messed up

469 65 7
                                    

Semuanya gelap, mataku perlahan terbuka. Pemandangan serba putih menjadi penyambut tidur ku.

Kepalaku terasa berat seperti dihantam berkilo kilo besi, ah— vertigoku muncul kembali.

Pergelangan tanganku direkat sempurna dengan infusan, berapa lama aku tertidur?

Mataku masih mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke pupil mata, namun dengan keadaan seperti itu sosok bobby tertangkap jelas oleh penglihatanku.

Ia tertidur lelap di sofa yang tak jauh dari tempatku. Aku masih berusaha mencerna apa yang terjadi?

Aku terduduk lemas di kasur, otakku masih tak bisa bekerja dengan baik, aku hanya ingat sekelebat sekelebat kejadian dan semuanya itu berkabut. Aku meraih remote control untuk mengatur tinggi kasur agar dudukku nyaman.

Aku meraih ponsel di nakas sebelah ranjang, niat ingin menghubungi orang rumah sirna. Ponsel itu tidak bisa membaca sidik jariku meskipun aku sudah menekannya berkali kali. Oh ayolah sekali saja berpihak kepadaku tidak bisa? Tubuh ku bahkan lemas seperti inipun tidak ada yang berpihak padaku bahkan ponsel ku sendiri. Aku lupa password manual yang aku pasang di ponsel ku tapi aku cukup yakin ini ponselku dengan lock screen diriku tentunya.

Tidak lama dari itu ada panggilan masuk.

Dahyun

Sebentar, biar aku ingat ingat. Dahyun adik kelas ku pas SMA bukan? Sejak kapan aku menyimpan kontaknya?

Aku menerima telfonnya tanpa suara.

"Halo ka? Lagi jagain kak rose ya? Gimana dia udah baik baik aja kan? Nanti sore aku mampir ya kesitu? Sampein maaf aku ke kak rose yah kak, semuanya kacau gara gara aku juga, halo kak? Kak hanbin?" Aku serasa tertembak setelah mendengar orang ini berucap hanbin, kepalaku meremang. Perlahan aku ingat sepenggal lain kejadian mungkin yang terjadi beberapa waktu lalu.

Aku ingat, kepalaku serasa ingin pecah saat hanhin mengakui semuanya. Aku lari dibawah teriknya matahari dan aku pingsan di trotoar jalan.

Aku ingat.

Aku menjauhkan ponsel itu dari telingaku dan menyimpannya asal di atas nakas. Kepalaku masih berat untuk sekedar memikirkan kenapa ponsel hanbin ada disini.

Beberapa saat kemudian pintu terbuka dan hanbin muncul dari baliknya. Menatapku terkejut dan perlahan berjalan ke arahku.

Dia menyimpan tas bekal berisikan makanan diatas nakas disebelah ponselnya. Tertangkap oleh ekor mataku. Sementara atensiku tak sudi ku berikan padanya.

"Udah bangun? Makan dulu yuk" hanbin hendak meraih tanganku. Demi tuhan, aku ingin sekali menolak, namun tenagaku terkuras habis sepertinya. Ia mengusap punggung tanganku.

Lalu tangannya beralih membawa bekal yang ia bawa dan hendak menyuapkan satu sendok berisi nutrisi padaku.

Aku bergeming.

"Ros, makan?" Aku masih pada pendirianku, enggan melihatnya dan hanya berdiam layaknya hanbin tidak ada.

"Ayolah biar kamu ada ten—" ucapannya terputus saat pintu terbuka untuk kedua kalinya dan menampakkan eomma dengan wajah terkejutnya melihat aku siuman. Raganya secara otomatis berlari ke arahku dan memelukku erat. Bulir bening mataku meleleh merasakan hangat dan tulusnya pelukan.

"Aduh kamu ini eomma tinggal bentar baru mau siuman" eomma mengusap usap lembut pipiku dengan senyum terharu yang terpatri di wajahnya. Dia membenahi dudukku dan menaikan selimbutku, kemudian membereskan barang bawaannya. Aku hanya bisa menyaksikan tanpa membantu.

"Nak, junghyun bentar lagi kesini bawain pakaianmu. Sementara tunggu dulu ya, jangan bangunin bobby kasian dia belum tidur dari malem" katanya

"Kamu istirahat dulu aja ya, eomma pinjem hanbinnya bentar" eomma melihat hanbin seolah memberi kode untuk mengikutinya aku mengangguk dan hanbin mengekori eomma yang berjalan keluar kamar.

Sepertinya mereka hanya berbincang di depan ruanganku, membuat semuanya terdengar. Aku turun dari kasur dengan susah payah demi mendengar lebih jelas percakapan keduanya, tentu menggunakan kursi roda. Saat ini aku tak sekuat itu untuk berjalan.

Mendekat ke pintu perlahan.

"Hanbin mama udah denger semuanya dari bobby. Mama pengen minta kamu jauhin ros, mama gamau ya liat ros sakit sakitan terus gara gara kamu. Kamu harusnya ngerti ros punya vertigo yang bisa dateng kapan aja. Kamu gatau? Selama kamu di london ros sakit sakitan terus. Mama ga tega denger dia nangis tiap malem, semuanya jadi berantakan hanbin. Kamu mama liat cuma main main doang sama anak mama, bukan mama ga restuin kalian. Tapi mama ga rela kalo anak mama kesiksa terus terusan kaya gitu" setelahnya hening, air mataku perlahan menetes. Entah kenapa rasanya sakit mendengar mama memaki hanbin meskipun dengan nada lembut seperti itu.

Hanbin memang brengsek. Keterlaluan. Harusnya aku senang dia disuruh menjauh dariku, tapi rasa tidak rela perlahan mengakar dihatiku saat ini.

"Maaf hanbin, tapi mama gamau lagi kamu deket sama anak mama kalo sikap kamu masih gitu. Kamu boleh dateng kalo kamu udah bisa ubah sikapmu, dan itupun kalo anak mama izinin"  terdengar suara tangis hanbin dari luar kamar, perih tangisnya menyayat hati. Aku hanya bisa menunduk di kursi roda dan melepas tangisku dalam diam. Pundakku bergetar keras menahan suara tangis. Semuanya, kesal, sakit, marah, merasa tak adil berpadu dan memenuhi hatiku.

Aku ingin marah pada diriku sendiri, merasa bodoh karena ternyata cinta sesakit ini. Kukira, semuanya akan berjalan seperti cerita novel diluar sana yang berakhir bahagia. Tapi nyatanya beda, semuanya hanya terasa manis dan candu diawal namun pahit dan menyiksa diakhir.

Mengapa tuhan mempertemukanku dengan cinta yang salah? Bahkan untuk yang pertama bagiku, tidak bisakah tuhan memberiku kisah manis saja?

Aku tidak ingin seperti jack dan rose yang akhirnya harus terpisah meskipun cinta mereka berakar dan tumbuh untuk selamanya, aku hanya ingin seperti bella dan edward yang memperjuangkan cintanya sampai akhir dan hidup bahagia bersama.

Namun sepertinya tuhan tidak begitu, tuhan tidak menginginkan aku dan hanbin berada di seutas takdir yang sama dan berjalan didalamnya. Tuhan memberi benang kusut yang terlihat tidak akan terputus namun ternyata benang itu terbagi dua.

Mengapa sesakit ini hanya untuk mencinta?

Mungkin memang pada hakikatnya aku dan hanbin tidak diizinkan bersama untuk selamanya.

Lantas aku bisa apa?

__________________________________________

Makasih buat kalian yang nunggu story ini, aku tadinya mau berenti ditengah jalan aja karena kurangnya feedback dari kalian. Tapi kasian sama yang udah nunggu jadi gajadi deh.

Outrageous || Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang