lantunan musik klasik mengalun lembut membelai rungu, membuat siapapun yang mendengarnya tersentuh hatinya ditambah suasana khidmat yang kini memenuhi ruangan itu.
momen sakral yang tak lama lagi akan tercipta dan terukir sebagai memori seumur hidup yang takkan pernah terlupakan oleh siapapun yang melihatnya terutama oleh dua insan sebagai tokoh utamanya.
di depan sana, di altar hanbin berdiri dengan gagahnya menahan rasa gugup yang menggelenyar diseluruh tubuhnya. nafasnya berat, tangannya terkepal rapih disisi badan gemetarnya. sungguh hanbin tidak pernah membayangkan momen ini akan benar-benar terjadi dalam hidupnya, setelah sekian banyaknya badai yang menerpa hubungan mereka. sekali lagi, hanbin tak pernah terbayang saat ini akan datang di kehidupannya, saat ia menyambut tangan rose yang sudah diserahkan sepenuhnya oleh papa park, dengan gumaman kecil yang terdengar jelas di telinga hanbin "mulai sekarang dan seterusnya rose adalah tanggung jawabmu, ingat buat dia bahagia dan buat papa tidak menyesali keputusan papa" hanbin menggapainya, tatapan keduanya bertemu. ya, tepatnya sebulan yang lalu saat hanbin memberanikan diri untuk meminta restu kepada kedua orang tua rose untuk meminangnya hanbin mendapat restu. tentu tidak mudah ia dapatkan, setelah melalui pertanyaan yang bahkan sempat menyudutkannya namun sekaligus membuatnya semakin yakin untuk mendapatkan rose seutuhnya. bahkan masa lalu terbahas di dalamnya, kesalahan terbesar hanbin yang di ungkit kembali membuat ingatan menyakitkan yang sudah dijahit rapih oleh rose sedikit mencuat. namun papa park bukanlah orang tua yang kejam yang dengan tega merenggut kebahagiaan putri satu-satunya.
dan disinilah mereka berada sekarang, di altar dengan balutan gaun yang indah serta tuxedo yang membuat hanbin semakin terlihat gagah, rose nampak beribu kali lipat lebih cantik dengan gaun putih yang di kenakannya kini. keduanya berhadapan dan saling mengucapkan janji suci sehidup semati dihadapan banyak orang, janji untuk saling mencintai sepenuh hati, janji untuk saling menjaga dan membangun rumah tangga yang bahagia. dan cincinpun tersemat indah di jari keduanya.
"pegang ucapanku rose, aku gaakan pernah berpaling sedikitpun aku bakal jaga kamu sepenuh hati rose. pegang ucapanku" hanbin berkata saat dahinya dan dahi rose bersatu, matanya saling terpejam rapih merasakan euphoria yang membuncah dalam jiwa masing-masing dengan tangan yang saling menggamit, rose yang mendengarnya hanya bisa tersenyum menahan tangis bahagia.
"i love you so much, my rose" dan tangis bahagia rosepun tak terbendung lagi, hanbin mencium dahinya lembut penuh sayang seakan rose adalah sesuatu yang rapuh yang apabila dikasari akan hancur kapan saja. kedua nya total mengabaikan para tamu undangan yang ikut menangis terharu melihat momen manis tersebut, perlahan lahan tangis itu berubah menjadi sorakan yang menyadarkan keduanya.
akhirnya jihyo, sebagai pemandu acara mengakhiri momen tangisan tersebut dan memberi kesempatan pada tamu undangan untuk menyicipi hidangan yang telah di sediakan dan untuk sekedar berfoto dengan pengantin.
<>
"inget ya sayang, pagi - pagi kamu harus bangun siapin sarapan buat suaminya jangan lupa" bisik mama park pada rose, yang bisikannya bahkan terdengar oleh hanbin, bundanya dan ayahnya. membuat hanbin terkekeh geli melihat rosenya salah tingkah seperti itu.
acara resepsi telah selesai dan tamu undangan sudah pulang satu persatu sejak beberapa menit yang lalu, kini hanya tersisa keluarga hanbin dan rose, jihyo, maria dan hoshi, dan tak lupa bobby.
"jangan sombong sombong loo mentang-mentang udah jadi istri orang" sela bobby sambil mengacak rambut rose pelan dan disambut pelukan ringan dari rose membuat hanbin ber-dehem keras.
"yaampun bin lo masih aja ya jealous sama bobby" ledek jihyo. "cuma bobby ini elah jangan takut"
"bob mau sampe kapan kamu jomblo gitu?" mama park malah menimpal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Outrageous || Kim Hanbin
Fiksi Penggemar"Lo lebih milih setan kaya gue dari pada malaikat kaya bobby?" -Kim Hanbin