Omongan

1.1K 40 0
                                    

Chap. 5

Rumah keluarga Yaya.

Suasana malam hari yang tidak begitu terasa saat gadis tomboi nan Cantik ini berada di rumah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana malam hari yang tidak begitu terasa saat gadis tomboi nan Cantik ini berada di rumah nya.
Tak kalah cantik dari ke empat rumah sahabat-sahabat nya.
Ini lah tempat yang menjadi favorit Yaya dirumah ini, dengan adanya kolam renang terbuka di pertengahan rumah nya yang air nya bisa di di stel sesuai keinginan, bisa air hangat atau air dingin, bisa pula keramik di dalam kolam renang ini berubah warna seperti ungu, putih, biru, hijau dan pink. Inilah tempat dimana dia bisa berdiam diri menenangkan pikiran nya yang tengah kacau, lamunan nya pun menuju jauh entah kemana, dirinya membayangkan hal yang membuat senang dirinya yaitu adanya keramayan di rumah nya yang sepi ini, ada nya hangat gurau canda tawa orang tua nya, dan ramai di penuhi orang yang tertawa bahagia tanpa beban. Sedetik dia tersadar dari lamunan nya, gadis itupun langsung menggelengkan kepalanya dan tersenyum, seakan mengisyaratkan hal itu tidak akan pernah terjadi. dimana ia mengingat sesaat sebelum dirinya berada di sini.

Gadis itu telah sampai di rumah nya, dia mendapati sosok laki-laki yang tengah berdua bersenda gurau bersama adik laki-laki satu-satu nya yang berusia masih cukup muda, yaitu 15 tahun. Yang kini duduk di bangku smp. Dia adalah anak kesayangan papah nya.  Karna inilah Yaya ingin menjadi wanita tomboi dia ingin pula di sayang oleh ayah nya itu walau Yaya harus berubah menjadi gadis tomboi.

"Minum. Pah Yaya pulang. " begitu ucap nya yang menghentikan gelak tawa ayah dan adik nya.
"Oh bagus. " hanya itulah yang ayah nya ucapkan pada kehadiran Yaya yang kini tepat berdiri di depan nya.
Gadis itu kini pergi menuju kamar nya, namun ayah nya memanggil Gadis itu kembali dan menyuruh nya untuk duduk sebentar.
"Jangan dulu ke kamar, sini papah mau ngomong sebentar.
Besok papah harus udah pulang kerumah ibu Andin, dan uang udah papah transfer ke rekening kamu dan mamah, seminggu lagi papah ada jadwal terbang ke Belanda, jangan kemana-mana, temeni Dito dirumah, kalo kamu ga temenin Dito kamu ga boleh pergi main-main lagi. "
"Lalu kapan papah akan pulang lagi? Lalu kenapa harus aku yang menjaga Dito, dia bisa menjaga dirinya sendiri dengan baik. "Begitu ucap gadis itu dengan menahan air mata yang akan jatuh menetes ke pipinya. Dia tau bahwa Ayahnya begitu menyayangi Dito kebandung dirinya, Ayah nya memang menginginkan anak laki-laki, di sinilah dirinya merasa tidak di anggap sama sekali. Serta dia tau bahwa ayah nya akan tinggal selama seminggu di rumah ibu tirinya di sanah, memang perlakuan yang tidak adil baginya, merasa seakan anak buangan dan tidak pernah merasa hidup di rumah ini jika ayah nya ada.
"Kamu ini kan anak paling besar dirumah ini, Dito masih jauh lebih muda dari kamu, lagian uang jajan Dito udah papah Kasih jadi kamu ga perlu tuh Kasih uang ke Dito, papah hanya minta kamu temenin dia aja, jadi anak perempuan itu harus berguna, bukan kaya gini, bikin nyesel aja papah udah punya anak kaya kamu. " perkataan yang keluar dari mulut papah nya yang begitu sakit menusuk hati Yaya, kini anak itu beranjak pergi menuju tempat kesukaan nya itu ia menutup pintu sekeras mungkin danenyendiri di tempat ini. Ibunya yang mendengarkan perkataan suami nya itupun berusaha membela Yaya, memang ayah nya begitu keterlaluan, rasa acuhnya pada Yaya begitu besar.

Sekarang Disinilah gadis ini berada, di tepi kolam renang yang memancarkan warna-warna yang berganti setiap 3 menit nya.
Tetesan air mata pun jatuh tak terbendung lagi.
Dengan memeluk kaki nya dan menundukan kepalanya, sontak di tahan oleh lutut nya yang kena pada jidat nya. Dengan posisi seperti itu ia menangis tersedu-sedu.

**

Matahari yang memancarkan sinar terang nya seolah meledek ke lima sahabat itu yang kini suasana hatinya begitu kacau.
Mereke bersiap menuju Mall tempat dimana mereka telah mengatur janji untuk pergi ke sana untuk bertemu. Karna kebetulan Hari ini adalah hari libur sekolah atau hari minggu.

Kini Angle tengah berdiri berada di dekat tempat bermain anak, imajinasinya sangat kuat sehingga membuatnya tersenyum sendiri tanpa ada yang menarik atau lucu bila dilihat tanpa imajinasinya.

Gladish, Ghaby, Anggi dan Yaya datang bersamaan menghampiri Angle yang tenga sibuk dengan imajinasinya.
Teriakan Yaya membuyarkan Imajinasi gadis imut itu, serta berhasil membuat Angle dan para pengujung Mall di buat heran dan memalingkan wajah nya pada Yaya dengan pandangan aneh, berteriak sekencang itu di Mall.
Angle pun menghampiri mereka dan langsung memeluk erat Gladish dengan ucapan yang berbelit-belit dan tetesan air mata yang jatuh.
"Gahb, uh, gue, loe, tau ga, jahat banget papah, mamah gue kasian sakit dia, dengan omongan ditinggal yang begitu aja. " omongan yang berbelit itu membuat sahabat nya kebingungan apa maksudnya, Angle memang anak yang sulit merangkai kata-kata di kala hatinya sedang merasakan sakit yang sangat, Anggi pun mulai menerjemahkan omongan nya.  Dan akhirnya mereka mengerti omongan yang terbalik.
"Gini lo maksudnya, Ghab, gue, uh loe tau ga, papah jahat banget, mamah kasian mamah gue, dia sakit, di tinggal dengan omongan yang begitu aja" anggi membenarkan omongan Angle, gadis itupun mangut-mangut tanda ia memang begitu maksud yang di omongkan nya.
"Uhhh uh,, cup cup cup sayang, udah ah jangan nangis cup cup kita Buy ice cream and makan Hot Chocolate yu, Comone. " begitu ledek nya Ghaby yang berhasil membuat nya berjingkrak jingkrak seakan hewan peliharaan yang akan di beri makan.
Sifat nya yang kekanak-kanankan itu membuat ke empat sahabat nya begitu menyayangi nya.

Mereka pun pergi menuju salah satu tempat makanan di mall itu.
Mereka pun memesan dan mulai membahas satu persatu kejadian yang terjadi dirumah nya masing-masing. Guyonan pun datang dari Yaya dan Gladish yang memang mempunyai sifat humoris itu.
Lalu percakapan pun berakhir dengan omongan yang mulai serius.
"Gua muak guys, kaya gini mulu, gua cape terus-terusan tiap hari denger mamah dan papah bertengkar hebat, tanpa berfikir suasana pagi, siang, sore ataupun malam" ucap Gladish.
"Yes, gua juga sama. gua muak dengan kelakukan momy and Dady, Always All Day bawa laki-laki dan perempuan to my House. Risih, gua ga suka." ucap Ghaby.
"Ok lah, kita punya masalah masing-masing, kita hadapin aja dulu, tapi nanti klo kita udah ga sanggup lagi kita pergi aja dari rumah, gua bisa dibilang anak Broken Home kalo gini terus, kalian juga sama, gua lebih baik milih pergi keluar misah, biar gua jadi anak nakal sekalipun, gua ga pernah di sayang ini haha. " sahutan Yaya yang meredam suasana.
Trus kalo lo gitu, tar lo mau jadi cewe yang gaoll gitu haha, terus nikamatin hidup lelang perawan lo. " celetuk nya Anggi dan kini ke empat sahabat itu tertawa geli mendengar omongan sahabat nya itu. " haha ok kita liat siap yang duluan bisa ilang perawan dan nikamatin hidup sesuka kita, bagi yang duluan berhasil kita traktir dia sampai kenyang haha" ucap Angle kali ini. "Ok see saja nanti." balas Ghaby.
Semua omongan itu mengarah kan mereka ke pergaulan yang benar-benar akan menyesatkan mereka nanti nya, namun mereka tak perduli dengan apa yang akan terjadi nantinya.

Anggi pun kini beranjak dari tempat duduknya dan mengangkat telpon yang masuk, itu adalah telpon dari pacar ke empat Anggi yang bernama Aditia, dia hanya menjawab dengan singkata dan menutup kembali telpon nya itu.
Setelahnya Anggi mengajak ke empat sahabatnya untuk pergi ke salon langganan mereka di luar Mall.
Disana mereka memanjakan dirinya, berbelanja sepatu, baju, tas yang mungkin stok untuk satu Bulan.
Bagi mereka pengeluaran itu emang tidak ada apa-apanya untuk mereka.
Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk pulang dan menjalani hari kacau berikutnya yang akan datang.

"Next chap berikutnya,  and jangan jadi silent reader yah guys,
Jangan lupa votmen nya makasih :)

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang