Hanbin senang. Pacarnya dan orang tuanya berhubungan baik. Tapi senangnya hanya sekejap. Melihat pacarnya jatuh pingsan di pangkuan rivalnya membuatnya menggerutu sendiri.
Memang tidak ada yang salah dalam perkara ini. Semua hanya masalah waktu. Ia marah karena timing yang sangat tidak tepat.
-
"Pergi dari sini hanbin" singkat. Sangat jelas. Rosenya tidak menginginkan keberadaan hanbin. Berat hatinya memang, yang seharusnya ia menemaninya sampai sembuh. Namun niatnya di tolak mentah mentah oleh rose.
Dengan bahu lemas ia pulang ke rumahnya. Pikirannya kusut seperti bola benang, ia tak mengerti. Kenapa? Kenapa tiba tiba? Hanya tidak habis pikir saja.
-
"Yeey oppa pulang" teriak hanbyul riang dan langsung lari ingin memeluk oppa nya itu. Tapi tidak seperti biasanya, hanbin menolak pelukannya dan langsung ke kamar. Keduanya sangat dekat memang, dan kelakuannya yang seperti ini membuat bingung seisi rumah.
Ia menghempaskan tubuh nya ke kasur dan berpikir keras tentang kejadian tadi 'kenapa?'
-
Lagi lagi. Hanbyul datang menghampiri hanbin yang sedang tidak ingin di ganggu.
"Oppa.. ayo temenin maen" ajaknya sambil menggoyang goyangkan lengan oppanya itu. Hanbin bergeming.
"Ko diem terus si dari tadi.. ayoooo" rengeknya.
"Ngga. Maennya ga sekarang" jawab hanbin.
"Ayo ga!" Hanbyul tidak ingin kalah. Terpaksa hanbin harus menurutinya.
Mood sedang tidak baik seperti sekarang ini malah diajak main masak masakan. Demi hanbyul.
"Oppa pegang bonekanya yang bener dong dia kan lagi makan" ucap hanbyul menuntut. Hanbin hanya menurutinya.
Hanbin itu lagi hilang energi, makanya ga bisa senyum dan fokus sama yang di depannya.
"Nana haus ya? Bentar ya hanbyul bawain minum" ia berlari ke kulkas mengambilkan susu sapi untuk bonekanya, nana.
"Oppa! hanbyul boleh minum ini juga kan?" Tanyanya riang. Hanbin hanya mengangguk. Yang harusnya susu itu diberikan pada nana, berakhir pada sang empunya boneka. Hanbyul meminumnya sampai habis. Ia bermain lagi dengan bonekanya nana. Tidak lama dari itu
"Aw" rengek hanbyul. Ia memegang perutnya yang mulai terasa sakit. Tapi hanbin masih dengan lamunannya.
"Hanbin!" Lamunannya buyar karena teriakan mamanya. Ia menoleh. Dan baru sadar hanbyul nya meminum susu sapi. Dia alergi.
Ia panik. Tak tau harus bagaimana.
"Ambil air putih" mamanya langsung gendong hanbyul dan dibaringkannya di kursi.
Hanbin datang dengan segelas air putih di tangannya.
"Kamu tuh ya ade kamu minum susu sapi masa ga di larang!" Bentak mamanya
"Hanbin ga liat mah"
"Kamu kenapa sih? Kesambet apa sampe bengong dari kemaren" hanbin hanya bisa diam. Nunduk.
"Udah.. telfon ayah suruh kesini sekarang. Anter ke rumah sakit" untung mamanya ini bawaannya tenang, tidak panik duluan. Dari tadi hanya mengusap usap perut hanbyul dengan minyak telon.
Masalah lagi. Belum yang satu selesai hidupnya sudah di hinggapi masalah lain.
Beberapa menit kemudian ayah nya datang dan langsung membawa hanbyul ke mobil. Mamanya berpesan
KAMU SEDANG MEMBACA
Outrageous || Kim Hanbin
Fanfiction"Lo lebih milih setan kaya gue dari pada malaikat kaya bobby?" -Kim Hanbin