Penyelesaian Masalah

702 16 0
                                    

Chap. 27

Di tengah-tengah keheranan yang tengah dirasakan oleh kedua orang tua Yaya.
Nene Yaya pun tiba-tiba hadir. Sebenarnya nene Yaya ikut datang pada saat Yaya dan empat sahabatnya pulang. Karena Yaya merasa tidak tega untuk meninggalkan nene nya dirumah sendirian.

Merasa semakin heran dan kaget melihat kehadiran nene Yaya mereka berdua pun membelototkan kedua matanya dengan amat besar.
Nene Yaya pun menghampiri Feby dengan senyuman di bibir nya.

**

Ghaby kini diam didalam kamar nya, ia berpikir keras bagaimana ia bisa menyelesaikan semua ini sendirian.
Kakinya tiba-tiba ingin berjalan sendiri entah kemana, ia pun hanya mengikuti langkah kaki nya yang terus berjalan menuju kamar kedua orang tuanya.
Ia pun segera membuka pintunya.
Setelah berada didalam kamar, Ghaby pun tersadar.
"Loh? Ko gue bisa ada dikamar momy dan Dady? " ucap Ghaby bingung.
Tak pikir panjang, ia pun tiba-tiba mempunyai firasat untuk membuka sebuah laci kecil yang ada didalam kamar kedua orangtua nya.
Dengan segera Ghaby pun membuka dan terus mencari sesuatu yang jelas ja pun tidak tau mencari apa.

Seakan ini adalah kemustahilan yang menjadi kenyataan.
Ghaby pun menemukan sebuah kertas yang menunjukan no telpon kedua orang tua dari orang tua nya dan alamat mereka masing-masing.
Ghaby berfikir, ia tak mungkin menyusul nene dan kake nya yang berada di Swedia sana.
Ia pun segera mengambil kertas itu dan mulai kembali duduk di kursi kamar nya dan mulai menelpon kedua nene nya masing-masing.

Setelah beberapa jam berlalu ia telah selesai menelpon kedua nene nya, mengabari apa yang sebenarnya terjadi padanya, hingga jawaban dari nene nya yang berada di Swedia itu
Mengatakan akan segera pulang untuk menemui anak dan cucunya.
Memang butuh waktu lama tapi itu tidak membuat Ghaby khwatir, ia semakin yakin, apa yang ia lakukan ini akan berbuah baik bagi dia kedepan nya dan baik pula bagi kehidupan rumah tangga ibu dan ayahnya.

**

Keadaan berbeda ditunjukan dirumah Anggi, kini ia tengah duduk bersamaan dihadapan ayah dan ibunya, di pinggirnya pun telah ada kaka tersayang nya Miranda yang senantiasa menemani Anggi apapun yang akan terjadi padanya.
Anggi pun memulai percakapan nya.
"Mah, pah. Sebelum Anggi lanjutkan obrolan ini,, eums Anggi minta ma'af kalo Anggi dan ka Miranda ngeganggu pekerjaan kalian, tapi ada satu hal yang ingin Anggi tanyakan pada kalian" jelas Anggi dengan menundukan kepalanya.
"Yasudah, cepatlah. Kami tidak punya banyak waktu, dan lagian kalian tau bukan kalo minggu depan kami harus pergi keluar negri" ucap ayah Anggi dengan terus mengetik pada Laptop nya.
Anggi pun melirik ke arah Miranda dan Miranda pun membalas lirikan Anggi dengan sedikit berbisik.
"Ayolah, sekarang saat yang tepat. Tenang, kaka ada disini" seru Miranda menenangkan.
"Ok. Anggi udah tau apa yang sebenarnya terjadi. Anggi tau kalo papah sama mamah dulu adalah orang susah bukan? Kalian jatuh bangkrut bukan? Sampai akhirnya kalian bisa bangkit lagi seperti ini karena hasil dari kerja keras kalian? Dan sekarang kalian berhasil mencapai impian kalian berdua mah, pah, dan sekarang, apalagi yang kalian inginkan? " tanya Anggi dengan semakin yakin.
"Degg" ayah dan ibu Anggi pun merasa terkejut akan apa yang sekarang Anggi katakan. Mereka tak tau darimana Anggi dan Miranda tau akan hal itu, hal semacam itu seakan adalah rahasia besar yang sangat malu bagi mereka jikalau orang lain mengetahuinya, walaupun anak mereka sendiri.
"Kalian tau darimana soal itu? Jangan pernah kalian ungkit lagi masa lalu kami, mamah sama paph ga suka yah kalian kaya gini, urus urusan kalian sendiri, kalo bukan gara-gara kami, kalian tidak akan pernah bisa merasakan hidup yang bahagia seperti ini" bantah Ibu Anggi pada kedua anaknya.
"Ia memang kita bahagia, tapi yang paling membuat kita bahagia adalah kehidupan yang sederhana dipenuhi Cinta mah, pah. Hiraukan aja Miranda, tapi kalian perhatikan lah Anggi, dia yang lebih membutuhkan kalian, kami kaya gini karena kami sayang sama kalian, kami cuman ingin kalian yang dulu, apalagi yang kalian inginkan? Bukannya kalian sudah mendapatkan semuanya? " celetuk Miranda yang merasa sangat kesal.
"Mungkin bagi kalian Harta lah yang paling utama, tapi bagi kami, kalian dan keutuhan keluarga ini yang paling utama mah, pah, kalian itu egois, lebih mementingkan diri kalian sendiri, untuk apa kalian punya anak kali ujung-ujungnya kalian sia-sian kaya gini, kalo emang ini yang kalian inginkan, Anggi dan Miranda akan pergi jauh dari kehidupan kalian, kami ga akan pernah ganggu kalian" Seru Anggi sambil melangkah pergi bersama Miranda meninggalkan kedua orangtua nya yang saling terdiam memandangi Anggi dan Miranda.

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang