PART 23. DESTINY

47 7 0
                                    

"Pokoknya aku ikut Kak" Ujar Anna kepada Aurora saat mereka tengah bersama didalam kamar asrama. Anna sudah mengetahui perihal siang ini, kalau Aurora akan menemui Gea. Sebagai saudara, Anna hanya tidak ingin terjadi apa-apa jika saja Aurora pergi menemui Gea sendirian.

"Udah sih Na, lo diem-diem aja di asrama. Lo kenal gue kan? Gue bisa kok jaga diri gue sendiri" Lawan Aurora meyakini.

"Enggak Kak. Kalau Kakak enggak mau ajak aku, itu berarti Kakak enggak boleh temuin dia"

"Kok lo gitu sih Na?"

"Kakak, kita disini cuma berdua. Kakak ingat pesan Ibu dan Ayah, kalau kita harus saling jaga. Ayolah Kak..." Paksa Anna membuat Aurora tampak menghela nafasnya. Ia menatap lekat Anna, bagaimana bisa ia mengajak Anna yang dulunya pernah sakit karena ulah Gea? Aurora tidak ingin peristiwa itu terulang lagi. Tapi Anna tetaplah Anna, seorang gadis perhatian yang dimana hatinya terlalu baik.

"Oke... Oke... Tapi lo diem aja ya dideket gue. Biar gue yang selesain urusan gue sama Gea" Putus Aurora walau terasa berat.

"Iya Kak"

**********

Anna dan Aurora pun pergi bersama sekitar pukul 12 kurang 20 menit menuju Cafe HD yang jaraknya membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai disana. Lucunya mereka yang tampak mengendap-endap agar tidak ketahuan Adhitya ataupun Varron yang mungkin saja sedang berdiri bersama disuatu tempat yang ada di Kampus Merpati.

Aurora benar-benar terlihat tenang hari ini. Ayolah ini untuk kedua kalinya Aurora berhadapan dengan Gea, untuk apa lagi ia harus memiliki ketakutan? Tapi betapa manisnya Anna yang tetap saja memberikan kekuatan kepada sepupunya itu. Aurora hanya tersenyum menerima sikap baik Anna itu.

Selang 10 menit kemudian, Anna dan Aurora pun sudah sampai didepan Cafe HD. Tidak terlalu ramai, sehingga sorot mata Aurora bisa langsung cepat menemui sosok bule yang sepertinya telah lama menunggu disalah satu meja yang letaknya tepat berada disudut cafe.

"Lo bawa bodyguard?" Tanya Gea sinis seraya melirik picik Anna.

"Ada urusan apa lo mau ketemu gue?" Tanya langsung Aurora dengan sorot mata dinginnya, tanpa berniat sedikitpun untuk menggubris pertanyaan Gea kepadanya.

"Duduk dulu, kayak enggak punya sopan santun aja" Tungkas Gea, Aurora tampak memutar malas matanya. Ia pun berlalu mengambil duduknya begitu juga Anna yang berhadapan langsung dengan Gea.

"Tuh, gue pesenin lo steak mahal. Jangan merendah diri didepan gue, lo cukup makan aja tuh steak. Lo mau juga enggak? Entar gue pesenin" Tanya Gea, lantas berlalu menunjuk kearah Anna.

"Enggak perlu! Makasih. Kita bisa bagi dua kok. Takutnya uang lo kehabisan, terus nangis-nagis deh lo minta uang ke bokap nyokap lo" Sela Aurora, sontak saja membuat Gea menampilkan raut murkanya.

"Ha... Sok tahu banget! Oke... Gue terima, kalau lo mikirnya gue begitu"

"Bisa langsung aja? Waktu gue udah banyak terbuang nih" Cecar Aurora, kembali membuat Gea naik darah. Gea pun tampak berlalu mengambil sesuatu dari dalam tas mahalnya, entahlah berapa harga tas itu? Tapi Aurora tidak ingin mengetahuinya, karena ia tahu itu bukan barang yang Gea beli dengan tetes keringatnya sendiri.

"Lo pacaran dengan Adhitya!!!" Ungkap Gea seraya melemparkan beberapa foto kearah meja Aurora. Foto-foto yang memotret kebersamaan Aurora dengan Adhitya kemarin.

Aurora murka? Tentu saja, sudah kedua kali ini Gea seenaknya saja mengganggu kehidupan pribadi Aurora. Andai Anna tidak langsung menggenggam erat tangan Aurora, mungkin Aurora sudah melayangkan tinjunya ke muka Gea.

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang