Songs of the chap :
Demi Lovato ft. Cher Lloyd - Really Don't Care
Zedd ft. The Foxes - Clarity
Bara Ruth
“Bangun!!!!”
Seketika, aku pun tersentak bangun. Aku membelalakkan mataku berkali-kali, lalu melihat kearah Ashley yang sudah berdiri di sampingku dengan ember yang penuh dengan air. Aku terkejut,
“Ashley!!”, pekikku. Ugh, suaraku sangat buruk sehabis bangun tidur.
“Aku akan mengguyurmu dengan ember berisi air ini jika kau tidak membangunkan teman mu itu!”, ucap Ashley, dan aku pun terperangah. Aku dengan perlahan melihat kearah samping kiriku, dan melihat Niall yang masih tertidur dengan sahaja. Kami tertidur bersama di sofa ini!?
“Niall! Bangun!”, ucapku, dan mengguncang tubuh Niall. Niall menggeram, dan menampar tanganku.
“Lima menit lagi, Bu!”, geram Niall, lalu memiringkan tubuhnya kearahku dengan mata yang masih tertutup. Aku membelalakkan mataku, dan tetap mengguncang tubuh Niall. Niall tidak merespon, dan aku tidak punya pilihan lain selain mendorong tubuhnya ke lantai.
BRUK!
Niall mengerang kesakitan, dan ia perlahan membuka matanya. Ia terlihat masih sangat mengantuk, dan aku merasa bersalah karena itu. Niall menatapku dengan pandangan tidak percaya, dan ia pun duduk dilantai.
“Dea-maidin, Bara Ruth. Go raibh maith agat as do spreagadh.”, ucap Niall dengan sarkastik. (Selamat pagi, Bara Ruth. Terimakasih atas dorongannya.)
Aku memutar mataku, dan bangkit dari sofa perlahan. Niall mengikuti untuk berdiri, dan ia melihat kearah Ashley yang membelalakkan matanya kearah Niall.
“Um, kau siapa?”, tanya Niall dengan nada dingin.
“Ashley Ruth.”, balas Ashley dengan pelan.
“Siapanya Bara Ruth?”, tanya Niall lagi.
“Kakaknya.”, balas Ashley dengan nada yang lebih pelan dari sebelumnya.
Niall mengangguk, dan tetap melihat kearah Ashley yang sedang menatap Niall dengan pandangan kosong. Aku memutar mataku, mendengar pertanyaan Niall yang begitu idiot. Siapa lagi yang berada di rumah ini selain aku dan Ashley?
Lalu, aku menyadari bahwa hari ini adalah hari libur. Aku menghela napas, dan berjalan kearah dapur. Aku mengambil minum, dan meminumnya dengan pelan. Aku menguncir rambutku dengan ikat rambut yang melingkar di pergelangan tanganku.
“Aku tidak mendapatkan sarapan pagi?”, tanya Niall dibelakangku. Dia selalu ingin makanan, makanan, dan makanan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Irish Boy | Niall Horan [au]
FanfictionI love him, He loves me. I'm a British, He's an Irish. Copyright -peppermint [amazing cover by : rifdasH] ON GOING