Ketakutan

619 22 0
                                    

Chap. 10

"Hallo guys.... Iihhh kangen" ucap Angle pada sahabat-sahabat nya di dalam video call yang di lakukan Angle.
"Lebai looo.. Wlee" balas Yaya pada Angle sambl menjulurkan lidah nya menjahili Angle.
"Haha.. Kalian berdua tuh very-very lucu bangett" ucap Ghaby sambil tertawa-tawa kecil. "Glad, tadi lo pulang duluan ya, soalnya gue cari-cari juga nothing, and.. Eummsss.. " ucap Ghaby terhenti.
"What Ghab? Gue emang pulang duluan. Ada apa?  Tumben lo nyari gue Ghab? " udah Gladish penasaran
"Eumss,, No. No. Ga jadi ko, hehe because I'm porget hehe" ucap nya Ghaby berbohong.
"Ahhh, gue di kacangin gitu aja nih, malesin deh" ucap Anggi dan mulai mengerucutkan bibir nya.
"Haha, kacang murah ya haha.. Kasian banget lo gi. Oh ia kita jadi yah pergi ke pesta pantai besok malam, pokonya jam 6 udah otw soalnya jalan nya kan cukup jauh juga" ucap Yaya berganti nada dengan serius.
"Oh besok malam yah, gue kirain masih lama, yaudah deh pokonya kita siap-siap dari sekarang aja dulu yah byee" ucap Anggi sambil langsung menutup video call dengan sahabat-sahabat nya. "Yey, tuh anak bener ya, orang besok malam, persiapan nya dari sekarang, tanpa basa-basi dulu lagi hah.. Sipat rempong nya ga pernah ilang ya dari dulu" ucap Angle dengan sedikit meledek.
"Yaudah kita udahan aja ya" pinta Gladish.
"Ok. Gue setuju" ucap Ghaby menyetujui dan di iringi oleh Yaya dan Angle yang sekaligus langsung menutup obrolan mereka.

"Haha dasar anak-anak" ucap Gladish sambil menyimpan hape nya.
"Pranggkkkk" terdengar suara barang pecah di lantai pertama rumah nya itu.
"Apa sih, malam-malam gini juga" ucap nya dengan heran dan langsung menuju arah suara itu.
Sesaat dia sampai di tempat datang nya suara Gladish pun terkejut bukan main, ia melihat beberapa barang yang terbuat dari kaca dan keramik yang harga nya selangit itu kini hancur berantakan, dirinya terdiam dengan terheran-heran dan langsung menuju kamar ibu nya.

"Mah, mamah, ada apa sihh.._ AAHHHH" ucap nya terpotong karna melihat ibu nya yang terbaring di lantai dengan wajah yang begitu pucat. Dengan langkah nya yang sigap dia langsung mendekati ibu nya dan meminta bantuan pada asisten rumah tangga nya yang juga pengasuh pribadinya dari kecil yaitu Mbok Sumi. Seketika Mbo sumi pun datang dan membantu mengangkat ibu nya untuk naik ke atas tempat tidurnya. "Mbok, papah mana? Bukan nya tadi papah ada di sini? Apa yang terjadi mbok? Kenapa mamah tiba-tiba bisa jadi kaya gini? Kenapa semua barang di ruang TV itu hancur Mbok? " ucap Gladish sambil terus meneteskan air matanya dengan pertanyaan yang bertubi-tubi itu di lontarkan pada Mbok Sumi yang juga merasa kasian pada Gladish.
"Ma'afin mbo neng Glad, tadi saat bapa pulang, bapa dan ibu tiba-tiba bertengkar lagi, mbok tidak berani untuk menghentikan mereka neng, lalu bapa marah besar dan membantu nge gantungkan semua parabotan itu, mbo hanya melihat bapa menampar ibu dengan keras dan setelahnya ibu masuk ke dalam kamar neng" begitu penjelasan yang di berikan mbo Sumi pada Gladish dan langsung memeluk dan menenangkan Glad yang terus menangis, nya bak anak nya sendiri.

Akhirnya Gladish pun kini terbaring di atas ranjang nya yang besar itu, meninggalkan ibu nya yang masih belum sadar di dalam kamar nya yant kini di pintanya mbo sumi untuk menjaga dan menemani ibu nya.
Dirinya masih terdiam dan menangis tersedu-sedu, mencoba mencari tau apa yang telah terjadi sebenarnya.
Ia pun mengambil hape yang ada di samping nya dan mulai menelpon ayah nya yang kini entah dimana.
"Tut.. Tut.. " beberapa kali ia coba untuk menghubungi ayah nya pun tidak berhasil, tapi bukan Gladish nama nya bila cepat menyerah, ia terus dan terus menerus mencoba menghubungi ayah nya dan akhirnya telpon nya pun di angkat.
"Hallo Glad? " terdengar suara ayah nya begitu terdengar sangat berat.
"Hall... Llo pah? Hiks.. Hiks.. Papah dimana? Mamah kenapa? Apa yang hiks.. Terjadi antara papah dan mamah? " ucap nya dengan tersedu-sedu.
"Hah.. Ma'afin papah Glad, papah tinggalin masalah begitu aja, tapi papah kaya gini bukan tanpa alasan. Mamah ternyata udah hianatin papah selama ini, ia pergi ke rumah sakit bukan hanya untuk bekerja tapi juga bertemu dengan selingkuhan nya.
Papah sayang sama mamah, tapi papah ga nyangka, selama ini papah berikan semua kebahagain untuk mamah kamu itu gak pernah di anggap nya. Mungkin papah ga akan pernah pulang lagi kerumah, dan kamu bakalan ikut papah untuk tinggal lagi di London." ucap ayah Glad menjelaskan dengan sangat hati-hati.
"APA? Ko bisa? Glad ga mau balik ke London, Glad pengen di sini, tolong jangan bawa-bawa Glad kedalam masalah kalian, Gladish ga mau pah"
Ucap Gladish dengan tangisan nya yang semakin menjadi-jadi karna kekagetan nya mendengarkan ucapan ayah nya akan membawa dia untuk pergi kembali lagi ke London.
"Bukan nya papah mau membawa-bawa kamu dalam masalah ini, tapi papah ga akan pernah mengijinkan kamu untuk tinggal bersama mamah kamu yang selama ini tidak pernah ngurusin kamu bukan, papah tau papah sibuk dan ga pernah ada waktu buat kumpul keluarga dan waktu buat kamu, tapi semua papah lakukan buat kamu, buat mamah kamu, papah sayang sama kalian terutama kamu anak papah satu-satunya, pokonya nanti akan ada yang menjemput kamu kesana, jangan menolak, kamu akan bahagia dengan papah, semua yang kamu butuhkan akan papah siapkan, papah pernah ngatur kamu, dan minta apa-apa dari kamu, jadi untuk yang satu ini tolong kamu jangan pernah menolak" ucap ayah nya dengan langsung menutup telpon dan membiarkan Gladish dengan tangisan nya yang semakin membesar, dia pun memeluk erat photo yang samping tempat tidurnya, photo dimana saat ia masih kecil yang menangis dengan di temani oleh kedua orang tuanya yang menenangkan Gladish kecil itu.

"Tring" suara pesan masuk yang menghentikan tangisan nya seketika.
"Sayang, kenapa kamu nangis, jangan bersedih seperti itu, aku juga jadi ikutan sedih Gladish ku yang cantik, tenang, kamu masih punya aku, lepaskan poto itu, karna itu hanya akan menjadi beban untuk kamu.
Aku bakalan cari tau siapa laki-laki selingkuhan mamah kamu itu dan akan menghancurkan nya, karna berani-berani nya laki-laki itu membuat kamu menangis kaya gini, sabar ya sayang" isi pesan dari pengirim tanpa nama lagi, yang seketika membuat Gladish berhenti menangis dan membuat nya bingung, dari mana ia tau, dan siapa orang di balik pesan itu, ia pun mencari kesana-kemari mencari apapun di dalam kamar nya yang mencurigakan. Ia takut ada yang mengawasinya dari kejauhan.
Dengan cepat ia menghapus air matanya dan mencoba membalas pesan tanpa nama itu.
"Siapa lo? Jangan coba-coba gangguin gue, kenapa lo bisa tau semuanya? Lo siapa sih? Jangan pernah gangguin gue yah, dimana pun lo berada, tolong. Gue mohon jangan intai gue, ngerti! " begitu isi pesan yang ia kirimkan.
Dengan sabar Gladish pun menunggu balasan dari pesan itu.
Tak lama pesan pun di balas, dan begitu kaget nya saat ia membaca isi pesan itu. " ga usah tau siapa aku sayang? Yang jelas yang perlu kamu tau, aku selalu sayang dan Cinta sama kamu, suatu saat kita pasti akan bertemu, suatu saat kamu pasti akan menatap aku, akan memohon dengan air mata kamu yang berharga itu berjatuhan, aku akan selalu nemenin kamu dimanapun kamu berada, contoh nya seperti sekarang di dalam kamar ini" isi pesan yang di tambah dengan photo Gladish yang berada di dalam kamar nya dengan memegang hape nya dan memeluk erat poto serta guling itu pun sama dengan apa yang ia lakukan sekarang di kamar nya, dengan baju yang sama dan tentu dengan tanggal dan jam yang sama, ia tau photo itu di ambil nya barusan saat ia membalas pesan dari tanpa nama itu. "Loh, photo gue? Ko bisa? Apa ada kamera di kamar gue? Atau apa sih? " ucap nya dalam hati dengan keadaan tubuh yang menggigil. Seketika ia pun lari meninggalkan kamar nya dan langsung menuju kamar Mbok sumi dan tanpa sepatah katapun ia lari memeluk Mbok Sumi dan meminta izin untuk ikut tidur bersama di kamar nya Mbok Sumi.

Meski banyak sekali kamar di rumah nya itu, ia tetap memilih untuk tidur bersama dengan Mbo Sumi saja.

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang