Stalker

610 16 1
                                    

Chap. 16

Tepat 1 minggu berlalu setelah semua kejadian yang menimpa Anggi.
Kini Anggi sudah mulai beraktivitas seperti biasanya lagi.
Semua melihat tidak ada yang di pikirkan Anggi lagi, setelah satu minggu penuh Anggi tidak masuk sekolah dan sulit untuk di hubungi.
Mereka melihat Anggi kini semakin menjadi-jadi, ketidak percayaan nya terhadap laki-laki kini bertumbuh pesat, ia semakin ingin menyakiti hati laki-laki yang ingin mendekatinya.
Semua prasaan itu tidak pernah diketahui oleh ke empat sahabat-sahabat nya.

Kini mereka memulai untuk sekolah lagi, seperti biasa, mereka berkumpul di kantin sekolah kegemaran mereka dan memesan banyak sekali makanan dan minuman di meja itu.
Keadaan yang kurang baik malah ditunjukan oleh Gladish yang masih menyimpan rahasia.
Ia takut ayah nya dengan cepat akan membawanya pindah ke london. Tapi semua prasaan itu ia sembunyikan dari sahabatnya, tanpa ada kecurigaan yang di lontarkan sahabat-sahabat nya kepadanya.
"Guys, gue mau ke toilet dulu yah" ucap Glad menghentikan obrolan sahabat-sahabatnya. "Ok. Jangan lama, eh mu di anterin ga" ucap Anggi dengan spontan menawarkan.
"Gausah, gue bukan anak kecil kan haha" ucap nya dengan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan mereka yang kembali asik dengan obrolan-obrolan garing nya.

Gadis cantik itupun kini berada di depan cermin toilet wanita yang begitu besar dan mulai mencuci tangan nya.
Terlihat hp yanh di taruh nya itu bergetar dan ia pun mulai membuka nya. Setelah membaca isi pesan yang masuk lewat wa itu ia pun terkejut. Seperti biasa, laki-laki misterius yang selalu mengirimkan photo-photo untuk menunjukan dia selalu tau aktivitas apapun yang di lakukan oleh Gladish. Gadis ini pun mulai melihat ke sekelilingnya. Ia mulai menengok ke arah kiri dan kanan nya.
Tapi tetap tidak ada siapa-siapa.
Dengan cepat ia bergegas keluar dari dalam toilet wanita dengan berlari, dan seketika "brukk" ia pun menabrak seseorang yang ada di depan nya.
"Eeh.. Ma'af gue ga sengaja" ucap nya dengan langsung melihat siapa yang ia tubruk. "Eh, Genta" ucap nya kaget.
"Gpp ko, ga usah minta ma'af. Ayo gue Bantu lo berdiri" ucap Genta dengan senyum manis nya itu.
"Oh. Ga usah gpp. Gue bisa sendiri" ucap Gladish menolak.
Genta pun hanya memperhatikan dengan senyum nya, ia pun menatap Glad tanpa henti.
"Ngapain lo natap gue gitu banget? " tanya Gladish dengan mengerutkan keningnya. "Ah gpp. Gue cuman mau tanya, lo kenapa? Lo kaya lagi ketakutan? Ada apa? " tanya Genta dengan sedikit memiringkan kepalanya dengan tatapan mata yang tak berubah.
"Gue.. Eums.. Gue ga apa-apa ko.
Oh ia, gue mau tanya. Euhh ini.
Lo liat orang di sekitar seni ga tadi? Soalnya gue… euhhh… yah pokonya lo liat orang ga? Laki-laki gitu? " tanya nya dengan terbata-bata.
"Oh. Engga sih gue ga liat, waktu gur tadi masuk ke toilet ga ada siapa-siapa yang masuk ke toilet cewe. Dan di toilet cowo juga cuman gue aja. Ada apa sih Glad? Ayolah cerita" begitu jelas Genta menjelaskan.
"Ko aneh ya? Ah yaudah deh.
Eums, gue ga bisa cerita sekarang. Yaudah yah gue duluan" ucap Gladish sambil melangkah pergi meninggalkan Genta.
"Glad? Gue cuman ga mau lo kenapa-kenapa. Kalo ada apa-apa lo ngomong nya, dan tenang. Gue akan lindungin lo" ucap Genta yang menghentikan langkah kaki Gladish sementara. Setelah ia mendengar ucapakan Genta itupun, Gladish langsung pergi tanpa melihat ke arah Genta yang memandanganya sampai ia bilang terhalang belokan.

**

Terlihat Ghaby tengah berjalan sendirian di antara lorong lab dan kelas bahasa.
Ia terlihat jalan dengan sangat santai. Tiba-tiba ia pun melihat orang yang tengah berlari terburu-buru dengan membawa banyak sekali buku.
Ia pun mengacuhkan laki-laki yang ada di hadapan nya itu.
Terlihat laki-laki itu tak sengaja menjatuhkan hp miliknya. Inisiatif Ghaby untuk membantu mengembalikan nya pun datang dengan cepat. Ia pun segera mendekati hp nya tergeletak di lantai dan mengambilnya. "Ini hp orang tadi yah? Tapi orang yang mana? Wajah nya sih ga terlalu jelas" ucap nya pada diri sendiri sambil membolak-balikkan hp yang di pegang nya.
Ia pun tak sengaja menekan tombol On/Off dan terlihat photo wanita yang ia kenal, yaitu sahabat nya sendiri Gladish yang di jadikan sebagai photo profil di hp itu.
"Woii.." suara teriakan seorang laki-laki yang ada di sampingnya menghentikan keheranan nya.
"Ke gue?" tanya Ghaby dengan tunjukan tangan ke dada nya.
"Eh. I... I.. Ia Ghab. Ma'af tadi gue kurang sopan manggil lo hehe…
Ma'af boleh minta hp nya ga? " tanya laki-laki berkecamata itu dengan gagap. "Ini hp lo? " tanya Ghaby dengan memperhatikan dengan seksama laki-laki yang berada di depan nya itu. Ia pun berucap dalam hati, menilai penampilan laki-laki itu yang terlihat culun tapi terlihat sangat baik dan lembut dan tidak di pungkuri kalo laki-laki itu juga sangat imut. "Ma'af Ghab? Eummss boleh minta hp nya? " ucap laki-laki berkecamata itu dengan menundukan kepalanya. Dan seketika menghentikan bayangan penilaian Ghaby pada nya. Seketika ia menyerahkan hp itu dan tersenyum kecil seraya meninggalkan laki-laki berkecamata itu dengan acuh.

**

Bel pulang sekolah pun terdengar sangat jelas. Waktu kini menunjukan pukul 14:30 gerbang pun telah dibuka dengan lebar. Anggi, Yaya, Ghaby dan Angle kini telah menunggu di depan gerbang. Menunggu Gladish yang belum datang karna ingin membeli sesuatu di kantin terlebih dahulu.
Sahutan laki-laki yang melewati ke empat gadis itu pun tak mereka hiraukan. Terutama Anggi yang kini menanam rasa benci pada semua laki-laki. "Hai, Anggi. Jalan yo" ucap laki-laki yang melewati mereka. "Angle, cantik deh, pulang bareng yu" ajak laki-laki yang jalan melewati mereka pula. Dan seketika mereka tertawa saat melihat laki-laki yang menggoda Angle itu di jewer oleh pasangan nya yang di hiraukan karna ingin menggoda Angle. Terdengar suara minta ampun dan kesakitan yang membuat mereka berempat tertawa. Dan terus seperti itu, banyak sekali yang menggoda mereka satu persatu. Tak cukup mereka yang seangkatan, adik kelaspun yang duduk di kls 11 dan 10 pun ikut menggodai mereke berempat.
"Ah risih deh, Gladish mana sih? Lama banget prasaan" ucap Yaya dengan sedikit menggerutu.
"Yaudahlah tunggu aja, sabar. Mungkin terlalu bingung beli apa atau belanjaan nya banyak. Lagian seru juga tuh melihat tatapan mereka dan jeweran cewe-cewe nya haha" ucap Angle dengan menepuk-nepuk pundak Yaya.

Sementara mereka menunggu di depan gerbang, Gladish yang kini telah mengambil apa yang ingin ia beli itupun mulai menemui sahabat-sahabat nya. Terlihat lorong kelas yang mulai sepi karna semua penghuni sekolah itu telah pulang saat bel pertama di bunyikan.
Ia melihat ke kiri dan kanan nya, memang hanya ia yang kini berada di dalam sekolah, karna ia telah jauh dari kantin yang mau menutup sebentar lagi kalo Gladish telat saja satu menit datang.

Langkah nya kini tiba-tiba terhenti. Ia merasakan ada seseorang yang mengikutinya. Ia pun melihat ke arah belakang dengan cepat, tapi tidak ada siapapun di belakang nya.
Kini ia pun kembali fokus dan mulai berjalan dengan langkah kaki yang cepat. Bukan main ternyata, ia mendengar langkah kaki yang mengikutinya dari kejauhan, ia pun mulai melihat lagi ke arah belakang namun tetap tidak ada siapapun di belakangnya. Glad memang orang yang tidak pernah merasa takut. Tapi kali ini ia benar-benar merasa takut.
Bukan takut di ikuti oleh mahluk halus, namun ia lebih takut di ikuti oleh orang yang selama ini menerornya mati-matian.

Dengan langkah kaki yang mulai cepat ia pun di kagetkan oleh tepukan tangan di pundaknya. Dengan seketika ia menjerit "Aaahhhhhh" teriaknya dengan menutup matanya.
"Hei. Hei. Glad? Ini gue Genta" ucap orang yang menepuk pundak Gladish itu ternyata adalah Genta.
"Oh Genta. Kira gue siapa. Lo ko masih di sekolah? Tumben banget" ucap nya dengan napas ter engah-engah. "Haha ia. Tadi buku gue ketinggalan. Ya mau ga mau gue balik lagi, lo sendiri kenapa masih di sekolah? Dan ngejerit kaya gitu? Kenapa? " tanya nya beruntun.
"Ah. Gue yah? Haha.. Gpp.
Iniloh gue cuman abis beli makanan di kantin dan yah siapa yang ga kaget dong kalo sendirian di sekolah terus tiba-tiba ada yang nepuk pundak gitu aja" ucap nya dengan tawa yang sebenarnya sangat tidak ingin ia keluarkan.
"Yaudah kalo gitu, kita bareng aja keluarnya. Daripada lo ketakutan gitu" ucap Genta dengan menarik tangan Gladish.
Glad pun mengangguk tanda setuju tapi dengan cepat ia melepaskan genggaman tangan Genta yang memegang nya erat.
Merekapun keluar sekolah dengan berjalan beriringan.


"Hallo wattpad :) jangan bosen-bosen yah dengan cerita bikinan mimin ini haha(ketawa online). Padahal ga ada yang lucu ^_^ tapi bodo dah yang jelas bahagia aja dah.
Stay terus yah, dan jangan lupa untuk votmen nya.. Makasihh :') "

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang