Chap. 22
Suasana dirumah megah milik Yaya ini kini terdengar sangat sunyi, padahal ia kini berada tepat di depan kedua orang tua nya.
Ia duduk berdekatan dengan adik laki-lakinya Dito.
Tatapan kedua orangtua nya kini seraya menatap nya tajam.
"Ada apa Ya kamu ajak kita kumpul kaya gini? " tanya Ibu Yaya yang memecah keheningan seketika.
"Ah itu eumss... Anu" ucap Yaya dengan gugup, entah apa yang harus ia ucapkan untuk pertama kalinya.
Wajar saja, ia baru pertama duduk berhadapan bersama kedua orangtua nya secara langsung.
"Udah Ya ngomong aja, kita ga punya banyak waktu, dan lagian ga ada hal yang penting bukan? Uang sekolah semua udah lunas. Lalu apa lagi? Kamu tuh cuman bisa buang-buang waktu kita aja tau.
Coba liat Dito. Kerjaan nya belajar dan belajar, diem dirumah ga pernah kemana-mana, sedangkan kamu? Bisanya cuman keluyuran aja, ga bisa apa sekali aja kamu kaya Dito? Ga bisa kamu nurut sekali aja kaya Dito. Dia adik kamu, tapi kenapa sifat kamu ga ada sama-sama nya kaya Dito? " Seru Ayah Yaya dengan terus menunjuk-nunjukan jari telunjuk nya pada Yaya.
"STOP Pah, lihat? Ini yang selama ini Yaya mau tanyakan. Yaya heran sama kalian berdua, Yaya selama ini ngikutin tingkah Dito, sampai-sampai Yaya rela jadi perempuan Tomboi yang berbeda dari temen-temen Yaya yang lain nya, karna apa? Karna Yaya mau perhatian kalian. Setiap saat setiap detik kalian selalu aja banding agak dingin Yaya sama Dito. Yaya udah berusaha jadi anak yang baik, jadi anak yang bisa bikin kalian bangga, Yaya berusaha dapetin juara lomba karate sampai Yaya dapat juara satu, Yaya berusaha dapetin juara satu untuk olimpiade kimia, dan Yaya berhasil. Tapi mana? Sekali aja kalian lirik Yaya? Sekalia aja kalian perhatiin dan puji Yaya? Mana? Ga ada kan pah, mah? Yaya serasa diasingkan dirumah ini, ini bukan kehidupan yang Yaya mau. Apa salah Yaya sampai kalian setega ini sama anak kandung kalian sendiri! " ucap Yaya dengan isakan tangis yang semakin memperlihatkan kesedihan hatinya.Bukannya merasa sedih dan bersalah, kedua orang tua Yaya terlihat semakin menanam rasa benci yang semakin kuat pada anak pertama nya itu.
"Brakk" suara pukulan meja yang sangat keras dari ayah nya berhasil membuat Yaya terkejut dan mulai menciutkan nyali nya untuk berbicara lagi.
"Kamu tau apa? Kita ga pernah banding-bandingkan antara kamu dan Dito. Sejak dulu kehadiran kamu memang ga pernah kami harapkan Yaya. Memang kamu itu anak kandung kami, tapi kamu ga sepatutnya ada didalam keluarga ini, semua ini salah kamu, kenapa kamu hadir dan merusak hubungan keluarga besar kita Yaya" ucap Ayah Yaya dengan sangat lantang.Yaya tidak mengerti dengan jelas apa yang dikatan oleh Ayahnya kepadanya itu.
"Apa salah Yaya sampai-sampai membuat kalian begitu marah sama Yaya? Apa mah, pah? " tanya Yaya.
Ibu Yaya pun langsung berdiri dan mulai pergi begitu saja tanpa memperdulikan situasi yang sangat kacau dirumah ini.**
Keadaan gadis cantik yang satu ini terbilang cukup mudah untuk mengadakan acara Big Family.
Tapi ia terus saja merasa ada yang sangat berbeda. Ia tengah duduk di balkon rumah nya seraya memeluk kaki nya dan menggigiti kuku jarinya.
Ia merasa sangat ketakutan dan bingung apa yang harus ia mulai terlebih dahulu.
Seketika Ghaby melihat kearah kanan nya yang tepat sekali disana ada ibu nya yang tengah mengobrol mesra bersama laki-laki muda yang selalu dibawa nya kerumah.
Ia pun mulai menengok ke arah kiri nya dan mulai melihat ayah nya yang juga sedang bermesraan dengan wanita yang akan dinikahi nya itu.
Ia pun merasa sangat terpojok dalam situasi seperti ini dan mulai menjerit.
"AAAAHHHHHHHH" jerit Ghaby yang membuat ayah dan ibunya fokus pada dirinya dan langsung menemui Ghaby."By? Why? Kenapa kamu ngejerit ada apa? " tanya ayah Ghaby sambil mengusap-usap punggung gadis ini.
"Lepas" ucap Ghaby dengan sangat lantang.
"By, ini momy sama Dady. Kamu kenapa? " tanya ibu Ghaby sambil merasakan kekuatiran pada anak nya itu.
Seketika Ghaby pun berdiri dari tempat nya ia duduk. Ia pun menatap kedua orang tua nya dan memalingkan tatapan nya pada dua orang asing dirumah nya itu.
"Apa kalian? Now. Kalian Go... Kalian pergi dari rumah Ghaby" ucapa Ghaby dengan menunjuk ke arah wanita muda dan laki-laki muda simpanan ayah dab ibunya itu.
"Ghaby. Kamu apa-apan sih?? Kamu kenapa? Ga sepatutnya kamu ngusir pacar momy dan dady" bentak ibu Ghaby sambil menarik tangan anaknya dengan keras.
"Mom. Lepas, sakit mom" ucap Ghaby dengan menangis terisak-isak.
"Kamu pantas ngerasain nya, sekali-kali kamu emang harus dikasih pelajaran yah by" bentak ibunya lagi.
"Momy, Dady pliss Ghaby cuman ingin bicara sama kalian berdua tanpa harus ada mereka-mereka ini. Pliss mom, Dad. Sekali aja Ghaby ingin meraskan kehangatan keluarga sekali saja mom, dad! " pinta Ghaby dengan isak tangis nya.Kedua orang tua Ghaby pun terdiam dan menatap satu sama lain.
Hingga akhirnya mereka pun menyetujui apa yang di inginkan oleh anak nya dan menyuruh kedua orang yang asing yang dianggap oleh Ghaby itu pergi.
Hingga akhirnya merekapun pergi dan kini hanya tinggal Ghaby dan kedua orangtua nya yang berada di Balkon rumah mewah ini.Kedua orangtua Ghaby pun menatap kearah Ghaby tidak mengerti apa yang akan Ghaby katakan.
"Eums.. Mom and Dad. Thank. karna kalian udah mau nurutin Ghaby kali ini" ucap Ghaby dengan senyum tulusnya.
"It's ok no problem by. But Dady heran sama kamu, apa yang membuat kamu sampai melakukan hal kaya tadi? Apa yang nau kamu omongin sayang? " tanya Ayah Ghaby dengan sangat lembut.
"Dad? Apa Dady mau nurutin keinginan Ghaby sekali lagi saja? " tanya Ghaby pada ayah nya.
"Of crouse beby. What? Uang? Mobil? Ata apa lagi yang kamu mau? Rumah mewah? Villa?_..."
Ucap Ayah Ghaby tanpa henti.
"Stop Dady, Ghaby tidak mau semua itu, Ghaby hanya ingin Dady dan Momy kembali seperti dady dan Momy lain nya. Ghaby cuman iri sama orangta mereka yang selalu hadir buat anak nya, yang selalu utamain anaknya dan yang paling penting, selalu Setia pada pasangan nya.
Ghaby heran, kenapa kalian suka gunta-ganti pasangan setiap saat, apa kalian tidak pernah ada rasa suka atau sakit hati? " ucap Ghaby yang diiringi dengan air mata yang berlinang.
"Huhh" tarikan nafas Ayah Ghaby yang terdengar begitu sangat berat."Ok. Mungkin sekarang kamu harus tau kenyataan nya sayang. Kamu harus dengar semua penjelasan nya." seru Ibu Ghaby yang mulai menambahkan pembicaraan diantara mereka.
**
"Cklek" pintu ruang kerja Ayah dan Ibunya pun dibuka oleh Anggi. Ia pun melihat kesekeliling ruangan yang begitu besar ini.
Ia mencari kesana kemari Ayah dan Ibunya namun ia tidak menemukan siapapun diruangan itu.
Dengan cepat ia langsung menelpon kaka nya Miranda yang tidak ada di rumah untuk menanyakan dimana keberadaan orang tua nya.
"Kak? Papah sama mamah dimana? " tanya Anggi langsung pada inti pertanyaan nya.
"Kamu cari mereka? Coba aja cari diruang kerja nya" uacap Miranda pada adiknya Anggi.
"Anggi udah ada didalam ruangan kerja mereka, tapi ga ada siapapun disini ka, apa mungkin mereka udah pergi keluar negri yah? " ucap Ghaby dengan heran.
"Ga mungkin de, toh lagian mereka akan pergi minggu depan, dan paspor nya juga masih ada diruang kerja mereka, yasudah nanti kaka pulang ok. Tunggu di rumah yah" ucap Miranda sambil menutup telpon nya.Anggi pun bergegas untuk meninggalkan ruangan ini.
Namun tangan nya tak sengaja menyenggol benda yang ada didekat nya itu sampai jatuh.
Ia pun terkejut saat melihat buku-buku yang begitu menumpuk itu jatuh berserakan.
Ia kini mengambil buku-buku yang jatuh dan menyusun nya kembali.
Tapi ada satu buku yang ia pegang dengan heran, sebuah buku Diary yang begitu sudah sangat kusam.
Ia melihat bolak-balik buku itu dan pergi meninggalkan ruangan nya dengan membawa buku Diary yang ada di tangan nya.Anggi kini duduk di ruang tamu yang mewah yang menjadi pusat perhatian dirumah ini. Karna semua prabotan yang meway dan mahal tersimpan rapi di ruang tamu ruamah nya.
Dengan hati yang sudah tak sabar lagi ia pun mulai membuka buka itu, tapi suara klakson mobil yang baru datang mengejutkan nya, ia pun langsung berlari menuju keluar rumah nya, dan mungkin ini adalah waktu terbaik, karna yang baru saja datang dengan mobil mewah baru itu adalah kedua orangtua nya yang baru saja pulang dari urusan pribadinya masing-masing.
Anggi masih berdiri tegap di depan pintu sambil terus menatap kedua orangtua nya yang mulai melangkah mendekati Anggi.
"Udah pulang? Tumben" tanya ibu Ghaby sambil berdiri di hadapan anak nya itu. Tanpa ada sepatah kata apapun yang keluar dari mulut Anggi ia langsung masuk kedalam rumah nya dan duduk di ruang tamu nya.
Dikuti oleh kedua orang tua nya dari belakang, tapi bukan nya ikut duduk bersama Anggi mereka malah langsung menuju ke ruang kerja mereka."Stop!! Mah, papah. Bisa kali ini kalian istirahat dulu? Habisin waktu sama Anggi? " pinta Anggi yang seraya menghentikan langkah kaki kedua orangtua nya.
"Ga bisa! Udah berapa kali mamah dan papah bilang sama kamu, kita sibuk. Kita ga ada waktu untuk bersantai-santai seperti ini" ucap ibu Anggi dengan meneruskan langkahnya.
Anggi pun berdiri dari duduknya dan mulai berkata kembali.
"Apalagi yang mau kalian cari? Harta? Kalian udah dapetin semua itu? Lihat? Semua ini hasil kerja keras kalian. Bisa kalian nikmatin dengan santai? Bisa sekali aja ada waktu untuk kumpul bersama. Bisa pah mah? " seru Anggi yang mulai memohon.
Kedua orangtua Anggi pun terdiam mendengarkan ucapan Anggi."Hiii, wattpad's salam hangat buat kalian. :) thank for ready yah, dan jangan lupa untuk votmen nya selalu yah, biar mimin makin semangat dalam nulis Hehe.. Hehe.. Hehe.. (Udah kali ya ketawa nya) ^_^ stay terus yah makasih "

KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME
Teen Fictionapa arti kata dari Broken Home yang sesungguhnya.? (Tamat) . lima orang gadis muda, cantik, kaya Raya, berbakat dan Misterius ini di hadapkan dalam suatu permasalahan berat yang masing-masing harus mereka pikul sendiri. . Tersesat dalam pergaulan...