Kalian harus memahami, manusia introvert seperti dirinya. Ia diam, bukan berarti ia tidak bisa bercanda. Ia dingin bukan berarti ia sombong. Ia hanya tidak ingin salah bersikap, itu saja.
**********
Waktu telah menunjukkan pukul 12.30, bersama dengan derupan angin dan teriknya matahari Varron menyandarkan tubuhnya dipintu mobil SUV miliknya, menjemput Anna yang masih mengambil jam kerjanya di Home Flowers.
Beberapa menit kemudian tubuh jenjang Anna pun sudah nampak terlihat. Langkahnya sejenak tertegun, sesaat menyadari pakaian yang ia dan Varron kenakan hari ini memiliki kesamaan, ya... Mereka sama-sama mengenakan jaket jeans berwarna dongker.
Percayalah, Anna dan Varron tidak memiliki janji untuk mengenakan outfit yang sama hari ini. Mungkin saja karena hati mereka sudah benar-benar menyatu sekarang. Anna pun lantas kembali melanjutkan langkah kakinya seraya melengkungkan senyum manisnya, menghampiri pria dingin yang nyatanya telah menjadi kekasihnya itu.
"Udah siap?" Tanya Varron seakan memastikan kepada Anna bahwa ia harus benar-benar siap untuk kencan pertama mereka hari ini.
Anna yang memilih membisu, hanya tampak menganggukkan ringan kepalanya. Varron pun lantas berlalu membukakan pintu kursi penumpangnya untuk Anna. Kalian harus tahu, jantung Anna berdegup sangat cepat saat itu. "Makasih" Ucap Anna tersipu malu, kemudian berlalu melangkahkan tubuhnya ke dalam mobil Varron.
Setelah memastikan pintu tempat Anna duduk tertutup dengan sempurna, Varron pun melanjutkan langkahnya menuju kursi kemudinya. Mesin mobil pun mulai dinyalakan, ya... Waktunya untuk pergi berkencan.
**********
Entah kemana Varron akan mengajak Anna berkencan? Anna hanya diam, tampak berniat untuk menanyakannya, "Kemana pun tak masalah, asalkan kita bersama-sama hari ini" Ya... Mungkin seperti itulah bisik batin hati Varron dan Anna.
Tak berapa lama, Varron pun tampak menghentikan laju mobilnya. Tepatnya disebuah taman yang siang itu lumayan ramai, terlihat pasangan muda-mudi berjalan bersama pula disana. Entah hanya sekadar berteman, atau memiliki hubungan romansa seperti mereka, yang pasti yang Anna dan Varron lihat mereka nampak tengah berbahagia.
"Taman ini bernama taman together. Identiknya disini, banyak pedagang yang berjualan. Ada penjual makanan, aksesoris, mmm... Pokoknya masih banyak lagi. Dulu aku sering sekali kesini" Cerita Varron singkat seraya ia langkahkan kakinya bersama dengan Anna dijalanan indah taman itu, yang memang benar tepat disisi kanan serta kirinya terlihat para pedagang yang sibuk menjual dan mempromosikan barang-barang mereka.
Namun entah kenapa, Anna seketika saja melirik gaguk Varron, setelah mendengar perkataan Varron bahwa dulu ia sangat sering mengunjungi tempat ini, "Bersama siapa? Apa bersama kekasihnya dulu?" Tanya Anna bergumam didalam hatinya. Haha... Sepertinya Anna cemburu.
"Sama pacar kamu yang dulu ya?" Tanya Anna memberanikan diri membawa wajah polosnya, hingga membuat Varron tersenyum manis melihatnya.
"Kamu pasti tidak akan percaya ini. Kalau aku bilang, bahwa aku belum pernah berpacaran sebelumnya" Ungkap Varron apa adanya. Anna pun seketika saja menghentikan langkahnya, membuat Varron ikut pula menghentikan langkahnya dan kemudian berlalu menatap lekat Anna.
"Dulu aku sering mengunjungi tempat ini bersama Papa dan Mama ku" Ujar Varron, menyambung perkataannya. Sorot pandang mata Anna pun kini nampak berubah sendu. Hems... Anna benar-benar menyesal, seharusnya Anna tidak perlu mempertanyakan hal sepele seperti ini, hingga memancing jawaban ini keluar dari mulut Varron.
"Maaf..." Tutur Anna merasa bersalah
"Enggak, kamu enggak harus meminta maaf kepada ku seperti itu. Aku yang mengajakmu kemari, itu berarti aku sendiri yang ingin mengenang kebersamaan ku dengan keluarga ku. Ayo... Kita lanjut jalan lagi" Ajak Varron, mereka pun kembali melangkahkan kaki mereka dengan damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA
Teen FictionAda kisah yang harus diceritakan, ada hati yang harus diungkapkan. Andai hidup bisa memilih, maka siapa yang tak ingin memiliki kisah hidup yang bahagia? Dunia ini memang menegangkan, tapi teki-teki Tuhan lah yang lebih menegangkan.