Seven | Seacht

8.1K 645 19
                                    

Bara Ruth

 

 

Aku masih menangis sampai sekarang. Niall bahkan sudah berkali-kali mengatakan bahwa itu semua baik-baik saja. Sebenarnya, itu tidak baik-baik saja. Aku tidak menduga bahwa Ansel dapat melakukan hal demikian.

“Lupakan saja, Bara Ruth. Kau dan aku memiliki jam pelajaran, dan kurasa kau tidak ingin dipanggil ke ruang hukuman, kan?”, ucap Niall pelan, dan tepat di telingaku. Aku menggelengkan kepalaku, jelas aku tidak ingin dipanggil ke ruang hukuman. Tetapi, aku tidak ingin mengikuti pelajaran. Dan terlebih lagi aku memiliki kelas bersama Ansel dan Bree.

“Kita berada di kelas yang sama, Bara Ruth. Kau tidak perlu begitu. Ayo kita masuk kelas?”, sambung Niall, berusaha untuk membuatku berbicara. Aku daritadi tidak berbicara, yang hanya kulakukan adalah menangis.

Aku menahan tangisku, dan setelah beberapa menit menenangkan diri, aku berdiri mengambil tas dan buku-buku pelajaranku yang sedari tadi terkapar di tanah taman sekolah. Aku menghapus airmata ku yang terakhir menetes di pipiku,

“Ayo kita masuk kelas.”, gumamku. Ugh, suaraku sangat menjijikkan setelah menangis.

“Nah, seperti itu Bara Ruth yang kukenal!”, ucap Niall dibelakangku, dan aku tertawa kecil. Dia bisa menaikkan keadaanku. Lalu, Niall meraih tanganku, dan menggandengku ke kelas pertama, Sejarah.

                                                            {}

“Akan kubuat kelompok untuk memecahkan masalah yang sedang kita bahas! Satu kelompok berisikan empat orang, dan kalian bebas memilih!”, ucap Mr. Dorothy, dan para murid pun segera berhamburan membuat kelompok. Aku hanya termenung di tempat dudukku, sampai ada yang menepuk pundakku.

“Hey, kau mau jadi kelompokku?”, tanya Niall. Aku langsung menoleh kearahnya, dan mengangguk dengan cepat. Niall tersenyum lebar, dan begitupun juga aku. Kulihat Niall menggeret meja dan kursi agar membentuk seperti kelompok, dan Niall duduk tepat di depanku. Aku melihat para murid yang masih berhamburan mencari anggota kelompok.

Lalu, aku melihat Ansel dan Bree yang berkelompok bersama-sama. Jadi, begini maksud Ansel? Dia hanya mempermainkan perasaan ku saja, dan setelah ia puas, ia meninggalkanku begitu saja? Dia butuh pembalasan, dan aku yakin pembalasanku akan lebih menyakitkan daripada apa yang dia lakukan kepadaku.

“Hey, Bara?”, ucap Niall, membuyarkan pikiranku untuk pembalasan terhadap Ansel. Aku mengerjapkan mataku berkali-kali, dan melihat kearah Niall yang sedang menatapku bingung.

“Ada apa?”, tanyaku. Niall menghela napas, dan melihat kearah Ansel, lalu kembali ke arahku,

“Jangan dipikirkan, Bara. Itu akan membuat beban.”, ucap Niall pelan. Aku mengangguk, dan membuka buku Sejarah ku.

“Hey, bolehkah kami berkelompok dengan kalian?”, ucap seseorang yang berada di samping kananku. Aku menoleh kearah orang yang berbicara, dan melihat Ansel dan Bree yang berdiri dengan senyuman lebarnya.

Irish Boy | Niall Horan [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang