"Terus aja dengan wajah datar lo, terus aja dengan wajah robot lo. Entar lo bakalan repot sendiri dengan hati lo!!!" Gerutuk halus Adhitya yang ternyata sejak tadi berdiri di balkon lantai empat kamar asramanya seraya menatap Varron yang benar saja membawa wajah tanpa ekspresinya, saat mendapati Anna dan Adhira duduk berduaan di taman asrama malam itu.
Tapi Varron tiba-tiba saja menoleh keatas, haha... Sepertinya ia menyadari keberadaan Adhitya yang sedang mengumpat untuknya sekarang. Lucunya, Adhitya yang berlalu mengelilingi wajahnya dengan jari telunjuknya yang mengisyaratkan 'Muka', lalu berlanjut menunjuk kearah robot flashnya yang mengartikan 'robot' dan berakhir dengan mengacungkan jari jempolnya ke bawah yang jelas saja menghina Varron sebagai 'loser'. Varron tak membalasnya, ia lagi-lagi hanya menatap Adhitya dengan ekspresi dingin nan tajamnya. "Hems... Varron-Varron, kayak batu lo!" Desit Adhitya didalam hatinya.
**********
"Hallo Kak Ben. Enggak kok, aku belum mengantuk sekarang. Ehng... Gimana persiapan pernikahan Kakak?" Tanya Aurora saat menelepon Kakaknya.
"Kakak sih, mintanya dua bulan ke depan. Susahlah Kak melakukan persiapan nikah secepat itu. Untung aja dapat restu kan, kalau enggak gimana coba... Hayooo?" Ujar Aurora lanjut Kali ini tangannya terlihat sibuk memainkan boneka anjing coklatnya.
"Ya udah-ya udah, salam untuk Kak Zoura ya. Jaga diri Kakak disana, belum sah kan? Hahaha" Goda Aurora, membuat Kakaknya ikut terkekeh diseberang telepon.
"Bye... Bye..." Telepon pun berakhir, Aurora tampak menarik ringan senyumnya dan kemudian berlalu memeluk erat boneka anjingnya itu.
**********
Pagi pun kembali, menyapa semua makhluk hidup yang bersiap untuk menggerakkan kembali kuas bertakhtakan tintanya diatas lembaran baru riwayat hidupnya. Pagi ini taman Kampus Merpati sudah terlihat ramai, ya... Hari ini pembukaan stan karya mahasiswa Kampus Merpati.
Setiap setahun sekali Kampus Merpati menyelenggarakan bazar, dimana mahasiswa Merpati berhak menjual dan membeli barang-barang ciptaan mahasiswa Kampus Merpati. Pak Rektor bilang, "Banggakan dulu karya kampus kita, biar kampus lain pada ikutan. Di contoh tambah bagus dong, biar mereka bilang 'Ya... Kita terinspirasi dari Universitas Merpati'. Bangga toh, kalau dibilang begitu?"
"Maaf, permisi" Sapa seseorang membuat Aurora lantas memutar arah tubuhnya ke belakang.
"Iya" Jawab Aurora hangat. "Oh, lo Adhira kan anak transferan Sastra?" Seru Aurora saat mengingat sosok Adhira yang kini berdiri dihadapannya itu.
"Iya, tahu darimana?" Sahut Adhira membawa senyum hangatnya pula.
"Adhitya sama Anna, mereka cerita ke gue. Ehng... Kenalin, gue Aurora Nana. Lo bisa panggil gue Aurora"
"Aurora. Iya... Kak Adhitya udah kasih tahu gue kok, siapa nama lo"
"Oh... Gitu. Mmm... Ada apa ya?"
"Gini. Gue denger dari temen-temen kampus, lo buka stan lukisan ya? Ehng... Gue titip lukisan di stan lo, bisa?"
"Bisa kok, ehng... Mana lukisan lo?" Tungkas Aurora, Adhira pun tampak langsung membuka sarung berwarna putih yang sejak tadi menutupi lukisannya itu. Gambar pemandangan yang indah, benar-benar membuat Aurora tampak terpana, matanya berbinar-binar. Entahlah, apa Aurora memang menyukai lukisan Adhira atau memang matanya akan selalu berbinar disetiap saat ia melihat sebuah lukisan?
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA
Teen FictionAda kisah yang harus diceritakan, ada hati yang harus diungkapkan. Andai hidup bisa memilih, maka siapa yang tak ingin memiliki kisah hidup yang bahagia? Dunia ini memang menegangkan, tapi teki-teki Tuhan lah yang lebih menegangkan.