Setiap gue ada di dekat Azwar, gue ngerasa nyaman. Beda saat gue ada di dekat Devan.
Dibalik sifat dingin Azwar ke gue, ternyata dia itu care. Gue masih nggak percaya dengan perasaan dia ke gue. Selama beberapa hari ini gue deket banget sama Azwar semenjak Azwar ngungkapin perasaan dia ke gue walaupun terkadang dia agak nyebelin sih.
Hampir 2 minggu gue di Singapur. Itu tandanya Azwar akan balik ke Jakarta.
"Kok muka lo kecut gitu sih?" tanya Azwar sambil mengemasi barang-barangnya.
"Nggak,"
"Kasih tahu gue dong! Lo sakit? Lo marah sama gue?"
"Iya gue marah sama lo!"
"Kok bisa?"
"Lo aneh banget yah! Nggak peka,"
"Maksudnya?"
"Ihh, lo benar-benar bego atau apa sih?" menghentakkan kaki di lantai.
"Iya, gue ngerti kok. Karna gue mau balik kan ke Jakarta? Gue cuma mau godain lo aja kok".
"Rese,"
"Manda,"
"Hmm..."
"Sini deh" ajak Azwar.
"Gak, gue nggak mau. Lo pasti mau ngerjain gue lagi"
"Gue punya sesuatu buat lo"
"Apaan?"
"Makanya lo kesini, duduk deket gue".
"Serius? Lo mau ngasih gue sesuatu? Becanda kan?"
"Gue serius, sini"
Gue mendekat dengan sedikit waswas. Bisa aja Azwar tiba-tiba ngerjain gue. Ternyata Azwar memang ngasih gue sesuatu, gue nggak nyangka. Dan gue suka banget sama hadiah itu.
"Nih!" menyodorkan sebuah kotak.
"Ini kan kotak"
"Iya, kotak. Dibuka aja!"
"Gelang?? Cantik banget, mainannya popcorn".
"Lo suka?"
"Suka banget, gelangnya cantik. Makasih ya Azwar"
"Lebih cantik lagi kalau gelangnya ada di pergelangan tangan lo"
"Huh?"
"Sini gue pakein, gue sengaja milih gelang ini karena mainannya itu popcorn".
"Lo adalah cowok pertama yang ngasih gue hadiah, dan lo adalah cowok yang jadi first kiss gue"
"Lo masih ingat hal itu?"
"Ya iyalah, dan lo buat gue nggak bisa lupa dengan hal gila yang lo lakuin, belum kenal dan bukan siapa-siapa main cium gitu aja"
"Gue kan udah minta maaf"
"Maaf aja nggak cukup"
"Kalau jadi pacar gue, cukup nggak?"
"Nggak" mengalihkan pandangan.
"Gue masih punya satu gelang lagi"
"Buat siapa? Buat Dinda yah?"
"Buat gue" menunjukkan pergelangan tangannya.
"Bagus kan? Kita couplean"
"Norak, seharusnya lo itu coupleannya bareng Dinda"
"Gue kan maunya bareng lo, bukan Dinda".
"Pacarlo siapa coupleannya siapa, gak nyambung lo"
"Ntar lagi lo bakal jadi pacar gue"
"Lo kok yakin banget sih?"
"Nggak yakin? Yaudah kita lihat aja ntar"
" Kalau ada yang nembak gue gimana?"
"Ya jangan diterima!"
"Gue harus terima"
"Kenapa harus?"
"Karna prinsip gue itu cuma satu, siapa orang pertama yang nembak gue, akan gue terima sebagai pacar gue, tapi kalau dia nembak gue sedangkan dia masih punya pacar sih ngga gue terima"
"Maksud lo?"
"Udah ah lupain aja! Lo kan harus berangkat, cepetan beresin barang-barang lo".
"Lo ikut anterin gue ke bandara yah!"
"Gue? Hmm, ok! Gue siap-siap dulu yah"
"Jangan lama!"
*****
tetap setia baca POPCORN ya
ditungguuu VOTE dan COMMENTnya
Salam,
Ulfah Romaito
KAMU SEDANG MEMBACA
POPCORN
Teen FictionCerita cinta gue dimulai dari SMA. Disitulah gila-gilanya gue mengekspresikan perasaan gue . Cinta gue itu seperti popcorn. Bukan karna gue suka popcorn tapi karna cinta gue ke dia itu seperti popcorn yang selalu meletup-letup dan ada rasa asin, man...