Meet

416 38 7
                                    

Hari ini rose pulang setelah menghabiskan 3 hari di rumah sakit dengan segala drama membujuk dokter agar ia diperbolehkan pulang.

Akhirnya dokter termakan bujuk rayu rose dengan syarat membawa infusan itu ke rumah dengan kata lain dirawat di rumah saja, rose terkena dehidrasi jadi mau tak mau tubuh nya butuh cairan lebih agar terhidrasi dengan baik.

"Kamu pokonya harus minum yang bener, eomma udah simpen galon di kamar kamu biar kamu ga males minum" tutur ibunya sembari menuntun kesayangannya ke mobil. Yang diajak bicara hanya tertawa karena melihat ibunya khawatir seperti ini, raut wajahnya lucu. Pikirnya.

"Di kamar lo udah gue simpenin kulkas biar banyak makan lo, ga ceking kaya gitu"

"Iya iyaa terserah" ketiganya sudah berada didalam mobil dan melaju untuk meninggalkan rumah sakit.

.

Rose masih terlalu payah untuk berjalan sendiri ke kamarnya yang ada di lantai atas, alhasil saat ini ia terduduk lemas di sofa ditemani kartun Spongebob. Hari harinya terasa kosong dan hanya ditemani tv selama di rumah sakit karena ponselnya di sita sang ibu, dengan alasan ntar hanbin ganggu kamu.

Mengingat kejadian beberapa hari yang lalu dimana ibunya rose dengan tegas mengusir hanbin dan setelah itu mendapati rose menangis dibalik pintu kamar pasien membuat ibunya kalang kabut, kewalahan dan berakhir menyita ponsel rose.

"Nih makan ya, biar cepet sehat" ibunya menyodorkan semangkuk buah buahan yang sudah dipotong dadu agar memudahkan untuk dimakan.

"Eo-eomma?" Panggilnya ragu.

"Mm?"

"M-mau hp boleh? " Sesaat ibunya hanya menatap rose dengan hela nafas berat. Bukan tak ingin mengembalikan, namun niat nya baik hanya ingin rose tak mendapat luka lagi.

"Eomma kasih tapi awas ya kalo kamu nangis nangis lagi, eomma gamau" rose hanya tersenyum sambil mengangguk meyakinkan ibunya.

Ponsel sudah ada di genggamannya dalam keadaan mode pesawat. Ia mematikan mode pesawat itu dengan hati hati. Di sudut hati terdalamnya ia berharap setidaknya mendapat pesan dari hanbin. Namun nihil.

Hanya pesan dari teman temannya yang ia dapat, mengucapkan cepat sembuh bla bla bla. Sedikit kecewa. Hanya sedikit, tidak banyak.

Jarinya bergerak otomatis hampir ingin mendial nomor hanbin, namun otaknya masih waras tidak ingin membuat ibunya marah besar. Tiba tiba satu pop up muncul dari atas layar. Matanya bergetar melihat nama kontak yang baru saja mengiriminya pesan.

From : Hanbin

Good morning sweetheart? Semoga sakitnya cepet ilang. Maaf aku gabisa temenin kamu sampe sembuh, aku belom pantes buat ketemu kamu. Tunggu aku mau kan? I miss u so much. Gapapa pesannya gausah dibales. Jaga diri baik baik, jangan lupa makan.

Hatinya meluruh, perasaannya campur aduk. Sampai raganya tak mampu berbuat apa apa, hanya menatapi pesan itu dengan bahagia . Ia terlampau bahagia karena tahu hanbin tak menyerah padanya.

Entah, perasaannya sudah hancur beberapa kali, hatinya sudah bagai ditoreh jarum ribuan kali, air matanya bahkan tak pernah berhenti mengalir, semua itu disebabkan oleh orang yang sama. Orang yang ia sayang sampai rasanya dirinya gila, ia tak pernah bisa menolak hanbin berapa kali pun raga nya meminta, hatinya tak bisa. Bahkan tidak ada sedikitpun rasa ingin melepas di lubuk hatinya yang paling dalam. Walau mulutnya seringkali menyangkal untuk menyudahi semuanya.

Ia menyimpan ponselnya dan memejamkan mata dengan ujung bibir yang sedikit demi sedikit naik menyunggingkan senyuman. Tak lama dari itu buah yang sejak tadi menganggur ia sambar dan dilahap penuh semangat.

Outrageous || Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang