Twenty Two | Fiche a Dó

6.3K 578 38
                                    

Bara Ruth

 

 

Ansel memandang kami dengan pandangan jijik, apalagi saat ia melihat Niall. Dia terlihat sangat terganggu atas kehadiran Niall disisiku, dan aku yakin dia akan lebih sangat terganggu karena melihat momen ku bersama Niall baru saja.

“Bara Ruth.”, ujar Ansel, dengan nada dingin. Aku menoleh kearahnya, dan mengerucutkan bibirku karena canggung.

“Jadi... Kau jadi apa?”, tanya Niall, memecahkan keheningan. Ansel menoleh kearahnya dengan pandangan ‘apa yang kau katakan?’

“Apa maksudmu?”, balas Ansel, nadanya masih dingin.

“Aku dan Bara bermain Drama, kau jadi apa?”, tanya Niall, mencoba untuk seramah mungkin terhadap Ansel. Aku yakin, Niall masih kesal atas perlakuan Ansel terhadapnya beberapa minggu yang lalu.

“Oh. Tidak, aku tidak menjadi apa-apa. Aku hanya lewat, dan melihat kalian berduaan di Aula. Seharusnya kalian sudah berada di belakang panggung, kan?”, ucap Ansel, dan tersenyum terpaksa kearahku.

“Seharusnya iya.”, balasku, membalas senyuman terpaksa Ansel dengan senyuman terpaksa. Bisakah dia meninggalkan kami berdua? Sialan kau.

“Lalu, mengapa masih disini?”, tanya Ansel.

“Karena kau masih mengajak kami berbicara.”, balas Niall dengan cermat. Aku hampir tertawa atas balasannya yang menurutku lucu. Nadanya juga adalah nada datar. Ansel memelototi Niall dengan senyuman kecil,

“Baiklah. Aku akan pergi dari sini.”, ucap Ansel. Niall dan aku mengangguk diwaktu yang sama. Niall pun berjalan menuruni anak tangga, dan aku mengikutinya dibelakangnya. Sebelum aku menuruni satu anak tangga, Ansel dengan kasar menarik lenganku. Aku melenguh, dan Ansel menutupi mulutku dengan tangannya.

“Kau masih bersamaku, Bara. Ingat itu.”, bisiknya dengan nada penuh amarah. Aku mengangguk, dan Ansel melepaskanku, langsung keluar dari aula dengan terburu-buru. Aku menyentuh lenganku, dan sedikit melenguh karena Ansel menariknya terlalu kasar. Aku yakin, pasti akan meninggalkan memar di kulitku.

Lalu, aku mengikuti Niall ke belakang panggung. Untungnya, Niall tidak melihatku tadi. Jika iya, pasti akan terjadi keributan.

                                                                        {}

“Semuanya! Berdiri diatas panggung! Aku akan memberikan kalian naskahnya!”, ucap Mrs. Lely dengan mikrofon. Aku menghela napas, dan mengusap keringat yang berada di dahiku. Kami tadi mendiskusikan tentang Drama, maksudku, apa yang akan dibawakan saat nanti Drama. Katanya, Drama Musikal. Tapi aku berharap tidak. Aku tidak bisa menyanyi, asal kau tahu.

Aku menaiki tangga menuju panggung, dan menginjakkan kakiku diatas panggung. Mrs. Lely dan asisten-asistennya sedang berdiri di depan panggung. Dengan canggung, aku berbaris disebelah Des karena Niall berada di ujung, dan aku terlambat. Jadi, aku tidak dapat tempat untuk berdiri disebelahnya.

Irish Boy | Niall Horan [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang