Chap. 20
Setelah beberapa kejadian yang telah terjadi, dan kejadian yang menimpa Gladish tepat satu minggu yang lalu itu, tak terasa Sekolah kini telah menuju ke akhir semester, semua siswa dan siswi kelas tiga akan menghadapi Ujian Nasional. Kesibukan antar kelas tiga pun semakin terlihat dengan jelas, mereka menjalankan Les tambahan setelah pulang sekolah. Entah Les privat atau les sekolah biasa saja.
Kekhawatiran antar siswa dan siswi itu tidak terlihat dari wajah Gladish, Ghaby, Yaya, Angle dan Anggi.
Mereka telah mempersiapkan semua dari awal sebelum yang lain mulai untuk les.
Mereka telah mempahami semuanya.kekuatiran yang terlihat dari wajah Gladish di rumah nya bukanlah dikarnakan ujian itu akan datang ataupun masalah sewaktu ia di ikuti oleh Stalker itu, namun ia kuatir akan kepergiannya menuju London, ia takut sebelum ia mulai ujian ia akan pergi ke London dan yang paling ia takuti ia akan kuliah jauh dari ke empat sahabatnya.
Sedangkan, Anggi masih sibuk dengan kesibukan dirinya sendiri mencari tau siapa sosok Farish yang sebenarnya, ia sangat menyimpan dendam pada Farish sejak malam itu.
Ia terus berusaha berfikir untuk mengingat kejadian sewaktu dulu, ia sekan mengenal siapa itu Farish.
Ingatan nya tak berujung sampai pada akhirnya ia memegang sebuah kotak music yang sangat cantik dan antik, kotak itu mengeluarkan sebuah lagu yang sangat merdu, seketika ia terkejut dan menjatuhkan kotak music itu setelah ia tau dan mengingat dengan jelas siapa itu Farish.Angle tidak pernah terlihat begitu kuatir atas masalah keluarganya, dari seminggu yang lalu, ibunya telah mengalami panas yang begitu sangat hebat, ia takut akan terjadi masalah yang besar pada ibunya, sehingga membawa ibunya segera menuju rumah sakit tanpa memberitahu sahabat-sahabatnya, ia pun menginap beberapa hari di rumah sakit.
Dan Ia pun bergegas untuk kembali kerumah mengambil keperluan ibunya, setelah sampai di rumah ia pun terkejut akan sebuah mobil besar yang berwarna hitam milik ayahnya ada dilam rumah, ia pun masuk tanpa permisi dan begitu terkejutnya setelah Angle melihat ayahnya berada dirumah bersama dengan Ibu tirinya itu yang bersama Aurel.Ghaby yang sering terlihat membungkam setelah beberapa kejadian yang terjadi di rumah nya, ia semakin takut untuk pulang menuju rumahnya sendiri, tapi apalah dayanya dengan berat hati ia pun akhirnya pulang kerumahnya dan lebih banyak menghabiskan waktu didalam kamarnya, ia tidak ingin keluar walau hanya sekedar makan malam, karna ia tau itu akan membuatnya begitu merasa sakit hati, makan malam bersama dengan kedua orang tua yang menggandeng pasangan masing-masing di meja makan.
Sedangkan dengan Yaya sendiri, ia semakin hari semakin merasakan ketidak cocokan nya dengan ayahnya sendiri, ayah nya yang selalu membeda-bedakan nya dengan adik laki-laki satu-satunya itu membuatnya begitu kecewa.
Biasanya ibunya tidak ikut seperti itu, namun akhir-akhir ini ibunya pun ikut serta seperti ayahnya, mereka berdua lebih sayang pada adik laki-lakinya, ia semakin merasa tersingkirkan, pekerjaan ayahnya yang seorang pilot itu membuatnya tidak bisa pulang kapan saja, dan sekalinya pulang ia hanya sekedar mampir karna lebih banyak menghabiskan waktu untuk istri pertamanya.**
Surat panggilan untuk para orang tua pun sudah di pegang oleh siswa dan siswi satu sekolah karna akan diadakan nya Rapat wali murid tepat siang ini. Semua siwa ataupun siswi di sekolah ini sibuk menelpon kesana kemari, menelpon orangtua mereka masing-masing dan sekolahpun dibebaskan.
Kelima sahabat ini kini berkumpul di aula musik memainkan musik tanpa intro dan nada yang jelas.
Mereka hanya sembarang bermain musik, ke lima gadis ini bermain musik dengan lamunan
masing-masing.
"Jrenggggggg" terdengar suara drum yang dipukul sangat kencang oleh Yaya berkat lamunan nya.
Sontak mereka berempat pun terkejut. "Busett dah Ya, lo itu ngelamun sih ngelamun,tapi ya jangan asal bletak aja napa" ucap Anggi dengan mata besar yang melotot kekagetan.
"Hehe, Sorry sorry,lagian lu pada juga ngapain? Ngelamun kan sama? Pasti ngelamunin siapa yang bakal ngewakilin kalian ke acara rapat wali murid itukan?" ucap Yaya dengan menunjuk mereka satu persatu.
"Yalah, apalgi kalo bukan ngelamunin itu, kita tiap taun kan sama suka gini" balas Angle.
"Ya terus sekarang kalian mau di wakilin sama siapa?" tanya Yaya lagi
"Kalo gue dan Anggi sih mungkin nyewa orang aja kali yah kaya taun taun yang lalu, yang pentingkan berhasil" ucap Angle
"Kalo gue sih, eums… entahlah I dont know, but… gue masih bingung, dady dan momy emang dirumah tapi ga bakalan mau mereka juga ngurusin gue, pasti yang mereka urus adalah pacar baru mereka yang mau dinikahin itu" ucap Ghaby dengan sangat lesu dan memurungkan wajahnya.
"Lo sendiri Glad? Lo gimana?" tanya Angle pebasaran dengan Gladish yang melamun sangat jauh tanpa perduli dengan omongan sahabat-sahabatnya.
"Oh kalo gue sih, ya ga lain dan ga bukan pasti bakal sama Mbok Sumi aja, kan tiap taun juga gitu.
Lagian pasti mau rapatin soal duit, ga bakalan salah, dan itu ga penting" ucap Gladis dengan kembali pada lamunan nya.
"Ya kalo lo udah punya plan, terus lo tadi lamunin apa?" Tanya Ghaby
Tanpa perduli dengan pertanyaan Ghany yang dilontarkan padanya Gladish malah berdiri dan mengambil tas nya lalu berjalan pergi menuju pintu keluar.
"Loh.loh Glad. Ditanya ko malah mau pergi, lo mu kemana?" tanya Anggi dengan heran
"Gue dari tadi bukan mikirin masalah itu, gue kepikiran Genta yang masih dirumah sakit, gue mau jenguk dia, lagian setelah satu minggu kejadian yang nimpa gue itu dia kan belum bisa pulang" ucap Gladish yang beehenti tanpa membalikan badan nya.
"Ah gue ikut deh, lagian bosen" ucap Anggi.
"Eh.eh gue juga ikut deh hehe,, sekalian kan jalan-jalan" tambah Ghaby
"Jalan jalan tuh ke mall bukan rumah sakit, ampun deh Ghaby kurang piknik banget sih lo" seru Angle.
"Justru gue itu kelebihan piknik hahah" ucap nya dengan menjulurkan lidahnya tanda meledek pada Angle.
"Ya lo ga mau ikut? Yaudah yah lu diem aja di sini maenin drum lagi sono" ucap Angle yang beralih topik pada Yaya.
"Aishhh.. Gue ikut lah, tapi Cie cie ciee,, mulai perhatian deh sama Genta, adehhh Gladish wikwiw." ledek Yaya yang tidak digubris sama sekali, dan mereka berempat pun pergi begitu saja dengan pandangan yang sama dengan Gladish memandang Yaya.
"Eh, eh pada serius amat, tunggu gue juga ikut" ucap nya sambil berdiri dan tangan jahilnya itu memekul drum sekali lagi dengan keras sampai berbunyi "trengggggggggg" dan ia setelah bunyi itu ia pun tertawa dan lekas pergi begitu saja tanpa mengunci pintu aula musik.**
"Permisi sus, ruangan pasien yang bernama Genta Fareli Pratama ruangan no berapa yah Sus? " tanya Gladish pada receptionist.
"Oh sebentar saya cek dulu… " ucap Suster yang berjaga itu.
"Ruangan Mawar kelas vvip no 11 ka"
Tambah Suster dengan senyuman hangat nya.
"Baik makasih Sus" ucap Gladish dengan meninggalkan ruang receptionist dan mulai pergi menuju ruang Mawar, dengan sahabat-sahabat nya itu.
Semenjak kejadian waktu ia ia belum menjenguk Genta lagi selepas mengantarkan nya kerumah sakit.Mereka pun akhirnya masuk keruangan dan terlihat kondisi Genta sudah mulai membaik, ia terlihat sedang menonton TV sambil memakan buah-buahan yang segar.
"Eh kalian, ayo masuk" sahut Genta sangat antusius melihat kedatangan mereka berlima.
"Hai, ta gimana kondisi lo? Kita sengaja kesini, Gladish maksa ngajak kesini, kayanya dia kuatir sama lo hehe" Angle dengan tingkah anak kecilnya.
"Iishhh, tuh mulut lemes banget sih.
Lagian ga ada yang ngajakin kita, kita nya aja yang mau ikut" seru Anggi mencubit pipi Angle.Gladish pun duduk di samping Genta. "Gimana kondisi lo? Udah baikan? " tanya nya serius.
"Alhamdulillah, mungkin dua hari lagi juga udah boleh pulang" balas Genta dengan senyum yang hangat.
"Syukur deh kalo gitu, kalo boleh jujur. Gue nyesel udah ga percaya sama lo, dan gue juga bingung, kenapa gue harus percaya sama orang yang baru gue kenal, padahal kan gue ga kaya gitu, jangankan untuk bisa percaya dan sedekat itu sama orang yang baru gue kenal, orang-orang ini juga nih, anak-anak bebek, gue ga terlalu gimana gitu apalagi sama cowo" ucap nya dengan menunjuk pada mereke berempat yang diam berbaris seperti anak itik memperhatikan induknya.
"Iihh ko bebek, bagusan dikit napa? Angsa gitu" ucap Angle dengan mengerucutkan bibirnya.
"Eums, pokonya sekali lagi gue minta ma'af yah, gue ga bisa ga mikirin lo, gue takut lo kenapa-kenapa. Dan gue ngerasa amat bersalah banget, pokonya sebagai tanda terimakasih gue, lo boleh minta apa aja, pasti gue laksanain" ucap Gladish dengan senyum yang baru Genta lihat.
Ia baru melihat gadis yang di cintainya itu senyum tulus hanya padanya, itu menambah kesan cintanya pada Gladish yang amat cantik sekali bila tersenyum seperti ini. "Lo cantik kalo senyum" ucap Genta dengan tanpa berhenti memandangi Gladish.
"Hah? Apa? " tanya Gladish kaget.
"Ah engga, bukan apa-apa. lo ga usah kuatir, gue kan cowo, masa segitu aja lemah, lagian gue bakal lakuin apapun demi lindungin lo, gue yang ga mau lo kenapa-kenapa. Tapi gue berterimakasih banget sama kejadian waktu itu, karna kejadian itu telah membuat lo bisa sedekat ini dan ngobrol panjang lebar gini sama gue, memang apapun kejadian yang nimpa kita, itu pasti ada manfa'atnya walaupun harus korbanin badan sih hehe... Tapi sumpah, apapun masalhnya gue bakal bantuin lo dan gue bakal lindungin lo sampai kapanpun" ucap Genta dengan mimik wajah yang serius.Setelah mendengar ucapan Genta, entah kenapa Gladish merasa jantungnya berdebar tak karuan dan pipinya pun mulai merah merona sangat Indah menghiasi kecantikan wajahnya.
"Cie. Cie tersipu malu, cieee mulai tumbuh nih bubuk-bubuk Cinta ahay dehh" seru Yaya meledek.
"Yang bener itu Bumbu-Bumbu Cinta, makan nya baca buku dulu sebelum ledekin orang" ucap Ghaby dengan menyenggol lengan Yaya.
Dan mereka semua yang di dalam ruangan pun tertawa puas menertawakan Yaya yang merasa malu dengan menutupi wajah nya dengan gelap tangan nya dengan terus berucap "malu, ih akohh malu ah, akikah malu" ucap nya yang tanpa henti.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME
Teen Fictionapa arti kata dari Broken Home yang sesungguhnya.? (Tamat) . lima orang gadis muda, cantik, kaya Raya, berbakat dan Misterius ini di hadapkan dalam suatu permasalahan berat yang masing-masing harus mereka pikul sendiri. . Tersesat dalam pergaulan...