Twenty Six | Fiche Sé

6K 633 61
                                    

Bara Ruth

 

Ini adalah hari keenam semenjak Niall kembali ke Irlandia. Kami tidak ada henti hentinya saling mengirim pesan singkat, sampai larut malam pun. Disekolah pun, serasa sangat sunyi walaupun banyak anak yang berteriak, tertawa, dan membicarakan sesuatu. Aku sering melamun saat pelajaran, sehingga pernah suatu hari aku dimarahi salah satu guru karena melamun. Melamun Niall? Jelas saja. Sekarang, aku berada di sekolah, tepatnya di kantin. Aku sendirian, bersama segelas kopi dan roti. Rotinya pun masih utuh, sedangkan aku sudah membelinya sekitar 10 menit yang lalu. Niall fever.

"Bara! Melamun saja! Besok kan dia pulang, kau rindu berat ya!", ejek Nikki selagi menarik kursi didepanku dan duduk. Ia membawa sepiring salad dan es lemon. Aku memutar mataku, dan meletakkan handphoneku di meja. Niall belum membalas pesanku, mungkin dia masih sibuk.

"Iya, aku tau dia besok pulang.", jawabku singkat. Aku tidak ingin berbicara dengan siapapun sekarang. Tapi semenjak Nikki adalah sahabatku dan dia paling benci tidak dihiraukan, maka apa boleh buat.

Nikki mengunyah salad nya sambil menggumamkan "Ini enak sekali!". Aku menghela napas, dan kembali melihat handphoneku. Masih belum dibalas. Niall sibuk Bara, jangan egois.

"Kenapa? Pesanmu tidak dibalas sama Niall?", tanya Nikki. Ia menyadarinya, sial.

"Begitulah. Mungkin dia sibuk, biarkan saja.", jawabku. Aku mulai mengunyah rotiku, karena menyadari bahwa perutku sudah kosong. Tadi pagi aku tidak makan pagi, jadi inilah akibatnya.

"Istirahat sudah 15 menit yang lalu dan kau baru menyentuh rotimu? Kau benar benar rindu Niall, Bara.",ucap Nikki lalu memasukkan salad kedalam mulutnya.

"Tadi masih kenyang.", jawabku, berbohong. Aku kembali melihat handphoneku, masih saja belum dibalas Niall.

"Oh.", gumam Nikki, dan kembali menikmati salad nya. Aku mengunyah rotiku lebih cepat karena tidak lama lagi bel masuk dibunyikan. Lalu, layar handphoneku menyala. Aku dengan cepat meraih handphoneku dan melihatnya. Yes! Niall akhirnya membalas pesanku!

From : Niall Horan

 

Hei. Maaf baru bisa balas pesanmu, aku tadi dipanggil ibuku, disuruh membuang sampah diluar. :)

Aku menghela napas, dan membalas pesan Niall.

To : Niall Horan

 

Hei. Iya tidak apa apa. Besok kau pulang jam berapa?

Tepat saat aku menyentuh tanda send, bel masuk berdering. Aku mempercepat makanku, sehabis itu meminum sisa kopiku. Nikki dan aku pun bergegas masuk kembali ke kelas. It's gonna be a long day without Niall.

[]

Hari ini, adalah hari kepulangan Niall dari Irlandia. Niall berkata bahwa aku tidak perlu menjemputnya, tapi aku tetap bersikukuh untuk menjemputnya. Pesawat Niall akan mendarat di bandara 15 menit lagi. Sekarang, aku mengisi waktu menungguku dengan membaca novel dan mendengarkan lagu. Aku duduk dekat dengan jendela, dan jauh dari keramaian. Aku menyandar dinding dan dengan tekun membaca novel, sampai-sampai aku tidak menyadari apa yang terjadi di sekelilingku.Tapi aku tidak lupa untuk melihat jamku.

"Permisi, nona...", ucap seseorang sembari menyentuh pundakku dengan pelan. Aku segera melihat kearahnya, dan terdapat nenek yang tersenyum lebar kearahku. Aku pun membalas senyumannya.

"Iya, ada yang bisa saya bantu nek?", balasku sambil melepas kedua headsetku dan menutup novelku.

"Kursi disebelahmu tidak ada orangnya, kan? Boleh aku duduk? Semua tempat duduk dibandara ini penuh semua kecuali deretan ini...", ucap nenek itu sambil menyeka dahinya yang penuh keringat itu. Oh, kasihan sekali.

"Tentu saja nek!", balasku dengan semangat, dan mengambil tasku lalu kuletakkan dibawah. Nenek itu tersenyum kembali,

"Terimakasih nak.", gumam nenek tersebut lalu langsung duduk. Aku mengangguk dan kembali membuka novelku. Sial, aku baru menyadari aku lupa memberi pembatas buku dihalaman yang terakhir kubaca. Sial, halaman berapa tadi? Aku menggerutu sambil membolak balikkan halaman novel. Ah! Akhirnya ketemu! Sebelum aku memasang headsetku kembali, aku mendengar pengumuman bahwa pesawat dari Irlandia akan mendarat kurang dari 5 menit lagi.

"Oh, Tuhan.", bisikku sambil bangkit dari kursiku. Aku membereskan semuanya, memasukkan novel kedalam tasku dan memasukkan handphoneku kedalam saku. Aku menggendong tasku, dan nenek itu tersenyum.

"Siapa datang dari Irlandia?", tanyanya.

"Temanku nek.", balasku dan bersiap bergegas kedepan pintu gate. Pengumuman kembali dibunyikan, dan aku berpamitan pada nenek itu, dan segera lari kedepan pintu gate. Banyak orang menunggu didepan pintu. Aku berdiri tidak jauh dari pintu, dan tak lama kemudian melihat orang yang datang dari Irlandia berjalan keluar dari pintu. Banyak orang orang yang saling berpelukan, dan aku semakin tidak sabar menunggu Niall datang.

Tak lama kemudian, Niall muncul dengan headset menggantung di lehernya. Ia membawa koper dengan santai sambil melihat sekeliling. Ia mengenakan topi, dan celana pendek beserta kaus putih. Dilengkapi dengan sepatu vans nya. Sial, keren! Aku segera berlari kearah Niall sambil berteriak kearahnya

"NIALL!!!", teriakku berulang kali. Niall menoleh kearahku, dan sebelum ia mengatakan apapun, aku memeluknya dengan erat. Niall hampir jatuh karena pelukanku yang amat tiba tiba, dan akhirnya ia memelukku.

"Hei, Niall.", ucapku, masih memeluk erat Niall.

"Hei, Bara Ruth. Tá mé ar ais", ucap Niall. (Aku kembali).

Niall, entah apa yang kau bilang. Yang penting kamu kembali, aku merasa senang.

                                                                        {}

A/N : Hei, maaf singkat yo hehe (dan agak aneh). Yang penting update (:


Tampilan baru wattpad gini banget (': bingung abis deh aku serius.

 

Vote and comments? Thanks!

Irish Boy | Niall Horan [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang