Three | Trí

11K 754 17
                                    

Bara Ruth

 

 

“Bara!! Bangun sebelum aku mengguyurmu dengan air dingin!!!”

Aku menggeram, dan berkata,

“Sebentar lagi! Ugh, pergilah..”, ucapku, tanpa membuka mataku sedikit pun. Jujur saja, aku sangat mengantuk, dan aku tidak akan membiarkan seseorang pun menganggu pagi ku.

“Ini sudah jam setengah tujuh, Bara!!”, teriak suara yang kutebak adalah Ashley. Aku pertamanya tidak menggubrisnya, dan tak lama kemudian aku membelalakkan mataku lebar-lebar.

“Siaalll!!! Tiga puluh menit lagi bel sekolah dibunyikan!!”, ucapku, lalu melompat keluar dari ranjang, dan segera mempersiapkan diriku untuk pergi ke sekolah.

                                                            {}

“Aku berangkat, Ashley!!”, teriakku, lalu menutup pintu rumah dengan terburu-buru. Aku keluar dari rumah, dan langsung berlari menuju sekolahku. Aku melihat jam tanganku, dan waktu menunjukkan bahwa lima belas menit lagi bel sekolah dibunyikan. Aku mengumpat, dan mempercepat lariku.

Sesampainya di sekolah, dan untungnya mereka belum menutup pintu gerbang sekolah, aku segera menuju lokerku, dan mengambil buku pelajaran hari ini. Dengan cepat, aku mengambil buku-buku, dan menutup lokerku dengan dentuman yang keras. Tanpa basa-basi, aku segera menuju ke kelas pertamaku, Biologi.

Setelah sampai di depan kelas Biologi, dan sebelum aku mengetuk pintu, aku mendengar suara Mr. Jack yang lantang itu. Kurasa ia sudah mulai menjelaskan materi nya. Sial, Mr. Jack adalah guru yang paling benci jika ada murid terlambat dalam jam pelajarannya.

“Hey, terlambat?”, ucap seseorang dibelakangku. Aku terkejut, dan perlahan menoleh kebelakang.

Dia Niall Horan. Niall kembali memakai sweater putih yang persis ia kenakan saat ia baru pindah rumah. Dan ia menambah sebuah hoodie yang menutupi sebagian kepalanya.

Aku memaksakan senyum, “Y-ya.”, balasku dengan pelan. Kudengar, Niall tertawa kecil,

“Sama sepertiku. Dan kurasa kita akan mendapatkan hukuman. Aku juga sedikit takut masuk kelas, sih.”, ucap Niall enteng, lalu mengendikkan bahunya. Wow, mengapa dia telihat sangat santai seperti itu? Apa dia adalah manusia yang tidak memiliki sifat panik?

“Bagaimana kau bisa setenang ini? Kau kan, murid baru. Dan murid baru seharusnya tidak terlambat dihari kedua.”, ucapku pelan, dan sedikit tersenyum. Niall tertawa,

“Tadi mobilku berlagak bodoh. Dan ditambah dengan jalanan yang ramai.”, gumam Niall, lalu melihat kearahku dengan senyumannya. Kuakui, dia terlihat sangat manis. Tetapi, tidak semanis Ansel. Hei, aku tidak bermaksud untuk menghina.

Aku tertawa kecil, “Begitu, ya?”, balasku, diakhiri dengan senyuman kecil. Sama seperti lainnya, senyuman terpaksa. Niall mengangguk pelan, dan menyandarkan tubuhnya kearah dinding disebelahku. Tiba-tiba, aku mendengar suara pintu terbuka. Aku menoleh kebelakang, dan mendapati muka merah padam Mr. Jack. Bagus.

Irish Boy | Niall Horan [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang