Merencanakan Sesuatu

1.1K 31 0
                                    

Chap. 6

Suara bising terdengar begitu jelas berada di lantai tiga.
Kini suara bising itu bukanlah suara pertengkaran orang tua Gladish, melainkan suara tawa sahabat Gladish yang kini berada berkunjung dirumah nya.
Kamar gadis ini pun sungguh terlihat tak karuan, akibat dari perang bantal para sahabat-sahabat nya itu.
Makanan dan minuman telah tersedia menemani mereka yang tengah asik mengotori dan memberantakan se isi kamar Gladish yang serba berwarna putih ini. Ucapan Yaya pun memotong ke senengan mereka saat sedang asik bermain.
"Guys, gimana kalo malam ini kita pergi ke Party Night(pesta malam) daripada kita bosan pulang sekolah, kafe,pulang sekolah rumah, ya itung-itung untuk kesenengan melepas suntuk aja. Gimana?" tawar nya gadis yang berponi ini.
"Tapi bukan nya kita harus punya ticket untuk bisa masuk, kita ga bisa masuk sembarangan kali." bantahan Anggi.
"Santai, ada ko lima ticket di kantong gue. Gimana?" tawaran yang kedua pun dia tanyakan kembali, dengan sedikit menggoda sahabat-sahabat nya yang akhirnya mereka sepakat untuk ikut larut dalam pesta malam ini. Akhirnya ke empat sahabat itu sibuk membongkar isi tas yang berisikan banyak gaun-gaun mewah yang sengaja di bawa mereka atas ke inginan nya Yaya..
Ke empat sahabat itu pun sibuk menanyakan gaun mana yang pantas mereka gunakan.
Namun dibanding ke empat sahabat nya, Yaya kini hanya berdiam mematung memandangi sahabat-sahabat nya yang begitu hebat dalam dunia fashion. Dia memang yang menyuruh mereka membawa baju, tapi dia sendiri sengaja tidak membawa baju karna selera dalam memilih fashion nya begitu rendah di bandingkan dengan yang lain. Maklum memang Yaya ini anak nya tomboi tapi cantik.

Gadis tomboi atau yang sering di panggil Yaya itu kini menggaruk belakang kepala nya yang tidak terasa gatal,dan menangis sejadi-jadinya tapi tanpa air mata.
Sontak membuat ke empat sahabat nya melirik ke arah nya dan menanyai apa yang membuat dirinya seperti itu.?
"Ya.? Lo kenapa? Lo ga bawa baju? Ampun deh, kan lo yang nyuruh kita untuk bawa. Lo sendiri engga, ishh dasar nih anak." ucap Anggi yang terlihat begitu geram.
"Serius lo ga bawa? Yaudah lo bisa pake gaun punya gue, Because gue bawa baju banyak, And gue bakal pilihin gaun yang cocok for you.
Eumss… menurut gue, nih baju yang cocok for you Ya." begitu ucap gadis cantik Chuby yang bernama Ghaby ini, dengan menunjukan gaun berwarna biru tua atau Navy ini dengan di padukan pita besar di sebelah kanan bawah gaun ini membuat Yaya membelalakan matanya begitu bulat sempurna. Dia memang jarang sekali memakai gaun yang khas untuk wanita sejati seperti ini fikirnya.
Tak dalam waktu lama, Angle dengan sifat ke kanak-kanakan nya merebut gaun itu dari tangan Ghaby dan langsung memaksa Yaya untuk memakainya, sontak Yaya menolak dan berteriak..
"Ahhhh, aisshh masa gue pake baju feminim gini. woi pa'an sih iiihhh no no plis plis no." dengan mimik muka yang lucu dan memelas membuat Anggi dan Angle mengejar Yaya, mereka berdua menarik Yaya ke kanan dan kekiri. Yaya pun lari memutari kamar Glad dan langsung berlindung di belakang tubuh Gladis yang hanya diam melihat tingkah kocak Yaya.
Dengan tatapan memelasnya dan baju yang tak karuan, rambut yang acak-acakan berhasil membuat ke empat sahabat nya tertawa terbahak-bahak yang seolah mengejek dan membuat Yaya mengerucut kan bibir mungil nya itu dengan ledek nya,.
"Ia tertawa, tawa, tawa aja lagi, emang gue badut apa.. Ahhh EEMMAA tolong Yaya. " dengan kata-kata yang keluar dari mulut Yaya berhasil membuat sahabat-sahabat nya semakin menertawai Yaya.

**

Langkah kaki yang terdengar seakan terburu-buru itu mulai menyusuri lorong demi lorong sekolah.
Langkah kaki itu menuju ke arah lorong loker siswi yang terletak tidak cukup jauh dari lorong loker siswa.
Laki-laki ini adalah Genta yang dengan langkah sigap dan cepat nya menuju lorong loker siswi, dia masih berada di sekolah bukan tanpa alasan ataupun karna eskul.

Langkah nya kini terhenti tepat di depan loker siswi yang di cintai nya itu, yang bernama Gladis Aurora.
Tanpa memakan waktu yang lama, Genta membuka pintu loker Gladish, namun terhentikan saat suara langkah kaki yang mulai perlahan mendekat ke arah loker siswi.
Dengan sigap Genta bersembunyi di pinggir ujung loker paling jauh dari loker Gladish itu.
Kini laki-laki yang terdengar langkah kaki nya itu berhenti tepat di pintu loker gadis yang Genta Cintai, yaitu Gladish. Saat dia mengintip siapa yang datang, seketika Genta membelalakan matanya dan membuat bibir manis nya, berbentuk bulatan sempurna yang mengisyaratkan rasa kaget yang ada di dirinya saat dia tau siapa yang kini berada di depan loker Gladish.
Perlahan laki-laki yang baru saja datang itu membuka pintu loker Glad dan memasukan kotak kecil berwarna pink dan satu surat di atas nya, namun sangat lama seakan ada yang aneh di dalam loker milik Glad itu. Seketika Genta mengabil ponsel yang ada di saku celana nya itu, saat dia ingin memvideo apa yang sedang di lakukan lelaki itu, seketika pun dia terkejut saat ponsel nya mati.
"Aduhh kenapa harus mati sekarang juga sih, ahh ga bisa di andelin banget nih hp. Ahh gimana donggg" dengan berbicara yang seakan membisik serta dengan mengacak-ngacak rambut rapih nya itu dia terus memandangi laki-laki di depan nya dengan seksama, yang setelah nya laki-laki itu pergi meninggalkan loker Gladish. Setelah laki-laki itu pergi Genta keluar dari tempat persembunyian nya dan dengan sigap nya dia mendekati loker itu dan mulai membuka pintu loker.
Awal nya Genta ingin mengambil kotak kecil yang berwarna pink itu dan melihat isinya, namun terhenti saat mata nya menuju ke bagian bawah kotak kecil itu yang terdapat kotak besar yang berwarna hitam pekat. Seketika dia mengambil nya dan membuka nya, dengan berfikir yang amat keras karna dia tau, laki-laki itu hanya menaruh satu kotak kecil yang berwarna pink saja, berarti ada orang lain yang datang sebelum Genta dan laki-laki tadi datang. Genta pun membuka isi kotak itu dan langsung membuat nya menjatuhkan dengan sengaja kotak berwarna hitam itu.
Ekspresi kaget yang terlihat dari wajah nya bercampur aduk dengan isi dari kotak hitam itu yang keluar berhamburan tak karuan.
Terlihat tatapan emosi dari wajah Genta.

**

Gadis cantik yang kini berdiri memandangi ke empat sahabat nya itu, mengalihkan pandangan nya pada jam yang ada di tangan nya.
"Guys,, ayoo udah jam 07:20 bentar lagi udah hampir setengah 8 dan pesta dimulai pukul 8 pas. Jarak dari rumah gue ke tempat pesta lumayan jauh, kalo engga buru-buru gue tinggal ya. "
Begitu ucapan yang keluar dari mulut mungil Gladish. Ke empat sahabat itu kini menoleh ke Glad dan seketika memalingkan lagi wajah nya ke meja rias yang begitu besar ini.
Mereka sibuk mencari apa yang akan mereka kenakan. "Help. help. Farfum gue dimana.? Pliss bantu gue cari. " teriak Ghaby.  "Aisshh cari aja sendiri, gue juga bedak gue mana.. Aduh mana. " teriak Anggi. " aduhhh ahhhhhhh, lipgloss gue ko ga ada. " teriak Angle.
Gladis yang hanya menatap tingkah sahabat-sahabat nya yang mencari dan membongkar isi meja rias Glad hanya karna mencari barang yang akan di kenakan mereka. Gadis ini kini hanya bisa menggeleng-geleng kan kepalanya.
Berbeda dengan yang lain nya, Yaya hanya menatap heran dirinya di depan cermin, menatap dari atas hingga kebawah riasan yang kini ia kenakan, dengan polesan make-up yang sempurna di wajah nya dengan di padukan jepit-jepit kecil yang menambah cantik nya dengan poni yang selalu menghiasi kening nya.
Penampilan itu di ciptakan oleh Glad, si Dewi polesan panggilan nya, tidak ada yang mengecewakan dari setiap hasil polesan yang Gladis lakukan, entah pada dirinya ataupun sahabat-sahabat nya.
Kini gadis itu hanya menatap pada cermin, dan menepuk nepuk kedua pipinya dengan berjingkrak-jingkrak di depan ketiga sahabat nya yang tengah sibuk mencari barang itu dengan jeritan "AAHHHHHH.. serius ini gue, wow gue cantik banget, ahhh Glad, terimikicih yahhh haha, ahhh emaaaa liat Yaya maa cakeppp banget. " dengan senyuman yang lebar dan pelafalan yang di ubah-ubah sedikit itu membuatnya begitu terlihat semakin lucu dan semakin menjadi.
Yaya memutarkan badan nya dan terus seperti itu seakan tak percaya bahwa yang kini ada di depan cermin itu dirinya. Bak terkena sihir yang ampuh yang dapat merubah bebek menjadi se ekor angsa nan cantik jelita. Begitulah fikir Yaya pada penampilan nya kini.

"Ok guys, makasih untuk tetap Reading nya, stay terus dan di harap untuk tidak meloncati tiap Chap ya soalnya biar ngerti alur ceritanya, and jangan jadi silent reading ya, dan jangan lupa votmen nya. Makasih para pembaca Setia. :)

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang