다행히다 😊

1.4K 174 4
                                    

Aku menghampiri oppaku dengan langkah kecil dan kepala ditundukkan, sungguh entah kenapa aku lebih takut pada oppaku dibanding ayahku.

"Mwo?" Tanyaku pelan pelan.

"Lo mau kemana ? Ga biasanya pergi bareng cowo"

"Eo? Gue ada urusan bentar gaakan apa apa ko" oppaku jadi mengalihkan pandangannya pada hanbin.

"Sini lo" hanbinpun menghampiri dengan langkah takut - takut.

"Gue nitip ade gue jangan lo apa - apain, awas kalo sampe ada baret dikit gue pites lo" ah, lega rasanya. Untung oppa tak melarangku pergi dengan hanbin sepertinya ia mengerti karena sekarang aku sudah besar dan bisa menjaga diri.

"Gomawo oppa, na kandaa" aku menarik hanbin untuk pergi dari sana.

Kini aku sedang duduk berhadapan dengan hanbin. Aku terus menatapnya dan mengamati wajahnya, maksudku siapa tahu aku ingat sesuatu.

"Lo segitu terpesonanya sama gue?" Aku terus mengamati wajahnya mengingat ingat tapi aku tak ingat apapun.

"Bin lo emang pernah temenan sama gue? Maksud gue pas SD atau TK gituu"

"Temen?" Aku bergumam dan menganggukan kepalaku.

"Mana mau gue temenan sama lo" aku mencebikkan bibirku dan meminum lemonade yang sedari tadi hanya aku aduk. Sepertinya memang bukan hanbin teman yang dimaksud eomma, tapi entah kenapa firasatku berkata bahwa itu hanbin.

"Gue maunya jadi pacar lo"

"Eo?" Tenggorokanku tiba - tiba saja tak bisa menelan lemonade yang ku minum.

"Lo budek beneran ya ros?" Hanbin mengambil tissue dan mengelapkannya pada mulutku.

Bukannya aku budek tapi hanya ingin memastikan bahwa apa yang dikatakannya sinkron dengan apa yang ku dengar.

"Jangan becanda lo" aku kembali mengaduk lemonade ku, padahal kalian tahu kan lemonade sama sekali tak perlu diaduk berlebihan seperti itu.

"Gue ga becanda" deg, jantungku seperti dihentakkan sekaligus

"Narang sagwillae?" Dan kupu - kupu sepertinya telah beterbangan diperutku mengisi seluruh ruang kosong disana. Tubuhku melemah dan kini sedotan yang sedari tadi kupengang terlepas dengan sendirinya. Mataku bergetar seperti ingin menangis tapi bukan, kali ini bukan!

Hanbin tiba - tiba menopangkan sikutnya di meja, dan menangkup pipiku dengan tangan dinginnya. Darahku berdesir sangat cepat, sungguh aku tak pernah diperlakukan seperti saat ini meski banyak yang ingin, tapi aku selalu menolaknya bahkan untuk mendekat sekalipun. Tapi entah mengapa sekarang aku tak bisa menolaknya, apa secepat ini kau jatuh cinta Rosseane?

"Pipilo kayanya udah mau meledak, jadi gue dinginin" oh god, kenapa ada lelaki seperti hanbin? Maksudku.. ah entah lah aku bahkan tak bisa menjelaskannya.

Hanbin menatap lurus mataku seakan ingin menghipnotisku.

"Iya, gue temen SD lo. Udahkan? Lo cuma mau tau itu doang?" Hanbin melepaskan tangannya dari pipiku dan beranjak dari kursi.

"Ayo pulang" ajaknya. Ia meraih tanganku dan menariknya untuk berjalan bersebelahan.

"Lepasin ga! Orang - orang ngeliatin, hanbiinn" aku mencoba melepaskan tangannya tapi tak bisa, ah sudah lah tak ada gunanya aku melawan.

Outrageous || Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang