Bab 15

9K 880 93
                                    

Kim Taeoh namja tampan itu terlihat sedang menatap sendu makam bertuliskan Kim SeungJae . Dengan posisi duduk Taeoh mengusap lembut rumput-rumput di makam tersebut.

"Umma baru mengunjungi mu yah hyungie?" tanya Taeoh meski mengetahui tidak ada yang akan menjawab pertanyaan ya
"Tae dan umma seperti orang bodoh bukan hyungie? Kami tidak pernah sekalipun membahas mu tapi kami diam-diam selalu mengunjungimu,saat Tae di Daegu Tae selalu berbohong jika Tae bermain dengan teman padahal Tae ke Seoul untuk mengunjungi hyungie begitupun juga umma. Umma selalu berbohong jika akan mengunjungi hyungie. Tae hanya tidak mengerti untuk satu ini kami saling tertutup" ucap Taeoh sendu "Tae hanya tidak ingin ada tangis hyungie,karna jika Tae membahas mu ,pasti umma menangis dan Tae benci saat umma menangis.. Saat pertama kali umma mengatakan Tae memiliki saudara 4 tahun lalu itu adalah pertama kali nya Tae kesini bersama umma dan selanjutnya kami tidak pernah membahas hyungie ataupun mengunjungi hyungie bersama"gumam Taeoh tersenyum sendu  "Maafkan Tae hyungie" tambah Taeoh lalu menatap langit yang mendung

"Hyungie" lirih Taeoh kembali "seperti apa kata Tae waktu itu,appa kita masih hidup,dia yang membuang kita hyungie,seandainya dia tidak membuang kita pasti hyungie ada di samping Tae,kita akan bermain bersama,belajar bersama" ucap Taeoh dengan rasa sesak tanpa alasan di hatinya

"Hyungie ,Tae pulang dulu yah. Minggu depan Tae datang lagi" Taeoh berdiri dari duduknya lalu menatap makam Seungjae lekat
"Annyeong Hyungie,saranghae"
.
.
.
"Kim Jongin" Jongin berdiri kaku saat mendengar suara yang sangat Jongin rindukan. Dengan perlahan Jongin membalik badannya . Disana tepatnya di depan pintu kedai nya ada Jaejoong yang menatapnya penuh rindu dengan air mata yang mengalir di pelupuk matanya dan tidak hanya Jaejoong ada pula Baekhyun dan Minseok sahabat nya saat masih sekolah dulu.

"Umma" lirih Jongin

grep

Jongin merasakan pelukan itu lagi.
Pelukan hangat yang sudah hilang semenjak perceraian nya dengan Sehun dan Jongin yang memilih pergi dari lingkaran kehidupan keluarga Oh .

"Anak ku hiks" Jaejoong mencium seluruh wajah Jongin

"Umma hiks umma" Jongin kembali menumbrukan dirinya kedalam pelukan hangat Jaejoong ,meluapkan semua rasa rindu yang mereka rasakan,mereka masih berpelukan sampai mereka merasa puas dengan pelukan hangat itu.

"Jongie" Baekhyun

"Baekkie"

"Kau tidak ingin memelukku?" Tanya Baekhyun merentangkan tangannya

"jangan lupakan aku" ucap Minseok tersenyum namun di iringi dengan isakan kecil.

"Saeokie hyung" lirih Jongin lalu memeluk kedua sahabatnya bersamaan dengan isak tangis saling menyahut.

"Bodoh" Baekhyun memukul kepala Jongin setelah pelukan mereka terlepas

"aww" pekik Jongin

"Yakk kau kenapa memukul menantu ku oeh? Kau benar-benar seperti ibumu. Serampangan" ucap Jaejoong mengelus kepala Jongin ,sementara Jongin tersenyum bahagia.

"yakk ahjumma aku dan umma tidak serampangan" ucap Baekhyun tidak terima

"Tentu saja kau itu seperti ibu mu Byun Heechul"

Baekhyun memutar bola matanya malas

"Tentu saja Jongin bodoh,bagaimana kau setega itu tidak memberitahukan kami jika kau kembali ke Seoul" ucap Baekhyun kesal

"Aku hanya belum menemukan waktu yang tepat" jawab Jongin sembari menggenggam tangan Jaejoong

"Jika saja Chanyeol tidak ikut rapat kemarin di sekolah kami tidak akan mengetahui jika kau di Seoul Jongie" ucap Minseok lembut

It's Not Daddy (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang