남자 사이

934 96 2
                                    

"eh curut bangun" di pagi buta ini lagi lagi suara oppa memenuhi telingaku.

"Bangun woy"

"Hhh.. apa si lo gatau apa ini hari minggu" ucapku dengan suara parau.

"Ayo temenin gua olahraga" oppa menyingkap selimutku, dengan otomatis aku memeluk kakiku karena udara diluar selimut sangat dingin. Tapi bukan oppa namanya jika menyerah begitu saja, ia menarik tanganku sampai setengah badanku turun dari kasur.

"Ayo dong lo jadi ade kali kali berbakti sama kaka" aku tidak menggubris perkataannya.

"Gua traktir bubur pertigaan deh" bubur pertigaan? Aku langsung bangun dan terduduk di kasur. Satu senyum lebar terpampang di mukaku, masih dengan mata terpejam.

"Hhh lo ade gua bukan si.. cepet siap siap."  Aku langsung ke kamar mandi dan mengganti pakaianku, rambut kuikat tinggi dan headset bertengger di telingaku.

Aku keluar dari kamarku dan segera berlari keluar rumah, menghampiri oppa yang sudah menunggu sejak tadi.

"Yu" ajakku. Oppa menatapku dengan wajah dinginnya.

"Mwo?" Aku melepas sebelah headset ku.

"Lo gabisa apa sehari aja ga pake headset, telinga lo bisa rusak rosi"

"Apaan si, lo kaya yang gatau gue aja" aku memasang headset lagi dan memulai jogging. Oppa mengikutiku dibelakang, harus kalian ketahui oppaku sangat terobsesi dengan membentuk tubuh lihat saja tubuhnya yang sekarang, sepertinya tidak ada lemak berlebih di tubuhnya. Otot perutnya terbentuk, begitupula otot lengan dan pahanya. Menurutku bentuk badannya sangat ideal karena ototnya pun tidak terlalu mencolok tidak seperti atlet atlet angkat besi diluar sana.

Aku berhenti sejenak untuk mengganti lagu, tapi ekor mataku menangkap bayangan seseorang yang sepertinya ku kenal. Aku menoleh, merasa di perhatikan diapun melihatku. Senyum lebar terukir di wajahnya, dia menghampiriku dan tiba tiba saja memelukku.

"Ih apaan si bin, ini lagi di luar" hanbin melepaskan pelukannya dan mencubit pipiku.

"Tumben kebo olahraga" katanya meledekku.

"Tuh orang itu maksa" aku menunjuk oppaku yang sudah mendahuluiku.

"Ko kalo dipaksa gue gamau"

"Dia mau beliin gue bubur pertigaan" hanbin meng-oh kan perkataan ku.

"Gue duluan ya" aku memasukan ponselku ku saku tapi hanbin menahan tangannku.

"Lo kenapa? Ada masalah?" Aku mengangkat sebelah alisku.

"Hah? Ngga ko"

"Terus? Lo jadi aneh tau semenjak pulang dari camping" aku hanya menatapnya. Dan melepas tangannya dari pergelanganku secara perlahan.

"Kita bahas ini ntar ya, gue mau nyamperin oppa dulu" aku tersenyum singkat dan meninggalkan hanbin di tempat.

Aku ragu untuk mengatakannya pada hanbin. Aku takut jika hanbin tau apa yang dikatakan bobby waktu itu hanya akan membuat nya semakin benci pada bobby. Jujur aku memang menyukai keduanya tapi dengan cara yang berbeda. Aku tidak bisa memilih diantara kedua nya karena mereka memiliki posisi berbeda dalam hidupku. Intinya aku tidak bisa memilih.

"Trauma lo beneran udah sembuh?" Oppa mencabut sebelah headset ku

"Lo tadi dipeluk cowo lo kan?" Aku hanya tersenyum tipis.

"Tumben ga ngamuk" sindirku

"Kenapa lo? senyum nya serem jir"

"Udah ah banyak bacot yu makan" aku menarik tangannya dan oppa mengikutiku dibelakang.

Outrageous || Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang