"Kakak, permisi" Ujar Venus kepada seorang pegawai wanita saat ia mendatangi Home Flowers. Venus nampaknya tidak sedang bersama Bi Iyah, mungkin Bi Iyah menunggu diluar atau tidak didalam mobil.
"Iya, ada apa Dik?" Tanya balik wanita bername tag Adinda itu. Wajahnya terlihat muda, walaupun kelihatannya ia sudah berumur.
"Kak Anna, ada enggak ya?"
"Ooh... Anna, ehng... Dia belum datang" Ujar Adinda. Ya... Memang tak tampak sosok Anna disana, yang ada hanya seorang pegawai wanita lainnya mungkin masih berusia belia.
"iya, terima kasih ya Kak" Ucap Venus.
"Tunggu..." Seru Adinda kembali, seketika saja mengurungkan niat Venus yang hendak memutar balik kursi rodanya. "Nah... Itu dia Anna" Lanjut Adinda berkata, sesaat ia melihat sosok Anna yang baru saja tiba diatas kubin Home Flowers. Anna seketika pula menghentikan langkahnya, ketika ia menyadari keberadaan Venus yang kini memutar kursi rodanya untuk melihat kedatangannya itu.
"Hai... Venus" Senyum manis Anna seketika saja tercentang diraut wajah innocentnya, membuat siapa saja yang melihatnya akan ikut tersenyum juga karenanya.
Anna pun lantas berjalan riang menghampiri Venus, lalu kemudian mengambil jongkoknya dan dengan gemasnya langsung saja mencubiti kedua pipi Venus yang tembam itu. "Kenapa mencari Kakak?" Lanjut Anna bertanya.
"Sebenarnya aku mau mengajak Kakak bermain. Tapi... Sepertinya Kakak harus bekerja. Ehng... Nanti saja Kak, nanti aku kesini lagi" Terang Venus lantas menggenggam kembali kedua roda kursi rodanya.
"Venus..." Panggil Anna seketika saja menghentikan gerak tangan Venus yang sudah hampir saja menggerakkan kursi rodanya. "Ayo kita bermain. Mmm... Kak Adinda aku izin dulu enggak pa-pa ya?" Tungkas Anna meminta izin kepada Adinda.
Sejenak menguntai senyum dewasanya, Adinda pun lantas berkata, "Iya enggak pa-pa Na, lagian ada Belle juga yang menemani ku disini" Ungkap Adinda, Anna pun lantas melirik Belle yang tampak dari kejauhan tengah melambaikan tangannya.
"Makasih Kak. Ayo Venus..." Ajak Anna berlalu mendorong pelan kursi roda Venus menuju pintu keluar toko. Bersamaan dengan itu pula Belle si gadis belia mendekati Adinda yang tengah kembali asyik menata pot-pot bunga mawarnya.
"Bukannya gadis kecil itu, anak dari pemilik rumah sakit Secret ya?" Tanya Belle membawa raut herannya.
"Iya. Ya... mungkin Anna mengenal dekat keluarganya?" Jawab Adinda berspekulasi seadanya.
"Relasi Kak Anna boleh juga ya. Mmm... Aku pernah sekali melihat anak tertua dari pemilik rumah sakit Secret itu. Dia pria yang sangat tampan. Kalau aku tidak salah, namanya Varron. Hems... Apa jangan-jangan Kak Anna berpacaran dengan anak tertua pemilik rumah sakit Secret itu? Jika benar, beruntung sekali Kak Anna" Celoteh Belle panjang lebar, membuat Adinda yang mendengarnya hanya tampak menarik damai senyum manisnya.
"Sudahlah, jangan mengurusi kehidupan orang lain. Kita nyatanya tidak mengetahui, apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka kan? Lebih baik kita bekerja lagi saja, yang harus kamu urusi sekarang adalah bunga-bunga ditoko ini. Mengerti..."
"Iya... Iya..." Akhir Belle lantas berlalu melakukan kembali pekerjaannya, begitu pula dengan Adinda.
**********
Disiang yang tidak terlalu terik itu. Bersamaan dengan deruhan angin sejuk, Anna terlihat mengajak Venus bermain disebuah taman bermain yang saat itu tidak terlalu banyak orang disana. Hanya ada segerombolan anak-anak sekitar perumahan yang sedang asyik bermain bersama disana.
Keheningan pun sejenak terjadi disaat Anna menatap Venus yang nampak termenung menatap para anak-anak yang mungkin sebaya dengannya bermain riang disana. Mereka memanjat, saling kejar-mengejar dan bermain pasir bersama. Hems... Anna tahu, Venus juga ingin melakukan itu. Tapi kelumpuhannya sudah benar-benar membatasi sebagian ruang geraknya, membatasi segala keinginan Venus yang hanya akan menjadi sebuah harapan semu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA
Teen FictionAda kisah yang harus diceritakan, ada hati yang harus diungkapkan. Andai hidup bisa memilih, maka siapa yang tak ingin memiliki kisah hidup yang bahagia? Dunia ini memang menegangkan, tapi teki-teki Tuhan lah yang lebih menegangkan.