Bab 6

8.1K 903 53
                                    

Kedua namja dewasa itu masih diam dengan pikiran masing-masing . Belum ada di antara mereka yang berniat memulai pembicaraan . Padahal sudah lebih dari 15 menit mereka duduk di cafe yang terletak tepat di sebrang minimarket.

"jika tidak ada yang di bicarakan,aku pergi" ucap Jongin lelah dengan kediaman Sehun

"Jangan pergi dulu" ucap Sehun cepat
"heumm bagaimana kabarmu?" tanya Sehun

"aku baik seperti yang kau lihat" jawab Jongin berusaha sesantai mungkin. Karna Jongin tidak ingin terlihat lemah di depan Sehun. Cukup dulu tidak untuk sekarang .

Sehun tersenyum kecil "yah,kau tampak baik"

"sepertinya aku harus pergi Sehun-ssi"

"Jongin-ah" ucap Sehun lembut.

Jongin menghela nafasnya kasar lalu memalingkan wajah agar tidak berhadapan dengan Sehun.

"aku merindukanmu"

"bagaimana bisa kau merindukan mantan istrimu?.. Ini akan terdengar menyakitkan untuk istri dan putra mu di rumah" ucap Jongin pelan

"Jong--------------------------"

"disaat kau membawa surat perceraian aku berpikir kita masih bisa memperbaikinya,di saat kedua orangtua mu menentang perceraian ,aku berpikir aku masih memiliki harapan tapi saat kau mengatakan dia mengandung anakmu,aku tahu aku sudah kalah telak olehnya, aku tahu aku sudah tidak bisa memperbaiki ataupun memiliki harapan untuk tetap bersamamu" Jongin memberanikan diri menatap Sehun yang sedang menatap Jongin sendu

"hubungan kita sudah berakhir Sehun-ah jadi aku pikir sangat tidak pantas jika kau mengatakan kau merindukan Mantan istri mu,jika kau ingin aku bersikap baik bersikap seperti layaknya teman yang baru bertemu kembali dan jangan terus mengungkit masa lalu kita namun jika kau terus mengungkit masa lalu kita jangan salah aku jika aku bersikap seperti orang asing padamu" ucap Jongin berhanjak dari duduknya

Jongin kembali menatap Sehun
"satu bulan setelah perceraian kita,aku mengirim surat untukmu.. Tapi surat itu kembali datang padaku" 

"Jongin,ini memang terdengar egois tapi aku sungguh merindukanmu,aku-aku bahkan nyaris seperti orang gi-----"

"hanya dua pilihan baik atau buruk tergantung mana yang kau pilih" ucap Jongin datar "ini adalah caraku agar tidak terlihat lemah di depanmu" batin Jongin . Karna Jongin yakin dia sudah berubah bukan Jongin yang dulu yang lemah.

Flashback

Jongin berdiri kaku di depan mesin cuci saat ingin memasukan kemeja Sehun,Jongin mencium wangi parfum berbeda.

"apa maksudnya ini?" lirih Jongin saat mencium wangi parfum tersebut,parfum yang biasa di pakai yoeja.

"aku akan keluar ada pertemuan dengan klien" ucap Sehun datar

"ini hari minggu Hunnie" ucap Jongin berusaha menahan air mata nya.

"aku tahu,tapi aku harus pergi"

"sarapanlah dulu"

"aku akan sarapan dengan klien"

"jika kau pergi,aku sendiri di-----------------------------"

"BERHENTI BERSIKAP MANJA" bentak Sehun

Jongin yang sejak tadi tidak berani membalik badanya untuk berhadapan dengan Sehun,kini semakin tidak berani saat mendengar bentakan Sehun

"aku pikir umma terlalu memanjakanmu" ucap Sehun dingin. Meninggalkan Jongin tanpa memperdulikan isak tangis Jongin

"hikss appo hiks appo hikss hikss" Jongin memukul keras dadanya,berharap rasa sakit itu hilang .. 

Jongin menghapus air matanya kasar,memasukan baju-baju itu dengan kasar ,memasukan sabun cair lalu menghidupkan mesin cuci itu.

Selesai dengan cucian Jongin melangkah menuju dapur. Matanya menangkap dua piring nasi goreng kimchi,satu gelas susu coklat dan satu kopi hitam Sehun. 

Jongin duduk di meja makan,Jongin menjadikan satu piring nasi goreng kimchi yang awalnya dua piring tersebut,. Jongin memakan nasi goreng kimchi itu dengan tergesa-gesa,dengan itu pula air mata yang sejak tadi di tahan kembali mengalir dengan deras,Satu suap dua suap satu tetes dua tetes ,makan dengan menangsi berjalan beriringana,bahkan Jongin menghabiskan kopi hitam dengan sekali teguk.

Tangisan Jongin berubah menjadi raungan yang memilukan.

Prang

Gelas berisi susu coklat itu tak sengaja tersenggol hingga terjatuh menjadi pecahan gelas yang tidak berbentuk lagi .

"hiksss hikss " tangis Jongin masih belum berhenti. Memilih berjongkok berniat mengambil pecahan gelas namun sayatan di jari telunjuknya yang Jongin dapatkan. 

"arghh hiks hiks Seh-- hkis Sehun" dan Jongin menyadari jika rumah tangga nya dengan Sehun sudah mulai berbeda,Jongin menyadari jika Sehun-nya perlahan menjauh darinya,dan Jongin menyadari ada orang ketiga dalam rumah tangganya" ..

Flashback end

Jongin menghapus air matanya mengingat kejadian di masa lalu.
Tidak Jongin tidak ingin mengingat masa lalu yang mengoreskan luka di hatinya.

Sehun adalah lukanya..

"tuan tolong satu porsi bulbogi dan orenge jus nya"

"baik tuan mohon tunggu sebentar"

Dan Jongin bersyukur setidaknya dengan adanya sepembeli itu Jongin tidak kembali mengingat akan masa lalunya.
.
.
.
"aku terganggu dengan sikapmu" ucap Haowen dingin kepada Taeoh saat ini mereka sedang berada di toilet namja untuk menganti seragam dengan seragam olahraga.

"kenapa kau merasa terganggu Oh Haowen?" tanya Taeoh tidak kalah dingin

"sikapmu kepada Ku seperti mengajak permusuhan"

"ah ,,kau merasa seperti itu?"

"yah dan aku merasa terganggu dan aku pikir kita belum pernah bertemu se----------------------------------"

"masa lalu" desis Taeoh menatap Haowen tajam "masa lalu kedua orangtua mu yang membuat ku selalu marah melihat mu,selalu muak melihat mu." Taeoh masih menatap tajam Haowen
" karna kau" Taeoh menunjuk wajah Haowen ,"karna wajah mu mirip dengan orang yang sangat aku benci" Taeoh meninggalkan Haowen dengan banyak pertanyaan di kepalanya.

"orangtuaku?" gumam Haowen tidak mengerti.

TBC

Hehe pendek yah??? ... Votment !!! Makasih.. 
Terus maaf yah aku tidak balas semuanya,tapi aku pasti baca komenannya dan itu bikin aku tambah semangat nulisnya..

It's Not Daddy (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang