Bara Ruth
Aku menutup resleting tasku dengan perlahan. Setelah pengumuman karakter, aku tidak melihat Niall. Ia pergi lebih awal daripada biasanya, artinya ia meninggalkanku. Bagus, aku pulang sendirian.
Aku menggendong tas ranselku, dan berjalan mengeluari aula. Aku memasukkan kedua tanganku kedalam jaket berwarna merah mudaku, dan mempercepat jalanku. Aku juga tidak melihat Desjardin setelah pengumuman itu. Tidak mungkin mereka pergi bersamaan, bukan? Itu tidak mungkin. Niall sangat membenci Des.
Saat aku keluar dari aula, tiba-tiba saja aku merasa lapar. Aku mengumpat dalam hati, dan memiliki keinginan untuk pergi ke Wendy’s. Siapa yang tidak suka Wendy’s? Semua orang di dunia suka Wendy’s, termasuk aku. Lalu, aku merogoh isi saku celanaku, dan melihat sisa uangku. Masih tersisa 90$, cukup untuk membeli sandwich kesukaanku. Aku tersenyum lebar, dan berjalan mempercepat jalanku agar segera mendapatkan sandwichku.
Sandwich, I’m coming.
{}
“Aku ingin satu sandwich deluxe dengan kentang, dan segelas lemon tea.”, ujarku cepat, dan Lee, sesuai nametag nya, mengangguk, dan mencatat pesananku di komputer. Aku rasa kakiku akan patah setelah ini. Bagaimana tidak, antriannya sangat panjang! Sampai keluar dari Wendy’s, memenuhi jalanan!
“Semuanya 70$.”, gumam Lee. Nama yang cukup aneh untuk seorang wanita. Aku segera mengambil uangku, dan memberinya sesuai harga. Apa ada kenaikan harga? Tapi aku tidak akan protes, karena akhirnya aku mendapatkan makananku.
Setelah Lee memberiku nomor meja, aku segera mencari meja kosong. Aku melihat kearah sekeliling, dan seketika mengumpat karena semua meja penuh. Pada akhirnya, aku bersandar di dinding. Melihat apa ada pergerakan dari orang-orang yang sedang menghuni meja mereka. Aku melihat dua orang, lelaki dan perempuan, mengobrol, padahal makanan dan minuman mereka sudah habis. Tapi tidak mungkin aku mengusir mereka. Adanya, aku akan diusir dan aku tidak mendapatkan makananku. Jadi, aku tetap diam dan melihat kearah mereka. Aku kembali melihat kearah sekeliling, dan melihat lelaki berambut blonde yang sedang makan sendirian, badannya membelakangiku.
Terlihat seperti tubuh Niall?
Ia mengenakan persis baju seperti Niall pakai hari ini, dan aku memastikan bahwa dia adalah Niall. Tumben dia memilih Wendy’s daripada Nandos.
Aku memutuskan untuk berjalan mendekati ‘Niall’, dan menyentuh pundaknya. Dengan cepat, lelaki itu menoleh kearahku. Ternyata benar. Kedua mata biru dingin yang hampa itu melihat kearahku, dan aku membalasnya dengan senyuman kecil. Biasanya, mata Niall tidak sehampa ini. Apa mungkin karena pengumuman tadi?
“Aku boleh duduk?”, tanyaku, dan melihat kearah kursi kosong yang berada di hadapannya. Niall menunduk, dan mengangguk kecil. Aku segera menarik kursi, dan duduk. Aku meletakkan nomor meja di sudut meja, agar pelayan bisa melihatnya. Aku menyilangkan kedua tangan didepan dadaku, menatap Niall yang sedang mengunyah makanan dengan malas.
“Jelaskan.”, ucapku tegas. Niall melihat kearahku,
“Apa maks---“
“Kau tahu apa maksudku, Ni. Jelaskan.”, potongku.
“A-aku sungguh t-tidak tahu apa m-maksudmu, Bara...”, gumam Niall terbata-bata. Aku menghela napas panjang, dan memutar mataku.
“Mengapa kau menghilang begitu saja?”, jelasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irish Boy | Niall Horan [au]
FanfictionI love him, He loves me. I'm a British, He's an Irish. Copyright -peppermint [amazing cover by : rifdasH] ON GOING