Thirteen | Trí Déag

7K 622 28
                                    

Bara Ruth

 

Aku melihat kearah Niall yang menatapku dengan pandangan amarahnya itu. Aku menggigit bibir bawahku, dan mencari kata-kata untuk menjawab pernyataan nya itu.

“Apa maksudmu, Bara Ruth? Kau tahu bagaimana perasaanku sekarang?”, tanya Niall dengan nada yang ia buat setenang mungkin. Kurasa Niall akan berteriak kepadaku, tapi Niall malah mencoba untuk setenang mungkin.

“Aku.. Ugh, maafkan aku, Niall.”, gumamku, lalu menundukkan kepalaku. Air mataku sudah bersiap untuk keluar dari mataku. Aku bahkan tidak kuat melihat Niall yang menunjukkan ekspresi kekecewaannya yang terlihat jelas dari raut wajah dan mata.

Kudengar, Niall menghembuskan napas , “Halaman keberapa yang kau baca?”, tanyanya. Aku melihat kearah Niall, dan menelan ludah.

“E-entahlah.. T-tapi halaman y-yang menjelaskan t-tentang kau dan D-Desjardin..”, balasku dengan nada pelan. Kudengar, Niall melenguh, dan menggeram kesal. Aku menggigit bibir bawahku lebih keras, dan sampai kurasakan darah keluar dari bibirku.

Aku melihat kearah Niall, dan melihat rambutnya yang berantakan itu. Kurasa, Niall baru saja mengacak-acak rambutnya karena kekesalannya.

“Niall?”, gumamku.

“Apa?”, balas Niall dengan nada dingin. Sial, aku tidak pernah melihat Niall semarah ini.

“Maafkan aku..”, ucapku. Aku tidak dapat menahan airmataku lagi, jadi mereka pun perlahan jatuh.

“ Lupakan hal itu. Kita harus segera mengerjakan tugas Kimia.”, balas Niall dengan nada yang masih dingin. Niall berjalan kearah laptopnya berada, dan meletakkannya di meja. Ia menarik kursi, dan mulai menyalakan laptop.

Aku berjalan dengan pelan, dan berdiri disebelah Niall [karena tidak ada kursi.]

“Ada kursi di sudut ruangan, pakai itu.”, gumam Niall. Aku dengan cepat mengambil kursi yang berada di sudut ruangan, dan meletakannya disebelah Niall. Aku duduk, dan Niall pun membuka sebuah website. Ia mulai mengetik kata pencarian, dan aku hanya terdiam melihat kearah layar laptop Niall. Lalu, aku mendengar Niall menghela napas dalam-dalam.

“Dengar, aku sudah memaafkanmu, Bara Ruth. Tadi aku merasa sangat kesal dengan siapapun.”, gumam Niall. Aku dengan pelan mengangguk, dan Niall menoleh kearahku. Tunggu, ia menatapku dengan kedua matanya yang berbinar-binar?

“Aku jadi teringat masa laluku bersama Desjardin, padahal aku sudah berhasil untuk tidak mengingatnya.”, ucap Niall, lalu ia menutup laptopnya. Aku melenguh, dan melihat kearah Niall yang sekarang melihat kearahku dengan kedua mata yang berbinar-binar.

“Itu alasan terbesarku mengapa aku pindah ke London.”, sambung Niall. Aku tetap diam, dan tetap melihat kearah Niall yang sekarang sedang menggigit bibir bawahnya. Lalu, aku mendengar Niall terisak.

“Ada apa denganmu dan Desjardin, Niall?”, tanyaku dengan halus. Niall menghapus airmatanya yang sudah membasahi pipinya. Niall kembali terisak, dan Niall pun menarik napas dalam.

Irish Boy | Niall Horan [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang