Bara Ruth.
Bel pulang sekolah pun dibunyikan. Dan begitupun juga pelajaran yang membuatku bosan berakhir. Aku akan ber-terimakasih untuk bel sekolah [seperti penyelamat nyawa. Aku serius.]
Aku mengemasi peralatan tulisku, dan setelah selesai, aku membawa buku-buku pelajaran, lalu meninggalkan kelas. Aku berjalan kearah lokerku, dan sesampainya, aku segera membukanya. Tetapi, aku menyadari ada hal yang ganjil saat aku membuka lokerku.
Dimana. Buku. Jurnalku!?
Sialan! Dan aku juga baru menyadari bahwa aku meninggalkan lokerku tadi dalam keadaan tidak terkunci! Bagaimana jika ada yang membaca isi buku jurnal ku!? Itu rahasia! Sangat sangat rahasia!
“Sial!”, aku menggeram, dan duduk tersungkur, menyandar di lokerku. Aku menggigit bibir bawahku, dan mengumpat pada diriku sendiri. Bagaimana aku bisa se-teledor ini!? Bahkan, buku-buku pelajaran yang ditanganku masih belum kuletakkan ke loker.
“An bhfuil tú ag lorg ar seo, Bara Ruth?” (Kau mencari ini, Bara Ruth?)
Suara itu, lelaki Irlandia aneh itu sedang berbicara denganku. Dan sialnya, ia kembali berkata dengan bahasa Irlandia nya yang tak kuketahui!
“Jangan membuatku ingin menendang pantat mu!”, geramku, lalu membenamkan wajahku ke tanganku. Aku mendengar Niall tertawa,
“Maafkan aku. Tapi aku yakin kau malah akan membunuhku saat kau mengetahui apa yang kubawa...”, ucap Niall.
Aku mengangkat wajahku perlahan, dan melihat cowok aneh bernama Niall ini sedang berjongkok di hadapanku. Niall tersenyum kecil, lalu ia memberikanku sebuah buku.
Itu.Buku.Jurnalku.
Aku segera merebutnya dari tangan Niall, dan memelototinya. Niall mengangkat salah satu alis matanya, dan mengendikkan bahu.
“Apa maksudmu kau mengambil buku jurnalku!? Isinya sangat rahasia, kau idiot!”
“Salah sendiri kau meninggalkan lokermu dalam keadaan tidak terkunci.”
“Idiot! Apa kau membacanya!?”
“Tenang saja, Bara Ruth. Níl mé ag dul le dramhaíl mo chuid ama a léamh do iris!” (Aku tidak akan membuang waktuku untuk membaca buku jurnal mu!)
Aku menelan ludah dengan cepat, dan memukul lengannya dengan keras. Cowok idiot nan aneh ini mengerang kesakitan, dan diakhiri dengan tawaan kecil.
“Aku masih baik karena aku tidak menendang pantatmu.”
“Terimakasih kau baik sekali!”, ucap Niall dengan nada sarkastik. Aku memutar mataku,
“Arti dari perkataanku tadi, ‘Aku tidak akan membuang waktuku untuk membaca buku jurnal mu!’.”, sambung Niall dengan nada enteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irish Boy | Niall Horan [au]
FanfictionI love him, He loves me. I'm a British, He's an Irish. Copyright -peppermint [amazing cover by : rifdasH] ON GOING