Stalker2

540 16 0
                                    

Chap. 17

"Sorry ya guys, cuman ada minuman dan makanan ini dirumah gue, soalnya semua asisten rumah tangga gue belum pulang. Yang dua ke pasar belanja bulanan. Yang dua lagi pulang kampung dulu, ya jadinya ada nya cuman ini" ucap Yaya sambil menyodorkan nampan yang penuh dengan makanan dan minuman.
"Yang penting dapet makan hehe" ucap Angle sambil mengambil kue kesukaan nya yang hanya ia dapatkan dirumah Yaya.
"Oh ia Glad, lo tadi ko bisa sih sampe barengan sama Genta? " tanya Yaya dengan beralih ke topik pembicaraan yang lain.
"Oh itu. Eums, gue kan tadi beli makanan mentahan soalnya gue pengen coba masak-masakan yang baru sendiri. Terus pas gue mau pulang gue liat di sekolah ga ada siapa-siapa cuman gue aja masih jalan-jalan di lorong, tapi entahlah mungkin ini prasaan gue aja, gue ngerasa ada yang ngikutin sampe-sampe ngebuat gue bener-bener ketakutan. Terus gue lagi takut ada yang megang pundak ya jelas gue makin takut, tapi ternyata itu adalah Genta, yaudah sekalian bareng aja" ucap Glad sambil memakan kue yang ia rebut dari Angle yang memanyunkan bibir nya gara-gara kue kesukaan nya dimakan oleh Gladish tanpa permisi.

Mereka pun terdiam seketika apalagi Angle yang sembari melamun.
"Jel, lo marah sama gue.. Haha pelit banget sih, nih gue kembaliin" ucap Gladish sambil menaruh kue di piring yang sama itu.
"Iihh.. Glad, bukan gitu ahhh, bukan.
Gini yah gue ko curiga banget yah sama Genta, kayanya dia itu gimana gitu... " ucap Angle dengan manjanya.
"Maksudnya gimana-gimana? " tanya Anggi sambil terus menatap Angle.
"Gini yah, setiap kali ada hal yang aneh itu yang terjadi sama Gladish selalu aja ada Genta, emang kalian ga curiga gituh? " tanya Angle dengan menatap balik ke empat sahabat nya.
Mereka berempat pun menggelengkan kepala secara bersamaan dengan tatapan kebingungan.
"Iihhhh kalian nihh ahh ngeselin. Gimana sih" rengeknya. "Gini yah, lo ga inget Gi waktu lo ke toilet cowo gara-gara siapa tuh sahabatnya Genta itu.. Aduhhh siapa yahh.. Ah pokonya itu mergokin orang yang mau masukin barang ke loker milik Glad dan pas di kejar masuk ke toilet cowo dan waktu lo sama si cowo sahabat Genta itu mergokin, di toilet cuman ada Genta doang kan? Ia kan" ucap Angle meyakin kan.
"Oh maksud lo si Sandi? " jawab Anggi
"Heeh. Ia tuh cowo susah banget di apal namanya" balas Angle.
"Bukan susah di hapal. Lo nya aja yang lemot. " ucap Yaya meledek.
Mampu membuat mata Angle melotot tapi Yaya bukan nya takut dengan Angle, ia malah tertawa melihat mata sipit Angle yang melotot itu. Sontak membuat Angle tambah cemberut.
"Tapi ko. Gue ga tau" ucap Glad memotong ketawa Yaya yang terbahak-bahak.
"Oh ia. Pantes lo ga tau, soalnya gue lupa ngasih tau lo hehe.. Yang lain nya juga" ucap Anggi. Setelahnya Anggi pun menceritakan dengan detail semua kejadian waktu di toilet hari itu. Setelah semua selesai, Gladish pun mengerutkan dahi nya, di satu sisi ia percaya kalo Genta tidak akan berbuat hal yang membuat Glad tidak nyaman dan ketakukan, tapi di lain sisi semua fakta itu memang bertuju pada Genta. "Udah Glad, ga usah terlalu di fikirin. Gue sih percaya kalo Genta ga bakal lakuin itu" seru Ghaby yang mengetahui apa yang kini dirasakan oleh Gladish.
"Ko bisa yakin banget? Ada yang bikin lo yakin Glad? " tanya Anggi.
"No. But, gue yakin aja sama dia, dia god boy" ucap Ghaby dengan acuhnya.
Keadaan pun kembali hening.

Terdengar suara bel berbunyi, Yaya pun mulai membukakan pintu.
Saat ia melihat siapa yang kini di depan nya, ia pun terdiam.
"Papah? " ucap Yaya dengan pelan. Sambil menyodorkan tangan nya untuk salam pada ayah nya. Namun ayah nya sama sekali tidak menerima jabatan tangan dari Yaya
"Bawain koper papah" balas papah nya dengan acuh sambil memasuki rumah nya itu.
"Oh ada kalian, selamat siang" ucap ayah Yaya dengan lemparan senyuman pada ke empat gadis yang tengah menikmati cemilan itu.
"Siang juga om" serentak mereka berempat membalas ayah nya Yaya.
Setelah nya ayah Yaya pun pergi menuju ruang TV dan mulai merebahkan dirinya di atas kursi yang besar itu. Yaya pun menemui nya dan menyimpan koper itu di depan ayah nya.
"Kamu ini bisa jadi anak yang berguna ga sih? Taruh koper itu di kamar Ya, kamu ini kenapa sih, papah itu baru pulang, cape Ya, kamu itu jangan buat kepala papah tambah pusing bisa ga, dasar anak perempuan ga ada guna nya. Kamu tuh bukan anak papah yah kayanya" ucap papah Yaya yang tidak perduli dengan air mata yang berlinang di ujung kelopak matanya Yaya itu.

Seketika air mata Yaya jatuh tak terhenti, ia pun pergi meninggalkan ayah nya yang melotot tajam ke arah nya, dengan sengaja ia menyenggol meja dengan keras dan "prankk" sebuah pas bunga cantik ukuran sedang yang terbuat dari kaca ukiran itu jatuh menimpa lantai dan terlihat pecahan beling yang berserakan serta bunga-bunga cantik yang berjatuhan.
"YAYA" bentah ayah Yaya yang memanggil keras nama Yaya.

Angle, Ghaby, Anggi dan Gladish pun mendengarkan perkataan ayah Yaya dan mereka pun merasa tidak enak.
Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang dan menemui Yaya terlebih dahulu di halaman belakang rumahnya. "Eums, Ya, kita pamit pulang yah" ucap Angle.
"Eh. Kalian...  Umm, ma'af yah kalian pasti ngerasa keganggu" balas Yaya dengan mengusap air matanya dan kembali memperlihatkan senyum di ujung bibirnya. "Engga ko bukan nya gitu. Tapi ini udah sore juga jadi kita pamit yah" balas Anggi sedikit berbohong. Yayapun mengangguk tanda setuju, dan akhirnya mereka pun pulang dan berpamitan pula pada ayah Yaya yang terlihat sangat ramah pada mereka.

**

Gladish pun kini sudah berada di halaman depan rumah nya, ia mulai memarkirkan mobil yang baru ia beli itu. Dengan langkah kaki yang sigap ia pun menemui satpam rumah nya dan mulai bertanya "pak, itu mobil yang berwarna hitam itu kenapa ada di dekat rumah kita, dan kayanya di komplek ini ga ada yang punya mobil hitam seperti itu" ucap Gladish.
"Oh itu Non, tadi bapak dan pak Sani udah lihat tapi kayanya tidak ada orangnya, dan kita tidak tau itu mobil siapa non. Ma'af non" balas pak Edi yang di tambah anggukan dari pak sani. "Yaudah pak, gpp. Oh ia mamah sama papah belum pulang? " tanya Gladish yang sebenarnya ia sudah tau jawaban nya.
"Belum non, ibu pergi tanpa naik mobil pribadinya, dan ayah non juga belum pulang karna mobil nya juga tidak ada" balas pak Sani.
Glad pun mengangguk dan mulai pergi menuju kedalam rumahnya.
Ia heran karna melihat se isi rumahnya itu kosong tanpa seorang asisten rumah tangga nya satupun.
Ia pun merasa heran dan mulai memanggil mbok Sumi tapi tetap tidak ada jawaban. Setelahnya ia terus memanggil nama-nama asisten rumah tangga nya yang lain seperti sedang mengabsen.

Gadis itu kini mulai mencari ke setiap sudut rumah nya yang besar, ia mencari mulai dari lantai pertama, kedua dan ketiga tapi ia sama sekali tidak menemukan siapapun.
Sekarang ia mulai merasa takut. "Dreet-dreet" terasa getaran hp yang ada di sakunya itu. Ia pun mulai membuka isi pesan yang masuk ke hp nya dan terkejut setelah melihat isi pesan yang masuk itu.
"Gladis ku sayang, ga usah takut yah. Aku pasti bakal nemenin kamu ko. Sendirian seperti ini pasti ngerasa kamu heran yah, ga usah kuatir, mereka aman ko dengan aku. Kamu bisa nemuin mereka nanti malam. Nanti aku kabarin kamu lagi ok sayang, oh ia sebentar lagi aku mau ketemu kamu. tunggu aku sayang" isi pesan itu seketika membuat ia merasakan merinding.
Ia merasa seperti ada yang sedang memperhatikan nya, ia pun mulai melihat ke sekeliling rumah nya dan mulai lari menuju kamar nya.
Ia pun mengunci pintu kamar nya dan mulai menelpon ke empat sahabat nya, tapi tetap tidak ada jawaban sama sekali dari mereka.
"Ayolah guys, angkat pliss. Gue takut" ucap Gladish dengan amat ketakutan.

"Ting tong, ting tong" terdengar suara bel yang berbunyi. Ia pun heran karna tak biasanya ada orang yang masuk ke halaman rumah nya tanpa izin dari pak satpam yang harus izin terlebih dahulu padanya.
Ia pun mulai membuka pintu rumah nya dan mulai keruang CCTV dan mengecek siapa yang kini berada di balik pintu rumahnya. "Hah? Genta? Ko dia bisa tau rumah gue? " tanya nya sendiri. Dan tak berpikir panjang ia pun mulai berlari menuju pintu dan membuka pintu rumahnya.
"Genta? " tanya Gladish.
"Hai Glad? Elo gpp kan? " tanya Genta yang tiba-tiba terlihat kuatir.
"Maksudnya? Eums wait. Lo ko bisa masuk sini, emang di izinin sama pak Edi dan pak Sani? " tanya Gladish lagi. "Ada satpam dirumah lo? Gue kira lagi keluar, soalnya pos satpam nya kosong tuh" balas Genta dengan menunjuk ke arah pos penjagaan itu.
"Apa? " ucap Glad terkejut. "Ko aneh, eums yaudah deh, gue mau tanya lo ko bisa tau kalo rumah gue di sini? Jangan-jangan… lo orang yang selama ini neror gue yah? Yang selama ini jadi Stalker? " tanya Gladish dengan gugup dan mulai menjauh perlahan dari Genta.

Tidak ada reaksi apapun yang ditunjukan oleh Genta, ia hanya terdiam memandang Glad yang ketakutan dengan kehadiran nya.

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang