Bab 2

10.1K 934 55
                                    

Kim Jongin menghela nafas berat saat membuka pintu jendela rumahnya.Udara malam di Seoul yang sudah lama Jongin tidak menghirup nya.
Karna sudah hampir 17 tahun ini Jongin  tinggal di Daegu.. 

Jika bukan karna keinginan putra sematawayang nya Jongin akan lebih memilih tinggal di Daegu sampai hari tuanya.  Tapi Jongin tidak bisa egois,Jongin harus mengalah demi putranya.  Demi putra tercintanya yang sudah berjuang untuk mendapatkan baesiswa agar dapat bisa bersekolah di Seoul Internasional High School meski Jongin ingin tertawa saat Taeoh mengatakan salah sekolah.

"aku merindukanmu" gumam Jongin menatap langit gelap tanpa bintang. 
.
.
.

Taeoh namja tampan yang mirip dengan Jongin itu baru saja keluar dari kamarnya dengan wajah kusut khas bangun tidur. 
Taeoh meregangkan badanya yang terasa sangat pegal karna semalaman Taeoh dan Jongin menata rumah baru mereka.

Bukan rumah lebih tepatnya Ruko dua lantai.  Lantai atas di gunakan untuk mereka untuk tempat tinggal mereka,di lantai atas ada  2 ruangan yang di gunakan untuk kamar Jongin dan Taeoh.  Lalu ada dapur kecil,di pojok dapur ada kamar mandi lalu di samping kamar mandi ada pintu menuju atap dan ada ruangan yang cukup untuk di jadikan ruang keluarga. 
Lalu lantai bawah Jongin gunakan untuk kedai bulboginya. 

"pagi umma"

"pagi nak, cuci wajahmu lalu sarapan lah.  Hari ini barang-barang di kedai kita akan datang" ucap Jongin lembut

Taeoh diam tidak menjawab namun melakukan apa yang di perintahkan Jongin. 
"umma pagi-pagi sudah belanja? " tanya Taeoh heran saat menu sarapanya cukup berat hari ini.  nasi dengan ikan goreng, sop jagung serta rumput laut. 

"umma tadi ke supermarket Taeoh-ya.  Lagi pula sudah dua hari ini kita makan pesan antar"

"tapi umma nanti lelah"

"umma tidaklah lelah jika itu untuk putra umma" ucap Jongin mengusap lembut pipi Taeoh

"terima kasih umma" Taeoh memeluk Jongin erat "Saranghae umma"

"nado saranghae nae adeul"

" Taeoh janji,jika nanti Taeoh sudah lulus dan bekerja.  Taeoh tidak akan membiarkan umma kelelahan. Taeoh akan memperbesar kedai kita,nanti kita akan memiliki karyawan"

"umma akan menagih janji mu nanti" gurau Jongin "tapi untuk saat ini umma ingin kau fokus belajar jangan memikirkan apapun" tambah Jongin

"umma" panggil Taeoh ingin menanyakan perihal surat yang Taeoh temukan di lemari Jongin saat Taeoh memasukan baju-baju Jongin kedalam koper 3 hari yang lalu sebelum mereka pindah ke Seoul. 

"kenapa heum? " tanya Jongin tersenyum manis

"masakan umma selalu enak" jawab Taeoh asal. Karna cukup ragu apakah Taeoh harus bertanya atau mencari tahu sendiri. 

"aku harus mencari tahu sendiri" batin Taeoh.. 
.
.
.

Haowen menghela nafas ringan saat memasuki area sekolahnya.  Tatapan kagum tidak bisa Haowen hindari.  Lagipula siapa yang tidak mengenal Oh Haowen?? Si pangeran sekolah. 
Haowen si nomor 1 dalam bidang akademik dan olahraga tapi kurang dalam bidang seni. 
Haowen di kagumi..
Haowen di puja..
Haowen di segani.. 
Haowen di inginkan semua siswa ataupun siswi.

Jika di ibaratkan dalam dunia entertaiment Haowen adalah idol grup yang sedang bersinar terang. 
Seperti hal nya dunia entertaiment ada yang sedang bersinar terang pasti ada yang berusaha untuk lebih bersinar,bukan?.
...

"annyeong haseo Kim Taeoh imnida mohon bantuanya" Taeoh membungkukan badanya di depan kelas. 

"Taeoh-ah kau bisa di bangku samping Ziyu" ucap Park Saem "Xi Ziyu angkat tanganmu" tambah Park Saem

"ne, Saem" seorang namja cantik mengangkat tangannya

"Taeoh kau bisa duduk, dengarkan penjelasan saya.  Kau bisa berkenal dengan teman baru di jam istirahat"

"ne saem,terima kasih"

Taeoh berjalan kearah namja bernama Ziyu lalu duduk di samping Ziyu.  

"salam kenal Ziyu-shii"

"salam kenal Taeoh-shii"

Bel tanda istirhat berbunyi  ,beberapa siswa berhamburan keluar kelas dan ada beberapa siswa yang mengajak Taeoh berkenalan. 

"wahh deabak" pekik Seorang namja cantik bertag Jesper Park "kau pasti sangat pintar" tambah Jesper dengan suara melengkingnya

"apa yang di banggakan dari aku? " tanya Taeoh heran saat Taeoh menjawab jujir jika Taeoh bisa masuk kesekolah ini karna Beasiswa

"karna sulit masuk sekolah ini, kami banyak mengerjakan tes ujian untuk bisa lulus dan hanya 5 siswa di sekolah ini yang siswa baesiswa 3 orang angkatan 1 dan 2 orang di angkatan 3. Jadi kau satu-satu nya di angkatan 2" ucap Ziyu berusaha menjelaskan dengan kata sebaik mungkin tidak ingin ada kata yang menyinggung Taeoh. 

"Otak mu terbuat dari apa?  Kau berapa kali ujian?" tanya Jesper cepat

"aku merasa beruntung bisa masuk sekolah ini dan aku tidak merasa tersinggung aku masuk jalur baesiswa" jawab Taeoh tersenyum kecil
"tapi sejujurnya saat akan mengikuti ujian online aku salah masuk situs ,hmm aku berniat masuk School Of Performing Arts Seuol tapi entah aku bingung atau kenapa hingga aku salah masuk situs hmm lalu mengerjakan 2 tes ujian lalu seminggu kemudian aku di nyatakan lulus"

"DEABAK!! Prok prok prok,hanya dua tes ujian? kau bisa bernyanyi dan menari??" pekik Jesper dengan bertepuk tangan heboh

"aku pikir kau harus terbiasa dengan teman sekelas Jesper" Ucap Ziyu

"tidak masalah,memiliki teman dengan banyak karakter itu menyenangkan" ucap Taeoh tersenyum dan Taeoh tidak menyadari jika Ziyu tersipu hanya dengan senyuman kecil nya. 

"OH HAOWEN" pekik Jesper tiba-tiba saat melihat Haowen memasuki kelas
"kau bolos pelajaran Park Saem?"

"aku hanya sedikit mengantuk jadi aku tidur di uks Jesper-ah" jawab Haowen

"kau tidak bisa bermalas-malasan mulai sekarang" ucap Jesper mengebu-gebu

"ck berhenti bersikap berlebihan"

"kau sudah punya saingan"

"Jesper Park, apa maksudmu dengan saingan oeh? "

Jesper dengan tanpa sopan menarik Taeoh hingga kini Taeoh dan Haowen berhadap-hadapan. Pandangan kedua namja itu bertemu. Tatapan heran dari Haowen karna tidak bisa mengartikan tatapan Taeoh kepadanya

"Kim Taeoh" Taeoh mengulurkan tanganya

"Oh Haowen"  Haowen menyabut tangan Taeoh

'hyung atau saeng?' batin Taeoh menatap Haowen dengan senyum kecilnya

'tatapan macam apa itu? " batin Haowen cukup penasaran dengan sosok namja seumuran denganya itu....

TBC

Gimana??? 

It's Not Daddy (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang