Terbang Tinggi

1.2K 140 0
                                    

Pagi ini tak seperti pagi biasanya, u know what? Pertama, tidak ada yang membuatkanku sarapan seperti biasanya karena eomma dan appa pergi ke rumah nenek di busan. Kedua, tidak ada yang mengantarku sekolah karena oppa sudah pergi ke sekolah dari jam 6.30 pagi. Please orang bodoh mana yang pergi ke sekolah di pagi buta. Ketiga, ini kabar buruknya ; aku bangun kesiangan. Semua ini gara - gara hanbin, semalam ia menelfonku dan aku ketiduran dan bodohnya jaringan wifi nya masih menyala.

Aku bergegas pergi ke halte bus setelah beberapa menit bersiap - siap. Sungguh, aku hanya menghabiskan waktu 15 menit untuk mandi dan yang lainnya. Jika bukan kim saem yang bertugas aku takkan rela terburu - buru seperti ini.

Akhirnya bus tiba, dan bus itu sudah benar - benar kosong hanya tersisa 3 orang yang memakai seragam sama sepertiku. Aku tidak menghiraukan ke 3 nya dan hanya duduk di barisan belakang.

Drrtt.. drrtt...

From : Bobby

Lo dimana? Kim saem udah dateng

"Aish mati gue" aku jadi memaki - maki sendiri seperti orang gila.

To : Bobby

Duh gimana dong, gue kesiangan ibob. Sakitin gue yah hehe

Aku mematikan ponsel dan memasukkan kesaku jas ku.

"Aw" aku memekik keras, seseorang mendorong kepalaku dari belakang. Aku memutar badan dan mendapati hanbin sedang tersenyum lebar kearahku.

"Eh setan ya lo"

"Setan ganteng hehe, kenapa naek bus?" Aku kembali ke posisiku yang semula dan enggan menjawab pertanyaannya.

"Lah ko marah si, gue kan cuma nyapa" hanbin pindah ke bangku didepanku.

"Orang gila mana yang nyapa orang kaya gitu" aku menjambak dan mengacak rambutnya, tak peduli apakah rambutnya sudah di pomade atau tidak.

Dia hanya menatapku dengan sisa senyumnya. Sepanjang perjalanan hanya itu yang ia lalukan.

"Udah nyampe, yu" hanbin meraih tanganku dan menuntun bersamanya.

Ternyata gerbang belum ditutup, aku berjalan cepat dengan tangan hanbin yang masih menggenggam tanganku.

"Mau sampe kapan megang tangan gue hah?" Akhirnya hanbin melepas tangannya. Aku mengacuhkannya dan melanjutkan perjalananku ke UKS, tapi tiba - tiba pandanganku kabur dan semua menjadi berputar seperti gasing, kepalaku berat dan sakit seperti di pukul benda berat. Dan, semua menjadi gelap.

"Lo udah siuman? Gue siapa? Ini berapa?"

"Shh, aww" aku memegang kepalaku yang masih terasa berat. Muka hanbin yang panik menjadi hal pertama yang aku lihat, setelah aku pingsan tadi. Ya, aku yakin vertigo menyerangku tiba - tiba dan membuatku pingsan.

"Lo hanbin, udah deh jangan lebay gue ngga amnesia"

"Kata mba mila lo pingsan gara - gara ga sarapan, lagian kenapa si sosoan ga sarapan udah tau lo punya vertigo" demi tuhan, ocehan hanbin malah tambah membuatku pusing. Pintu UKS terbuka dan menampilkan bobby dengan wajahnya yang super panik, ia langsung menghampiriku dan menaruh tangannya di dahiku.

"Lo gapapa?"

"Gausah alay lo" hanbin menyingkirkan tangan bobby dari dahiku.

"Lo ngapain disini? Bolos?" Tanya bobby dengan nada mengintimidasi.

"Udah jelas gue lagi jagain pacar gue, makanya buka tuh mata" ya tuhan, keberadaan mereka bukan membuatku tenang tapi membuatku tambah pusing.

Hanbin masih saja menggenggam tanganku, dan aku yakin bobby menyadarinya. Ruangan menjadi hening seketika. Berharap ada yang memulai pembicaraan tapi ...

"Jadi lo maunya siapa ros?" Bobby memulai pembicaraan, tapi bukan ini yang aku harapkan.

"Hah?"

"Lo gabisa giniin gue sama hanbin, kasih kita jawaban" kenapa jadi aku yang terpojokkan.

"Emm.. gue lagi pusing ntar aja jawabnya" aku menarik selimutku untuk menutupi seluruh badanku, memang benar kan? Apa harus aku menjawab dengan keadaan seperti ini?

"Gue tunggu di parkiran pulang sekolah" seseorang menarik selimutku dan ternyata itu hanbin. Dia mengelus rambutku dan pipiku lalu pergi meninggalkan UKS.

Dia selalu berhasil membuat hatiku berdebar. Apa jangan - jangan dia orang yang aku .. ah tidak - tidak jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. aku tak ingin terjerumus kedalam cinta yang salah, ralat yang aku takutkan itu sakit hatinya bagaimanapun bentuknya yang jelas sakit hati itu tidak ada yang enak aku tak ingin merasakan rasanya ditinggal oleh orang yang kusayang meskipun itu sekali. aku selalu berharap menemukan orang yang tepat yang bahkan tak tega untuk melukai hatiku.




HALUUU I'M BACK BACA CERITA BARU KU YUUU ^^



Outrageous || Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang