Pengagum Rahasia

1.9K 53 2
                                    

Chap. 2

Tin. Tin
Bunyi klakson mobil mengagetkan Anggi yang sedari tadi sudah lama sampai di sekolah.
Tak lain dan tak bukan klakson Mobil itu di bunyikan oleh Mobil yang berjejer rapi di hadapan nya.
Mobil putih milik Gladish, mobil merah milik Ghaby, mobil Biru tua milik Angle serta mobil berwarna Hitam pekat milik Yaya.

Semua pun berkumpul di depan parkiran itu.
"Tumben sampainya barengan" tanya Anggi,
"Ia soalnya tadi kita ketemu pas di jalan macet, tadinya gue posisi pertama, eh Glad dateng gitu aja dengan keahlian balap set**an nya itu haha" ejek Yaya
"Yaudah guys, kita go kelas yu" pinta Ghaby.

Semua pun berjalan menuju kelas yang letaknya cukup jauh dari parkiran, sehingga sekolah memfasilitasi 30 buah sepeda untuk di tumpangi dengan bebas oleh siapapun warga sekolah sana dengan gratis, Namun mereka berlima memilih untuk berjalan kaki saja.

Sesampainya mereka di lorong sekolah itu, terlihat dari kejauhan suara laki-laki yang berlari dengan berteriak, "woyy dewi-dewi kita udah dateng tuh" suara teriakan keras laki-laki itu membuat semua mata laki-laki tertuju pada kelima Gadis itu.
Mata yang melirik takjub dari atas ke bawah dengan mata terbelalak serta terpenganga melihat ke lima gadis itu berjalan.
Dengan semua ekspresi itu membuat ke lima gadis ini begitu sangat merasa risih, namun lain hal nya dengan Anggi, dia sengaja menawarkan senyuman manis dengan tatapan mata manja nya untuk mereka serta mengedipkan sebelah matanya yang membuat semua laki-laki bertubrukan serta berjatuhan, tingkah semacam itulah yang membuatnya tertawa geli sendiri.

Memang gaya jalan yang Indah di perlihatkan oleh ke lima gadis itu dengan sangat penuh semangat, memperlihatkan bentuk kaki jenjang mereka serta baju sekolah yang berwarna putih hitam rok pendek bergaris abu-abu melekat sempurna di badan sexsy mereka.
Sungguh pemandangan yang begitu Indah bila terus di pandang.

Sampailah mereka di lorong loker tempat mereka menyimpan Barang-barang mereka.
Dengan tulisan nama mereka berjejer satu persatu.
Dibukalah Loker milik Gladish, sehingga terlihat di depan matanya ada buket Bunga Mawar Biru kesukaan Gladish tepat di depan nya, dengan tanpa nama pengirim dan tujuan yang jelas bermaksud apa.
Di kertas putih itu hanya ada nama Glad dan puisi untuknya.

"TO GLADISH"

Sifat mu yang terkesan Dingin, Acuh dan Cuek itu dapat meluluhkan hatiku dengan sangat Mudah, wajah mu yang cantik menawan itu membuatku begitu amat mengagumi mu. Engkau bagaikan Bunga yang sangat Indah, dan aku Bagaikan lebah nya yang ingin memilikimu untuk ku selamanya.

"FROM: PENGGEMAR RAHASIAMU.

setelah membaca isi dari kertas kecil itu Glad pun membuangnya ke sembarang tempat.
Alhasil kerta itu di ambil oleh Yaya yang memang adalah sahabat jahil pertama di ke empat sahabat itu.

Yaya pun membaca nya dengan menahan tawa nya sendiri,
Dia pun membaca dengan lantang dan memperagakan puisi yang ada di dalam kertas itu dengan mimik muka yang sangat lucu, hingga mengundang Gelak tawa sahabat-sahabatnya.
Namun tidak dengan Glad, dia hanya melemparkan Tatapan Sinis pada Yaya sehingga membuat Yaya meminta ma'af dengan memeluk tubuh Glad yang sedari tadi tidak tertawa sedikit pun.

**

Kelas pun Dimulai, semua para pelajar duduk di bangku masing-masing.
Urutan Bangku pun seperti ini.
Gladish duduk di bangku pertama, Angle duduk di bangku pertama sebelah kanan Glad, Ghaby duduk di bangku pertama sebelah kiri Glad, Yaya duduk di belakang Ghaby, serta Anggi duduk di belakang Angle.

Semua murid memperhatikan pelajaran, tak terkecuali dengan ke empat sahabat itu. Anggi sangat tidak memperhatikan pembelajaran karna dia paling tidak suka dengan pelajaran Matematika yang saat ini sedang di bahas oleh Bu guru Ira.
Sifat jahil nya pun datang, dia memang terbilang orang jahil kedua setelah Yaya.
Anggi mencoba untuk menggoda Angle yang sedari tadi sedang sibuk memperhatikan Bu Ira yang sedang membahas pembelajaran.
Angle yang acuh dengan jahilan nya Anggi yang melempar kertas-kertas kecil pada nya. Tetap saja mata Angle tak lepas dari papan tulis di depan nya kini.

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang