Fifteen | Cúig Cinn Déag

7.1K 573 26
                                    

Bara Ruth

 

 

Aku membuka mataku perlahan, dan segera mematikan alarm yang berdering dengan keras di meja kecil yang berada di sebelah ranjang Niall.

Ranjang Niall.

Aku baru ingat bahwa aku menginap di rumah Niall. Aku kemarin memasangkan selang tabung BiPAP itu. Aku duduk, dan melihat Niall yang masih tidur dengan damai. Kedua tangannya terlipat di atas perutnya, jari-jarinya bertautan. Dan seketika, aku menggoyangkan tubuh Niall, dengan perlahan tentunya.

“Niall.”, bisikku. Tak lama kemudian, kudengar Niall mendengus,

“Sebentar lagi, Bu!”, gumamnya dengan geraman kecil. Dia mengingau. Aku memutar mataku, dan berpikir apa yang akan kulakukan selanjutnya.

Dan ide gila datang ke otakku.

“KEBAKARAN!!!!”, teriakku, dan melompat-lompat di atas ranjang. Dengan langsung, Niall tersentak, dan melihat sekeliling. Aku tertawa sekeras-kerasnya, karena melihat wajah bingung Niall.

“Ugh!”, geram Niall.

“Selamat pagi, Niall!”, ucapku, bersemangat. Niall mengusap matanya, dan perlahan menguap, dengan hati-hati karena selangnya masih tersambung di hidungnya.

“Dea-maidin, Bara. Go raibh maith agat do mhúscailt dom leis na smaointe cruthaitheacha.”, ucap Niall, lalu tersenyum. (Selamat pagi, Bara. Terima kasih telah membangunkanku dengan ide kreatif itu.)

“Aku tidak akan bertanya apa artinya, yang penting aku harus kembali ke rumahku, dan bersiap-siap karena sekolah akan dimulai dua puluh menit lagi!”, ucapku dengan merusuh, dan langsung mengambil handphone, dan tas ku.

“Tunggu, Bara!”, ucap Niall saat aku hampir memutar knop pintu. Aku menoleh, dan melihat Niall yang menunjuk kearah tabung BiPAP nya. Oh ya, bagaimana bisa aku lupa!?

“Bisa bantu a-aku?”, ucap Niall dengan pelan. Aku mengangguk, dan meletakkan tasku di lantai. Aku berjalan kearah Niall, dan menunggu arahan Niall.

“Putar knop nya menjadi kearah tanda merah itu. Udara akan berhenti.”, gumam Niall. Aku memutar knop tabung, dan Niall mengangguk.

“Setelah itu akan kulanjutkan sendiri karena ini akan sulit jika tidak aku sendiri yang melepaskannya. Kau boleh pulang, Bara. Aku akan menjemputmu!”, ucap Niall. Aku segera mengambil tasku, dan membuka pintu.

                                                                        {}

“Kau bermalam di rumah Nikki?”, tanya Ashley saat aku memakai sepatuku.

Irish Boy | Niall Horan [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang