Bara Ruth
Hari ini adalah hari keberangkatan Niall ke Irlandia, negara asalnya. Aku sedikit merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatiku, entah apa itu. Jujur, aku tidak ingin Niall pergi – walaupun hanya sementara, tetap saja. Sekarang, aku sedang bersiap – siap untuk mengantar Niall ke bandara. Aku bisa menyetir [untuk pengetahuan kalian saja.]. Tapi aku tidak akan berkata bahwa aku adalah pengendara yang baik.
“Kau akan mengantar Niall? Dia-nya yang kesini atau kau yang kesana?”, tanya Ashley dibelakangku, tiba-tiba. Aku melihat refleksi Ashley yang sedang berdiri menopang pundaknya di pintuku. Aku menghela napas, dan meletakkan bedakku di meja rias.
“Dia yang akan kesini. Lagipula dia hanya membawa satu koper, dan isinya juga tidak terlalu banyak...”, balasku, dan memberi lipstik di bibirku. Setelahnya, aku bersandar di dinding, dan menghela napas. Aku merasa ini semua tidak nyata. Maksudku, Niall akan pergi ke Irlandia walaupun hanya satu minggu. Dan Irlandia juga lumayan dekat dengan Inggris. Lalu, tidak mungkin aku ikut ke Irlandia, karena ini juga masalah keluarga Niall, bukan aku. Lalu, handphoneku berdering, menandakan ada pesan teks masuk. Aku segera meraihnya dari meja riasku, dan membukanya.
From : Niall Horan
hi bara! Aku sudah didepan rumahmu, dan kurasa aku butuh bantuanmu sekarang juga (:
Aku mengerutkan alisku, dan berjalan kearah jendela. Aku membukanya, dan menengok kebawah. Aku melihat Niall sedang berdiri didepan rumahku, dan ia sedang fokus dengan handphonenya. Aku pun ingat, bahwa pagarku masih keadaan terkunci.
“Ash! Niall ada didepan, buka pagarnya!”, ucapku di nada monoton.
Ashley dengan otomatis segera turun dari kamarku, membuka pintu pagar. Aku merapikan rambutku, dan menyemprotkan parfum ke tubuhku. Setelah itu, aku meraih tas kecil, dan meletakkannya di pundakku. Handphoneku kumasukkan kedalam tas, dan segera menuruni tangga.
“Kau akan berapa lama di Irlandia, Niall?”
“Hanya satu minggu, Ashley. Mengapa? Kau mau oleh-oleh?” , kudengar suara Niall yang menggoda Ashley, tapi menggoda dalam hal positif. Aku mengenakan high heelsku, dan kembali mendengar chit-chat mereka.
“Untuk apa oleh-oleh?” , lalu tawaan terdengar. “Ya jika kau mau membawakan oleh-oleh, pastikan banyak!”
“Kita lihat nanti.”
Ucapan mereka pun terhenti saat aku berjalan mendekati mereka. Niall berdiri di depan sana dengan kasual, ia mengenakan tank top dan dilengkapi oleh jaket biru, dan baggy jeans nya berwarna hitam disertai sneakers berwarna putih dan snapback hijau di kepalanya. Sangat kasual, sama sepertiku. Aku mengenakan kaus bermotif galaxy dan celana jeans dengan high heels berwarna hitam. Rambut brunette ku kubiarkan tergerai.
“Kalian hari ini terlihat sangat modis sekali.. Tumben kau modis, Bara.”, sindir Ashley. Aku memutar mataku,
KAMU SEDANG MEMBACA
Irish Boy | Niall Horan [au]
FanfictionI love him, He loves me. I'm a British, He's an Irish. Copyright -peppermint [amazing cover by : rifdasH] ON GOING