Night with Virgin2

624 17 0
                                    

Chap. 13

Terlihat sepasang muda-mudi yang berada jauh dari dekat panggung.
Mereka terlihat tengah asik mengobrol bersama.
Tak lain dan tak bukan, mereka adalah Anggita dan Farish.
Ditengah obrolan yang asik itu terdengar bunyi hp berdering, dan saat ia melihat nya ternyata itu adalah panggilan masuk dari Yaya yang tengah mencari mereka.

"Siapa gi? " tanya Farish pada Anggi.
"Ah ini Yaya, kayanya mereka nyariin gue deh, mending kita balik ke deket panggung aja ya, apalagi acara Puncak nya kan bentar lagi mulai" ucap Anggi pada Farish dengan ekspresi yang aneh di tunjukan nya.
"Udahlah gpp, toh lagian lo kan udah gede juga jadi masa sih gitu aja kuatir, gue males kalo harus berdiri di tengah-tengah keramaian kaya gitu, ga apa kan kita di sini aja" ucap Farish pada Anggi dengan acuh.
"Oh. Baiklah" ucap nya terpaksa.

Setelah 35 menit berlalu ia mengabaikan semua panggilan yang masuk ke hp nya, kini ada satu panggilan masuk yang membuatnya tidak bisa untuk mengabaikan panggilan tersebut.
Itu adalah panggilan dari Miranda kaka nya Anggi yang jarang sekali menghubungi nya.
"Ia ada apa ka? " tanya nya Anggi pada Miranda dalam telpon.
"Gi, kamu dimana? Pulang cepat kaka lagi dirumah, ada masalah" ucap miranda membalas dengan langsung ke tujuan utamanya.
"Ga ka, Anggi belum bisa pulang, lagi bareng temen-temen" ucap Anggi menolak.
"Gi, ayolah.. Papah dan mamah, mereka, euh gimana yah, mereka.. " ucap Miranda terpotong-potong.
"Mereka kenapa lagi? Sibuk lagi? Apa sih ka, ga jelas banget" balas Anggi dengan acuh.
"Ok. Mereka pergi entah kemana, dan mereka nitip omongan sama kaka kalo kamu ga boleh kemana-mana, kamu selama seminggu ini harus diam dirumah, dan kamu tau, kamu pergi aja sekarang dari rumah kka yang dimarahin, kaka di omelin abis-abisan, makan nya pulang cepat" ucap Miranda dengan jelas.
"Apa? Ga! aku ga mau ka.. Ya ampun, ga adil banget dong ka kalo gitu, buat apa aku di suruh diam dirumah ga boleh keluar sampe seminggu, tapi mereka sibuk terus-terusan, dan sekarang? Tumben banget mereka nyariin dan nanya Anggi, ada angin apa coba. Pokonya Anggi ga perduli, Anggi juga punya kehidupan ka, udahlah Kka ga usah dengerin omongan mereka, Orang tua mana yang sesibuk itu mencari kesenangan mereka sendiri tanpa memikirkan anak-anak nya. Udah yah ka" ucap Anggi sembari menutup telpon nya.

Seketika ia terdiam dan menangis, meningat masalalu nyah yang sungguh sangat kelam buat nya, di waktu ia masih duduk di bangku sekolah dasar ia telah harus hidup mandiri bersama kaka nya, ayah dan ibunya pulang di kala ia tertidur dan berangkat kerja dikala ia masih tertidur pula, ayah dan ibu nya yang seakan tak pernah menganggap mereka ada dan yang selalu mementingkan akan Harta dan Harta.
di saat kejadian ia di culik oleh para penculik sadis yang tega menusuk punggung Anggi, kedua orang tuanya seakan tak perduli dan malah menyuruh Miranda yang masih kecil untuk membebaskan Anggi, di saat itu Miranda yang masih kecil itu menangis melihat Anggi dan membebaskan Anggi dari para penculik dengan membawa uang tebusan pada mereka, dan kepintaran Miranda yang menelpon polisi sehingga Anggi dapat di bebaskan, Miranda yang susah payah menggendong Anggi yang pingsan karna kehabisan banyak darah itu dibawanya kerumah sakit, sampai ia pun ikut pingsan di depan pintu rumah sakit. Mengingat kejadian itu, orang tuanya tak perduli dan tak mencari, entah apa alasan nya namun itu sangat menyakitkan bagi Anggi dan Miranda.

Ditengah lamunan itu, terlihat tetesan air mata yang jatuh semakin banyak, dan suara tangisan yang semakin tak bisa di tahan lagi, "hiks.. hiks.. " Anggi menangis tersedu-sedu.
Hingga tangisan itu terlihat dan terdengar oleh Farish dan dengan seketika ia memeluk Anggi dan menenangkan nya, entah apa yang di ucapkan Farish pada Anggi sehingga ia makin larut dalam pelukan Farish, Farish pun memberikan air minum pada Anggi agar ia lebih tenang, Anggi pun meminum nya dengan masih sedikit tersedu-sedu dan mengusap air matanya.
Setelah ia meminum air itu, Anggi merasakan kepala nya semakin berat dan pandangan nya semakin kabur, ia semakin erat memeluk tubuh Farish dan seketika ia jatuh pingsan pada tubuh Farish.

Malam Puncak pesta pun telah dimulai, kembang api yang terlihat begitu cantik menghiasi langit megah penuh Bintang itu dan suara jeritan-jeritan tamu pesta yang merayakan pesta semakin menambah hangat dan serunya pesta itu. Namun kehangatan dan kegembiraan itu tidak dirasakan oleh Gladish, Angle, Ghaby dan Yaya.
Entah apa yang membuat mereka merasa begitu kuatir pada Anggi, mereka kini mencari Anggi kesana-kemari, dan yang terlihat sangat ketakutan adalah Gladish dan Angle, saking takutnya Angle mencari Anggi dengan menyebutkan namanya berulangkali sambil menangis, ia memang orang yang cepat kuatir pada sahabat nya bila tidak ada kabar lebih dari 30 menit atau setengah jam, Bima kini menenangkan Angle dan ia menyuruh nya untuk beristirahat dulu di bibir pantai, Angle pun setuju, ia kini duduk bersama dengan Bima, tangisan nya tiba-tiba berhenti saat tangan nya menyentuh sesuatu di atas pasir, ia pun mengambil nya dan melihat-lihat dengan jelas benda apa itu, saat ia menyadarinya ia pun terkejut dan dengan sigap langsung mengirim pesan pada ke Gladish, Yaya dan Ghaby yang berpisah dengan nya sejak awal mencari Anggi.
Tak lama setelah pesan terkirim, ketiga sahabat nya datang bersamaan dengan Dika, Farhan dan Ben.
Mereka begitu tergesa-gesa menghampiri Angle.
Ghaby pun bertanya terlebih dahulu.
"What jel? Lo udah tau Anggi dimana? Ada yang penting apa? " tanya Ghaby dengan napas yang ngos-ngosan karna ia berlari sekencang-kencangnya sampai meninggalkan Ben di belakangnya.
Yayapun datang dengan wajah yang sembraut, "aduh.. Duh.. Awas lo kalo ga ada yang penting, gara-gara lo nih jel, kaki gue kejedot Batu karang" ucap nya sambil mengerucutkan bibirnya dan berulang kali berkata "aduh" merasakan sakit di kaki nya.

Suasana terasa hening bagi mereka yang berkumpul membentuk lingkaran, bukan nya sibuk mencari tau apa yang membuat Angle menyuruh mereka untuk cepat-cepat menemuinya, Yaya malah sibuk dengan mengusap kaki nya yang mulai memerah dan meniup-niup kaki nya itu, semua pandangan tertuju pada Yaya.
"Udahlah biarain aja Yaya, sekarang ada apa jel" tanya Gladish dengan serius.
Kini pandangan tertuju kembali pada Angle yang diam mematung dengan wajah pucat pasinya.
"I.. I.. Ini. Gue, gue nemuin gelang tangan nya Anggi" ucap Angle sambil menunjukan gelang nya.
"Ga salah jel? itu gelang Anggi" tanya Gladish heran.
"Coba sini gue lihat" seru Yaya yang diam-diam mulai berdiri dan mendekati Angle, ia memegang dan melihat dengan amat seksama gelang berwarna navy itu.
"Gak salah guys, ini beneran gelang nya Anggi, ia, gue tau betul, ini gelang kesayangan milik Anggi pemberian dari ka Miranda" ucap Yaya mengiayakan dan menjelaskan.
Kini mereka terdiam dengan fikiran nya masing-masing. Hingga Ben pun mulai berbicara.
"Yaudah, kenapa kita harus diem disini, kita cari lagi aja" ucap Ben memecah keheningan.
"Wait, mau cari kemana? See? Semua pantai ini udah kita ubek sampai kita kelelahan bukan? And, kita harus cari kemana lagi? Ga ada petunjuk selain dari gelang itu. Ok! " ucap Ghaby dengan mengerutkan dahinya.

Seketika merekapun terdiam kembali seraya berfikir keras, apa yang akan mereka lakukan.

**

Farish kini tengah menggendong seorang gadis di tanganya, ia kini membawa Anggi menuju kedalam mobil yang di tumpangi Anggi, yaitu mobil Gladish, ia sengaja tidak membawa Anggi menuju mobil nya, ia tau bahwa Anggi lah yang memegang kunci mobil milik Gladish itu, ia mengambil kunci dan membuka pintu mobil putih itu dan mulai membenahi kursi belakang yang memang di khususkan untuk bisa di panjangkan seakan itu adalah tempat tidur, dengan kabin mobil yang luas kursi itu kini mulai memanjang dan Farish pun mulai menidurkan Anggi disana.

Ia melihat Anggi dari atas sampai bawah, memperhatikan postur tubuh Anggi yang memang sangat menggoda, ia terus menatap wajah Anggi dengan senyum kecil di wajah nya itu, ia pun berbicara pada dirinya sendiri "akhirnya gue bisa dapetin lo gi, lo mungkin lupa sama gue bukan? Haha.. Ma'afin gue, gue sengaja lakuin ini, selama ini gue suka sama lo, selama ini gue pengen badan lo, gue pengen dapetin virgin lo, setelah itu, lo ga akan pernah bisa jadi playgirl lagi kan haha... Haha... " ucap nya dengan sangat spontan.
"Lo cantik banget yah gi, ga heran semua suka sama lo.
Tapi sebentar lagi lo akan jadi milik gue" ucap Farish dengan terus menatap paras cantik Anggi.

Perlahan ia mulai…

" hallo …
wattpad lagi, ^_^ terus stay sama author disini hehe 😋 dan terus tunggu kelanjutan nya yah, salam manis semuanya, dan pasti jangan lupa yah para readers untuk votmen nya. Makasih loh :) "

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang