Sudah hampir seminggu Jongin dan Taeoh di Seoul. Semuanya belum berjalan stabil, seperti halnya kedai Bulbogi mereka. Di hari pertama bahkan hanya 5 orang yang berkunjung hari kedua dan seterusnya sudah mulai banyak yang berkunjung meski tetap saja pengeluaran dan pendapatan lebih banyak pengeluaran.
Tapi Jongin menjalani semuanya dengan ikhlas, saat mereka memutuskan pindah ke Seoul saat itu pula Jongin sudah mengantisipasi jika kondisi ekonomi mereka tidak akan sebaik saat mereka di Daegu. Bahkan untuk menyewa ruko di Seoul saja Jongin harus rela mengambil sebagian tabunganya untuk biaya kuliah Taeoh nanti.
"Taeoh pulang" suara Taeoh yang cukup nyaring membuah senyum kecil dari Jongin yang sedang duduk membuat bulbogi di dapur kedai mereka."kedai lumayan ramai umma" ucap Taeoh saat sudah memasuki dapur
"iya, umma bersyukur untuk itu bahkan mungkin bulbogi kita hanya untuk 10-15 orang lagi. Sebagian dari mereka berkata jika mereka mengetahui kedai kita dari teman-teman mereka" ucap Jongin masih sibuk memasukan bulbogi kedalam 3 mangkuk
"ini di meja no berapa? " tanya Taeoh
"no 6 mereka siswa senior high school sepertinya" jawab Jongin
"umma buatkan 1 porsi lagi, aku membawa teman ke kedai" pinta Taeoh
"baiklah" ucap Jongin tersenyum lembut sembari mengusap rambut Taeoh
'putra kita tumbuh dengan baik Hun' batin Jongin menatap sendu punggung Taeoh
"bahkan Taeoh lebih tinggi dari ku,bahunya mulai tegap, punggungnya mulai lebar" gumam Jongin tersenyum sedih
...
"ini pesanan nona-nona 3 mangkuk bulbogi,mohon tunggu minumanya" ucap Taeoh ramah dengan senyum tampan yang membuat 3 gadis itu meleleh karna Taeoh"aigoo aigoo tampanya" pekik para gadis itu saat Taeoh sudah meninggalkan meja mereka
"dia memakai seragam Seoul Internasional High School" ucap Yoeja bertag name Yuri
"aku akan sering kesini,sesekali cuci mata . Makan bulbogi yang enak sekaligus memperhatikan sipemiliknya" ucap yang bertag name Hyorin dengan menangkup kedua pipinya
"ck, darimana kau tahu si tampan itu pemilik kedai nya? " tanya Yuri
"ini kan ruko ayah ku" jawab Hyorin
"kau tega kepada kami oeh? Kau baru mengajak kami kesini?? Kau ingin menatap si tampan sendiri? " ucap bertag name Hyuna dengan sinis
"kenapa aku harus berbagi si tam--------------"
"permisi, ini minuman nya nona-nona, lalu kenapa kalian tidak memakan bulboginya? Apa itu tidak enak? " tanya Taeoh sambari menaruh 3 lemon Tae di meja .
"tidak" pekik ketiga gadis itu bersamaan
"benarkah? " Taeoh memberikan senyum nya
"sering-seringlah berkunjung!!" dengan tidak menghilangkan senyumnya Taeoh ikut duduk dengan ketiga gadis itu
"kami juga menyediakan pesanan untuk berbagai acara""wah ,benarkah? " tanya Hyuna berbinar
" tapi jika ingin memesan 2 hari sebelun acara di selengarakan.. Baiklah aku pergi nona-nona cantik. Selamat menikmati"
"tidak bisakah kau sedikit mengobrol bersama kami" pinta Hyorin yang di angguki oleh Yuri dan Hyuna
"sejujur nya aku ingin tapi aku datang dengan temanku.tidak enak jika teman ku menunggu" ucap Taeoh dengan nada menyesal serta menampilkan mimik bersalah
"baiklah tak apa,kau bisa menemui temanmu tapi jangan merasa bersalah kepada kami" ucap Yuri pelan
"aku minta maaf" Taeoh membungkukan badan lalu berbalik meninggalkan ketiga gadis itu .
...
"maaf menunggu lama" ucap Taeoh duduk di salah satu kursi kedai yang tak jauh dari meja ketiga gadis tadi."kau yang pintar mengoda atau mereka yang terlalu terlena dengan senyummu" ucap Ziyu teman yang tadi di maksud Taeoh
"mungkin dua-duanya" Taeoh menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "itu hanya salah satu cara agar kami memiliki pelanggan tetap"
Ziyu tersenyum kecil
"ini tidak akan nyaman, bagaimana jika kita mengerjakan tugasnya di lantai atas! "
"terserah kau saja"
"baiklah ayo ikuti aku"
"aku masih ingin memakan bulboginya" ucap Ziyu menunjuk mangkok nya yang masih setengah lagi
"kau bisa membawanya keatas" ucap Taeoh tersenyum kecil
'mama aku suka senyum Taeoh' batin Xiyu mengikuti langkah Taeoh.
.
.
.
Sehun menatap tajam Irene yang terlihat menundukan kepalanya.."apa yang kau beli? Hingga aku mendapatkan pemberitahuan pengeluaran platinium card mu sudah limit" tanya Sehun datar
"Yeobo" rengek Irene
"ini sudah ketiga kalinya dalam sebulan" Ucap Sehun menghela nafasnya berat
"kau pikir aku hanya duduk di meja tanpa beban yang aku tanggung? Kau pikir mudah mendapatkan uang?""aku hanya tidak di remehkan teman-teman ku Hun ,kau tahu?? Hanya aku yang tidak menggunakan Black Card" ucap Irene kesal
"aku akan memberikan kartu debit kepadamu, aku akan mentransper tiap bulan dengan jumlah yang sama, jadi kau bisa mengngatur pengeluaran sesuka mu" ucap Sehun dingin
"APA? " pekik Irene "kau tidak bercandakan? " tanya Irene memastikan pendengaranya
"aku tidak pernah bercanda Bae Irene"
"kau berubah Sehun" desis Irene
"apa yang berubah dariku? " tanya Sehun tidak mengerti
"aku sudah bersabar menghadapimu selama 16 tahun ini, seharusnya kau bertanya kenapa aku sering menghambur-hamburkan uangmu"
"apa maksudmu? "
"aku tahu kau menyesal menikah denganku kan? Aku tahu kau masih mencintainya"
"diamlah" ucap Sehun berusaha menekan rasa marahnya
"Apa hebatnya dia ? Kau bilang sudah melupakan nya? Tapi apa? Selama ini aku hanya jadi istrimu tapi bukan jadi pemilik hati mu" ucap Irene dengan mata berkaca-kaca
"kau marah padaku, hanya karna aku menghambur-hamburkan uang mu. Lalu bagaimana aku? Yang tidak kau anggap.. Aku juga marah Sehun. Hanya cara itu yang bisa aku lakukan agar aku merasa bisa memilikimu, hanya dengan cara itu aku di sebagai nyonya Oh oleh orang-orang.. Ak----------"
"aku lelah, aku akan tidur bersama Haowen" potong Sehun meninggalkan Irene di kamar mereka
"aishh" Irene menghentakan kakinya kesal
Clek
Pintu kamar terbuka, Irene menelan ludahnya kasar saat mengetahui siapa yang membukapintu kamarnya.
"aku tetap di anggap nyonya Oh tanpa aku membeli barang-barang mewah, aku tetap di anggap nyonya Oh meski aku tidak pernah mengikuti perkumpulan para nyonya besar dan aku tetap di segani meski aku tidak begitu banyak mengikuti acara pesta perusahaan. Kau ingin tahu alasanya kenapa? "
Irene diam tidak menjawab
"karna dari awal aku memang di takdir menjadi nyonya Oh. Karna dari awal aku memang menduduki tempat nyonya Oh,bukan sepertimu mengambil paksa kursi yang sudah ada pemiliknya"
Jaejoong tersenyum sinis berbalik meninggalkan menantu Oh yang tidak pernah di anggapnya.
"satu hal lagi" ucap Jaejoong tanpa membalik badanya
"Di dunia ini ada sesuatu yang tidak dapat di paksakan.
Apakah kau tahu itu? Hal-hal seperti nasib, terlepas dari seberapa keras kau berusaha meraih. Kau tidak bisa mencengkramnya. Dan bahkan kau berhasil mendapatkan itu. Itu tidak akan tinggal di tanganmu selamanya" #PrincessHourTBC

KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Daddy (END)
FanficSebanyak apapun luka yang kau torehkan,aku tetap dengan cinta ku padamu- Jongin Aku hanya baru menyadari jika aku menjatuhkan pilihan yang salah - Sehun Kebohongan itu membuatku ingin bertemu dengan mu dan Kebenaran itu juga membuatku bertambah in...