Big Family3

531 17 0
                                    

Chap. 24

Mereka terdiam di dalam rumah antik yang begitu sangat terlihat nyaman.
Semua prabotan yang ada dirumah ini bergaya klasik. Semua barang dirumah ini pun sangat terlihat begitu rapi dan bersih.
Ada sebuah prapian yang tidak begitu besar, yang sangat cocok untuk di singgahi saat musim dingin.
Dan disinilah mereka terdiam sekarang.
Mereka duduk melingkar didekat perapian sambil menunggu nene yang sedang membawa minuman jahe hangat untuk mereka berlima.
Suasana rumah yang begitu nyaman dan sangat hangat. Terlihat beberapa photo di dinding yang begitu terlihat tidak asing bagi Yaya.

Nene pun datang dan membawa kue serta minuman jahe hangat yang kini mereka santap bersama.
"Kalian ini datang dari mana? " tanya nene Yaya sambil menatap ramah pada mereka berlima.
"Ka,, kami datang dari jauh ne. Kami datang kesini bukan tidak ada tujuan. Kami datang sengaja ingin bertemu dengan nene" ucapa Gladish sambil terus meminum minuman jahe hangat yang begitu enak menurutnya. "Ahh.. Begitu rupanya. Ada hal apa sampai kalian jauh-jauh kemari hanya untuk bertemu dengan nene? " ucap nene Yaya tambah penasaran.
"Anu ne, kami hanya ingin mengantar Yaya untuk bertemu sama nene.
Karena Yaya adalah cucu nene sendiri" ucap Angle dengan nada suara yang rendah.
"Apa? Cucu nene? Maksudnya anak dari Adam dan Feby? " tanya nene dengan mata yang melongo kaget.
"Ia ne, aku Yaya anak dari papah Adam dan mamah Feby" ucap Yaya sambil menundukan kepalanya.
"Cucuku? Yaya? Cucuku yang selama ini tidak pernah aku lihat? Yaya, kemari sayang, sini dekat dengan nene" seru nene Yaya dengan air mata yang tergenang di ujung kelopak matanya menahan tangis.

Seketika Yaya pun langsung menghambur pada pelukan nenenya diiringi dengan tangisan yang tersedu-sedu.
Ia tidak pernah merasakan pelukan yang begitu menggenggam nya sangat erat, ia pun melepas semua kerinduan yang selama ini ia tahan. Selama ini ia ingin melihat nene nya walau sekali seumur hidup Yaya, dan sekarang waktunya memang sangat pas, terlihat kerinduan dari mereka masing-masing.
Nene pun tak kurang nya memeluk dan menciumi Yaya dengan air matanya yang berlinang.
"Ne, Yaya kangennn banget sama nene. Yaya heran. Kenapa papah sama mamah tidak pernah mengundang nene dan kake kerumah. Mereka pun tidak pernah membicarakan soal nene, Yaya hanya tau alamat rumah ini dari sebuah photo yang ada didalam tas milik papah, kalau saja nene ada didalam rumah dari dulu. Yaya yakin, Yaya tidak akan pernah merasa sendirian, mereka jahat ne sama Yaya" ucap Yaya sambil menghapus air mata di pipinya.
"Nene paham Ya, nene sangat paham sekali apa yang kamu rasakan selama ini. Nene tau semuanya, mata kamu sudah menceritakan semua sama nene" ucap Nene dengan terus memandang Yaya.
"Kake dimana ne? " tanya Yaya seketika sambil melirik ke kanan dan kirinya.
"Kake sudah tidur dengan tenang setahun yang lalu Ya, kake selalu teringat akan Ibu kamu, kake kamu begituuu memanjakan ibu kamu dibanding kaka-kaka yang lainnya. Tapi suatu saat masalah nya tiba" ucap nene Yaya sambil menghela nafasnya.
Mereka berlima pun menatap nene dengan sangat serius. Melihat tatapan dari kelima gadis itu, nene Yaya pun seakan mengetahui bahwa mereka sangat ingin mendengarkan penjelasan selanjutnya.

Akhirnya nene pun mengingat kejadian 19 tahun yang lalu, kejadian yang mengubah segalanya menjadi amarah dan kebencian.

Flashback_again

Suara tangisan itu mengiringi pernikahan dari saudara ibu Yaya.
Ibu Yaya yang bernama Feby itupun memeluk erat kakanya yang telah menikah dengan anak kotaan yang begitu kaya Raya.
Ia pun berjalan sambil menghapus semua air matanya.
Kaki nya terus melangkah tanpa tujuan, terus menelusuri ke seluruh jalan di desa itu. Ia harus melepas kepergian kaka yang amat ia sayangi.
Langkah nya semakin menjauh dari keramaian pesta pernikahan saudarinya itu. Melangkah dengan pikiran yang kosong.
Ia pun terus menjauh dan sangat menjauh. Hingga akhirnya ia tiba disebuah gubuk tua yang ada di pinggir desa, gubuk itu jauh dari pemukiman warga, mendakan arti pembatasan sebuah desa.
Ia pun duduk di dalamnya dengan pandangan yang kosong hingga berjam-jam lamanya.
Sampai tak terasa hari pun semakin gelap dan cuaca pun menjadi mendung karna akan turun hujan.
Seketika hujan pun datang dengan sangat lebat, mengirim tangisan yang keluar dari matanya.
Terlihat dari kejauhan ada seorang pemuda tampan yang berlari kencang kehujanan mencari tempat untuk berteduh.

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang