kita kan buka dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Kamu kerja selama 8 jam setiap satu hari. Terserah kamu mau jam berapa saja, asalkan hitungannya pas 8 jam"
"Beneran Bu? Tapi, nanti pekerja yang lain merasa tidak adil dengan saya Bu"
"Tenang... Mereka juga rata-rata anak kuliahan, dan cara kerja mereka juga seperti itu. Ibu mah ngerti dengan situasi anak kuliahan seperti kalian, gini-gini Ibu ini sarjanawati loh" Canda Ibu Ratih. Benar saja tebakan Anna, kalau nyatanya Ibu Ratih adalah seorang atasan yang baik. Lega rasanya Anna bisa bekerja ditempat yang senyaman ini.
"Ya sudah, kamu boleh bekerja. Ambil apron sama topi kamu diloker dekat toilet ya"
"Iya Bu, terima kasih. Saya permisi" Akhir Anna.
Berlalu melangkahkan kakinya meninggalkan ruang kerja Ibu Ratih, Anna pun lantas kemudian melesatkan cepat langkah kakinya menuju loker toko, meletakkan ranselnya dan berlalu mengenakan apron serta topi salur berwarna coklat tua dan coklat mudanya. Yap... Anna siap, Anna siap untuk bekerja mulai hari ini!!!
**********
"Varron... Adhitya..." Teriak seorang pria berkacamata kuda saat memanggil Varron dan Adhitya yang baru saja tiba diambang pintu lebar kantin, dan tentu saja sukses membuat semua mata tertuju kepada mereka. Adhitya berlalu melambaikan tangannya seraya memamerkan senyum manisnya yang khas, sedangkan Varron lagi-lagi menampilkan ekspresi datarnya. Sejenak ia menatap teman-temannya dan kemudian berlalu menatap keramaian disekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA
Teen FictionAda kisah yang harus diceritakan, ada hati yang harus diungkapkan. Andai hidup bisa memilih, maka siapa yang tak ingin memiliki kisah hidup yang bahagia? Dunia ini memang menegangkan, tapi teki-teki Tuhan lah yang lebih menegangkan.